Ada banyak penyebab perut sakit saat hamil, mulai dari yang ringan hingga serius.
Secara umum, rasa sakit ini normal, karena merupakan bagian dari dampak perubahan hormon kehamilan serta perkembangan dan pertumbuhan janin dalam kandungan.
Akan tetapi, yang perlu Bunda ketahui adalah bagaimana membedakan rasa sakit yang normal dengan yang berisiko membahayakan kesehatan Anda dan bayi.
Untuk membantu Anda membedakannya, berikut ini uraian mengenai perut sakit saat hamil yang normal dan berbahaya.
Artikel Terkait: Ini Penyebab Perut Bagian Bawah Sakit Saat Hamil
Apa Saja Penyebab Umum Perut Sakit Saat Hamil?
Sumber: Pexels
Secara umum, beberapa penyebab perut sakit saat hamil ini di antaranya:
1. Masalah Pencernaan
Semakin besar janin di dalam kandungan –dan karena pengaruh meningkatnya hormon progesteron juga, semakin ia memberi banyak tekanan pada perut dan kerja usus melambat, terutama pada trimester kedua dan ketiga.
Nyeri pencernaan di perut, menurut WebMD, bisa berupa gas, kembung, hingga sembelit.
- Gas. Gas dapat terjadi kapan saja selama kehamilan, tetapi umumnya akan terasa lebih banyak mendekati akhir kehamilan karena rahim menjadi lebih besar lagi dan memberi tekanan ekstra pada organ-organ tubuh (semakin memperlambat pencernaan). Atasi dengan olahraga ringan dan menghindari makanan pemicu gas seperti makanan yang digoreng dan berminyak.
- Konstipasi. Hampir seperempat ibu hamil mengalami sembelit. Biasanya ini disebabkan kurangnya serat atau cairan, penggunaan suplemen zat besi, fluktuasi hormon, atau hal lainnya. Oleh karena itu, tingkatkan asupan cairan, makan dalam porsi kecil lebih sering, tingkatkan jumlah serat, dan berolahragalah.
2. Nyeri Ligamen Bundar
Rata-rata ibu hamil mengalami kenaikan berat badan sekitar 11-15 kg selama kehamilannya.
Berat ini, bila dikombinasikan dengan efek hormon pada otot dan ligamen Anda (nyeri ligamen bundar), dapat dengan mudah menyebabkan otot tegang di punggung, tubuh bagian samping, dan perut.
Regangan otot umumnya kencang dan menimbulkan rasa nyeri dan perih, dan menetap di area otot yang tertarik, menarik serabut saraf.
Melansir dari laman Healthline, nyeri ligamen bundar biasanya bersifat sementara atau intermiten.
Hal ini biasanya dialami sebagai kejang mendadak yang intens di perut atau daerah pinggul dengan rasa sakit yang paling sering terjadi di sisi kanan.
Konon, beberapa ibu hamil mengalaminya di kedua sisi.
Jika Anda kerap mengalaminya, lakukanlah hal ini:
- Perlambat gerakan Bunda, terutama bangun atau duduk dan berbaring.
- Seringlah melakukan peregangan harian dan berlatih yoga.
- Jika bersin atau batuk datang, tekuk dan tekuk pinggul Anda
Artikel terkait: Kram Perut Saat Hamil, Kapan Ibu Harus Konsultasi kepada Dokter?
3. Nyeri di Bagian Bawah
Saat janin tumbuh lebih besar di trimester kedua dan ketiga, Bunda mungkin merasakan lebih banyak rasa sakit di perut bagian bawah dan daerah kandung kemih.
Atasi dengan menggunakan ikat pinggang bersalin atau legging bersalin yang berfungsi meringankan ketidaknyamanan ini, terutama ketika Bunda bepergian.
Sepasang legging bersalin yang baik juga dapat membantu Anda merasa lebih nyaman.
Saat tidur, gunakan bantal kehamilan untuk mendukung perut, terutama ketika tidur dalam posisi miring.
4. Kram
Hanya karena Bunda tidak mengalami menstruasi saat hamil bukan berarti Anda tidak akan mengalami kram.
Ketika rahim meregang secara dramatis, terutama pada semester pertama dan kedua, Bunda mungkin akan merasakan kram saat menyesuaikan diri.
Kram ini akan terasa seperti sakit atau nyeri seperti ditusuk-tusuk layaknya kram menstruasi, sering kali muncul dengan rasa panas dan akan hilang dengan sendirinya.
5. Kontraksi Braxton Hicks
Kondisi ini dikenal juga sebagai kontraksi palsu. Menurut American Pregnancy Assosiation, Braxton Hicks memang sering kali terjadi, tetapi lebih ringan tak sehebat kontraksi asli –makanya sering disebut sebagai kontraksi palsu.
Kontraksi ini dirasakan pada otot perut seperti terasa amat keras dan kencang.
Namun, kontraksi ini biasanya tidak teratur, cepat mereda dan membuat ibu hamil tetap bisa beraktivitas seperti biasanya.
Pada beberapa kasus, kontraksi palsu ini bisa disebabkan oleh kurangnya asupan cairan sehingga membuat Bunda dehidrasi.
Oleh karena itu, dengan mengonsumsi air putih biasanya kondisi ini akan segera pulih.
Atau kadang hilang setelah Anda mengubah posisi atau bergerak.
6. HELLP Syndrome
Sindrom HELLP adalah akronim untuk tiga bagian utamanya: Hemolysis (hemolisis), Elevated Liver Enzymes (peningkatan enzim hati), dan Low Platelets (trombosit rendah). Ini adalah komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa.
Tidak jelas apa yang menyebabkan HELLP, tetapi beberapa perempuan mengalami kondisi tersebut setelah menerima diagnosis preeklamsia.
Menurut Preeclampsia Foundation, dari 5 hingga 8 persen perempuan di Amerika Serikat yang mengalami preeklamsia, diperkirakan 15 persennya mengembangkan HELLP.
Akan tetapi, ibu hamil tanpa preeklamsia juga bisa mengalami sindrom ini, dan HELLP lebih sering terjadi pada kehamilan pertama kali.
Sakit perut kuadran kanan atas adalah gejala HELLP. Gejala lainnya menurut Healthline termasuk:
- Sakit kepala
- Kelelahan dan malaise
- Mual dan muntah
- Pandangan kabur
- Tekanan darah tinggi
- Edema (pembengkakan)
- Perdarahan
Jika Bunda mengalami sakit perut yang disertai salah satu dari gejala HELLP di atas, segera dapatkan bantuan medis.
Komplikasi berbahaya atau bahkan kematian dapat terjadi jika HELLP tidak segera diobati.
Artikel terkait: 13 Tips Memanjakan Diri agar Ibu Hamil Bahagia, Bunda Perlu Tahu!
Penyebab Serius Perut Sakit Saat Hamil
Sumber: Freepik
Selain Bunda mungkin mengalami perut sakit saat hamil seperti yang dijelaskan di atas, ada kemungkinan juga mengalami perut sakit yang lebih serius dan perlu diwaspadai.
Ini beberapa kemungkinan yang bisa terjadi bila kehamilan Anda berisiko.
1. Penyakit atau Infeksi
Keduanya dapat terjadi kapan saja selama kehamilan dan bisa jadi tidak berhubungan langsung dengan kehamilan Anda.
Peluang Bunda untuk mengalami semua ini sangat dipengaruhi oleh genetika dan gaya hidup. Seperti:
Ciri khas dari infeksi saluran kemih ialah nyeri perut bagian bawah yang bisa disertai dengan rasa terbakar ketika buang air kecil.
Waspada, Bunda, karena kondisi ini bisa sampai mengakibatkan komplikasi di mana infeksi menyebar ke ginjal.
Gejala lain yang mungkin dialami adalah nyeri punggung bagian bawah, nyeri di sisi tubuh di bawah tulang rusuk atau di atas tulang panggul, demam, berkeringat, meriang, dan demam.
2. Keguguran
Keguguran umumnya 10-15 persen terjadi di trimester pertama (sebelum usia kehamilan 20 minggu), dan ini menjadi salah satu penyebab sakit perut saat hamil muda.
Bunda harus memberi tahu dokter kandungan Anda jika mengalami:
- Bercak berat
- Perdarahan vagina
- Keluarnya gumpalan darah
- Sakit perut atau kram yang parah
- Sakit punggung ringan hingga berat
- Nyeri punggung ringan sampai berat
- Sakit parah di sisi kanan perut bagian bawah
Selain itu, biasanya ibu juga mengalami kontraksi 5-20 menit yang diikuti dengan keluarnya perdarahan coklat atau merah, dengan atau tanpa kram, dan keluar jaringan atau gumpalan dari vagina.
3. Kehamilan Ektopik
Kondisi kehamilan ektopik terjadi pada sekitar 1 dari setiap 50 kehamilan.
Kehamilan ini terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada bagian anatomi wanita di luar rahim.
Genetika, hormon, usia, dan riwayat jaringan parut/prosedur sistem reproduksi invasif dapat menyebabkan kemungkinan masalah ini lebih tinggi.
Beri tahu dokter kandungan segera jika Bunda mengalami:
- Gelombang nyeri yang tajam di perut, bahu, panggul, atau leher
- Bercak berat
- Pusing atau pingsan
- Tekanan rektal
4. Persalinan Prematur
Sekitar seperempat dari semua persalinan prematur (yang terjadi sebelum 37 minggu) terjadi secara spontan.
Beberapa penyebab persalinan prematur meliputi:
Janin yang lahir sebelum usia 23 minggu tidak akan bertahan hidup di luar tubuh ibu, jadi penting untuk segera memberi tahu dokter kandungan jika Anda menunjukkan tanda-tanda persalinan dini.
5. Preeklamsia
Sekitar 5 persen perempuan di Amerika Serikat mengalami preeklamsia.
Preeklamsia adalah kondisi medis yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan jumlah protein yang tinggi di urinenya.
Umumnya terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu –mungkin juga terjadi lebih awal atau bahkan setelah melahirkan.
Ibu hamil lebih mungkin mengalami preeklamsia jika sebelumnya memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau diabetes, obesitas, dan hamil di usia remaja atau di atas 35 tahun.
Bunda harus segera memberi tahu dokter kandungan jika mengalami:
- Sakit kepala persisten/parah
- Pembengkakan abnormal di tangan dan wajah
- Kenaikan berat badan secara tiba-tiba
- Perubahan penglihatan
- Sakit perut bagian atas di sisi kanan
- Sesak napas
- Mual
- Buang air kecil hanya sedikit
6. Solusio Plasenta
Sinyal utama bahwa Bunda mengalami masalah ini adalah perdarahan di vagina.
Namun, darah dapat tersumbat oleh plasenta yang bergeser, jadi Bunda mungkin tidak memiliki tanda peringatan mengenai masalah ini.
Tanda-tanda lain dari solusio plasenta meliputi:
- Ketidaknyamanan
- Sakit perut dan punggung tiba-tiba
- Payudara nyeri saat ditekan
Seiring waktu gejala ini hanya akan bertambah buruk dan Anda harus menemui dokter sesegera mungkin untuk memastikan keselamatan bayi.
7. Radang Usus Buntu
Radang usus buntu adalah infeksi usus buntu yang dapat terjadi selama kehamilan dan membutuhkan perawatan segera.
Gejala radang usus buntu saat hamil adalah:
- Sakit di sisi kanan
- Sakit perut di dekat pusar
- Mual
- Kurang nafsu makan
- Muntah
- Demam
- Kelelahan
8. Batu Empedu
Tugas dari kandung empedu adalah membantu Anda mencerna makanan berlemak.
Saat Bunda hamil, hormon dan sistem pencernaan dapat memengaruhi kantong empedu dan menyebabkan Anda mengembangkan batu empedu. Batu-batu ini bisa menyebabkan:
- Rasa sakit yang tajam dan menusuk di sisi kanan atas tubuh
- Mual
- Muntah
- Kehilangan selera makan
- Demam
Batu empedu dapat hilang dengan sendirinya, atau yang terparah memerlukan perawatan medis.
Konsultasikan dengan dokter bila Anda mengalami gejala-gejala di atas.
Artikel terkait: 8 Penyebab Warna Urine Kuning Pekat Saat Hamil, Bahayakah Kondisi Ini?
Bagaimana Cara Mengatasi Perut Sakit Saat Hamil?
Sumber: Pexels
Melansir WebMD, untuk meredakan perut sakit saat hamil, terutama nyeri atau kram yang diakibatkan otot dan ligamen yang meregang adalah sebagai berikut:
- Istirahat cukup.
- Mandi air hangat, kalau bisa menggunakan shower.
- Olahraga ringan secara teratur untuk membantu memperkuat dan mengencangkan otot perut. Hindari olahraga sambil berbaring telentang selama lebih dari beberapa menit terutama di trimester awal karena berpotensi menurunkan aliran darah ke bayi yang sedang berkembang.
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?
Sumber: Pexels
Meskipun rasa sakit pada perut saat hamil sulit diidentifikasikan penyebabnya, Bunda perlu memeriksakannya ke dokter jika sering mengalami sakit perut saat hamil, terutama bila Anda mengalami:
- Sakit perut atau punggung yang konstan atau parah
- Rasa sakit yang lebih buruk di malam hari atau saat berbaring
- Nyeri saat buang air kecil
- Debit buang air kecil yang tidak biasa
- Kontraksi sebelum 37 minggu dan terjadi dalam 10 menit
- Penurunan nyata pada gerakan bayi setelah usia kehamilan 28 minggu
- Muntah dan mual atau diare
- Sakit kepala ekstrem atau konstan
- Perdarahan atau kebocoran cairan vagina
- Demam
- Penglihatan kabur
Sebagian besar penyebab nyeri perut bagian bawah yang umum terjadi saat hamil hanya berada pada tingkat ringan hingga sedang dan hanya berlangsung sesaat serta hilang dengan sendirinya.
Periode nyeri yang berkepanjangan atau nyeri hebat merupakan indikator Anda harus segera menghubungi dokter.
***
Demikianlah yang perlu Bunda ketahui mengenai masalah perut sakit saat hamil dan cara mengatasinya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Baca juga:
10 Jenis Sakit Saat Hamil yang dirasakan Ibu dan jarang diketahui orang
Nyeri sendi saat hamil, 7 langkah ini bisa bumil lakukan untuk mengatasinya
Payudara Sakit Saat Hamil? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.