Apa saja penyebab air ketuban sedikit dan bagaimana cara mengatasinya?
Perlu Bunda tahu, air ketuban tidak hanya berfungsi melindungi bayi di dalam kandungan, tetapi juga bersifat sebagai penyalur oksigen dan makanan dari ibu ke janin.
Oleh sebab itu, ibu hamil jangan sampai kekurangan air ketuban karena bisa memicu risiko buruk bagi janin yang dikandung. Dengan demikian, para ibu hamil harus mengetahui cara mengatasi air ketuban sedikit.
Apa Itu Air Ketuban Sedikit atau Oligohidramnios?

Dalam dunia medis, air ketuban sedikit atau lebih rendah dari yang diharapkan selama kehamilan dikenal dengan istilah oligohidramnion atau oligohidramnios.
Air ketuban ini adalah cairan seperti air yang mengelilingi janin di dalam rahim. Fungsinya melindungi janin dari infeksi dan kompresi tali pusat, serta melindungi gerakan janin selama berada di dalam rahim. Cairan ini juga membantu mengembangkan sistem pencernaan dan pernapasan bayi, serta mengatur suhu tubuhnya di dalam sana.
Bila volume air cairan ketuban sedikit, ini bisa menjadi tanda bahwa ada masalah pada janin. Dan yang terparah, bisa memengaruhi perkembangan janin hingga menyebabkan komplikasi selama persalinan dan melahirkan.
Air ketuban mulai keluar sekitar 12 hari setelah pembuahan. Jumlahnya akan terus meningkat hingga puncaknya pada usia kehamilan 36 minggu.
Setelah itu, kadar cairan ketuban mulai menurun mendekati persalinan.
Kasus oligohidramnion memang tidak banyak terjadi pada ibu hamil. Menurut Cleveland Clinic hanya ada sekitar 4% ibu hamil yang mengalaminya, paling umum terjadi di tiga bulan terakhir kehamilan.
Angka tersebut biasanya meningkat menjadi sekitar 12% setelah kehamilan melewati tanggal jatuh tempo hari perkiraan lahir (HPL).
Sebab, memang kadar cairan ketuban menurun setelah usia kehamilan 40 minggu.
Apa Saja Penyebab Air Ketuban Sedikit?
Sering kali penyebab air ketuban sedikit tidak diketahui. Namun, dari beberapa kasus yang pernah ada, ahli kandungan merangkum penyebab mayoritas dari air ketuban sedikit, melansir dari March of Dimes, adalah:
- Masalah kesehatan, seperti hipertensi atau preeklamsia (masalah dengan tekanan darah tinggi) atau diabetes (tingginya kadar gula dalam darah) yang sudah ada sebelumnya.
- Obat-obatan tertentu, seperti obat yang dikonsumsi untuk mengobati tekanan darah tinggi. Bila Bunda memiliki riwayat tekanan darah tinggi, konsultasikan dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan untuk memastikan tekanan darah Anda terkendali.
- Kehamilan lewat waktu. Yaitu, kehamilan yang terjadi 2 minggu atau lebih melewati tanggal jatuh tempo (HPL). Kehamilan cukup bulan adalah kehamilan yang berlangsung 39 hingga 41 minggu.
- Cacat lahir, terutama yang memengaruhi ginjal dan saluran kemih bayi.
- Ketuban pecah dini (KPD), yakni ketika kantung ketuban pecah setelah 37 minggu kehamilan dan sebelum persalinan dimulai.
- Anomali kongenital atau cacat lahir yang memengaruhi ginjal atau saluran kemih bayi Anda.
- Masalah dengan plasenta.
- Dehidrasi.
- Sindrom transfusi kembar-ke-kembar (Twin to Twin Transfusion Syndrome/ TTTS), yaitu komplikasi kehamilan pada janin kembar identik di mana ada ketidakseimbangan aliran darah antara kedua janin yang berbagi satu plasenta.
Apa yang Dirasakan Ibu Hamil Saat Air Ketuban Sedikit?

Secara fisik Bunda mungkin tidak akan tahu bahwa cairan ketuban dalam rahim Anda sedikit atau kurang dari seharusnya. Hal ini hanya bisa diketahui saat dokter kandungan melakukan USG saat pemeriksaan prenatal.
Namun, beberapa hal yang dapat Bunda rasakan ketika air ketuban sedikit biasanya berupa:
- Keluarnya cairan dari vagina.
- Rahim Anda berukuran kecil.
- Bunda tidak merasa bayi cukup bergerak.
- Berat badan Bunda tak kunjung naik.
Anda juga berada pada peningkatan risiko cairan ketuban rendah jika memiliki cairan ketuban sedikit pada kehamilan sebelumnya.
Apa Ciri-ciri Air Ketuban Berkurang?

Salah satu ciri-ciri air ketuban berkurang atau sedikit adalah munculnya cairan dari vagina. Ini merupakan tanda utama dari air ketuban sedikit.
Apabila merasakan rembesan air ketuban tapi bukan keputihan, segeralah memeriksakan diri ke dokter kandungan.
Selanjutnya dokter akan memeriksa tanda-tanda lain, seperti apakah berat badan bertambah selama kehamilan ataupun tidak, atau bayi tumbuh secepat yang seharusnya.
Dokter melakukan pemeriksaan tersebut dengan menggunakan ultrasound (USG). Dari pemeriksaan ini akan terlihat berapa jumlah cairan ketuban.
Apa Bahaya Air Ketuban Sedikit pada Janin?
Jika air ketuban sedikit terjadi pada 2 trimester pertama (6 bulan pertama) kehamilan, kemungkinan besar akan menimbulkan bahaya yang lebih serius dibandingkan jika terjadi pada trimester terakhir. Risiko yang mungkin dialami ibu dan janin di antaranya:
Jika air ketuban sedikit terjadi pada trimester ketiga kehamilan, faktor risiko yang mungkin dihadapi adalah:
- Bayi tumbuh perlahan atau lebih lambat, seperti ukuran dan berat badan bayi kurang.
- Masalah selama persalinan dan kelahiran, seperti tali pusar terjepit. Tali pusat membawa makanan dan oksigen dari plasenta ke bayi. Jika tali pusar tidak dalam posisi yang benar, bisa menghambat aliran nutrisi dan oksigen kepada bayi.
- Berpeluang besar operasi caesar.
Bagaimana Cara agar Air Ketuban Banyak?

Bunda disarankan minum air lebih banyak untuk membantu meningkatkan jumlah cairan ketuban. Selain itu, lakukanlah lebih sedikit aktivitas fisik atau perbanyak istirahat di tempat tidur.
Meski mengalami air ketuban sedikit, tetapi selama kehamilan Bunda selalu dalam keadaan yang sehat, Anda mungkin tidak memerlukan perawatan khusus.
Dokter kandungan mungkin hanya menyarankan kunjungan prenatal yang lebih sering agar ia bisa memantau kesehatan dan kondisi air ketuban melalui USG, bisa dilakukan setiap minggu atau lebih sering.
Terkadang, dokter juga akan merekomendasikan amnioinfusion untuk membantu mencegah masalah pada bayi, salah satunya tali pusat terjepit.
Amnioinfusion adalah larutan garam (air asin) yang dimasukkan ke dalam rahim melalui leher rahim (pembukaan rahim yang berada di bagian atas vagina Anda).
Jika cairan ketuban masih juga terlalu rendah atau jika janin mengalami kesulitan untuk tetap sehat, dokter bisa saja merekomendasikan persalinan dini untuk mencegah masalah selama persalinan dan kelahiran.
Namun, dengan perawatan prenatal yang teratur, kemungkinan bayi Anda akan lahir dengan sehat.
Apa yang Harus Dilakukan Saat Air Ketuban Sedikit?
Saat merasakan gejala air ketuban berkurang atau sedikit, segera temui dokter kandungan. Terutama jika Bunda mengalami salah satu dari tanda bahaya ini:
- Mengalami kebocoran sejumlah besar cairan ketuban dari vagina
- Perdarahan vagina
- Kram atau nyeri panggul
- Kontraksi
- Merasakan kurangnya pergerakan bayi di dalam rahim Anda.
Bagaimana Cara Mencegah Air Ketuban Sedikit?
Cara utama mencegah air ketuban sedikit yang harus Bunda lakukan adalah dengan menghadiri semua jadwal pemeriksaan prenatal. Selain itu, ada beberapa cara untuk mencegah air ketuban sedikit. Dilansir dari situs Parenting Firstcry, inilah cara-caranya.
1. Tidak Minum Alkohol

Ibu hamil harus menghindari alkohol, karena alkohol sangat berbahaya bagi kesehatan ibu hamil dan janin.
Alkohol juga bisa menyebabkan tubuh dehidrasi dan menurunkan jumlah air ketuban.
2. Hindari Suplemen Herbal
Suplemen herbal tertentu berfungsi sebagai diuretik, yaitu bisa membuat Bunda menjadi lebih sering buang air kecil.
Ketika ibu hamil semakin sering buang air kecil, maka berisiko mengalami dehidrasi.
Tubuh yang dehidrasi tidak baik untuk ibu hamil. Bunda harus menjaga tubuh agar terhidrasi demi meningkatkan cairan ketuban.
3. Olahraga Ringan Teratur

Untuk mengatasi air ketuban sedikit, ibu hamil bisa melakukan olahraga ringan setiap harinya dalam waktu sekitar 30 menit.
Olahraga yang rutin membantu meningkatkan aliran darah ke berbagai bagian tubuh, sehingga berdampak pula pada tingkat cairan ketuban yang meningkat.
Air ketuban sedikit atau oligohidramnion adalah kondisi yang berpotensi serius. Ini dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan dan memengaruhi pertumbuhan janin.
Apabila mengalami hal-hal di atas, cobalah untuk tetap tenang, karena kebanyakan kasus yang didiagnosis dengan oligohidramnion masih sangat mungkin memiliki bayi yang sehat.
Dokter kandungan akan memantau dengan cermat dan bekerja sama dengan Anda untuk menentukan rencana perawatan yang paling aman.
Menghadiri semua kunjungan pranatal dan membagikan gejala kehamilan Anda adalah cara terbaik untuk mendeteksi potensi masalah, termasuk kemungkinan air ketuban sedikit.
***
Baca juga:
Warna Air Ketuban Jadi Tanda Kondisi Janin, Kapan Harus Waspada?
Air ketuban keruh bahaya bagi bayi, ketahui 3 penyebabnya!
Air ketuban sedikit saat hamil, waspadai bayi alami cacat lahir
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.