Imunisasi BCG: Manfaat, Efek Samping, Kontraindikasi, hingga Biaya

Untuk mencegah TBC yang merupakan salah satu penyakit mematikan, imunisasi BCG harus dilakukan. Ini penjelasan selengkapnya, Bun!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Imunisasi BCG merupakan salah satu imunisasi wajib yang harus diberikan kepada si kecil. Jenis imunisasi ini diberikan sekali seumur hidup agar seseorang terlindung dari risiko penyakit tuberkulosis.

Tahukah Parents, tuberkulosis yang biasa disebut juga TB atau TBC merupakan 1 dari 10 penyakit menular penyebab kematian di Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI bahkan menyebut, pada tahun 2018 jumlah kasus penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia diperkirakan 824 ribu insiden dengan angka kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam. Ini menempatkan Indonesia di posisi tertinggi ketiga dengan kasus TB setelah India dan China.

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC paru-paru adalah bentuk yang paling umum, tetapi tuberkulosis juga kadang-kadang menyerang bagian tubuh lainnya seperti otak (meningitis), tulang, sendi, dan ginjal.

Lantaran alasan itulah, sangat penting memberikan imunisasi BCG pada anak. Nah, berikut ini theAsianparent akan mengulas secara lengkap segala hal yang perlu Parents ketahui tentang imunisasi BCG.

Apa Itu Imunisasi BCG?

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Imunisasi BCG adalah pemberian vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) yang bertujuan melindungi seseorang dari risiko tertular penyakit tuberkulosis. Faktanya, tuberkulosis adalah penyakit menular sangat serius yang dapat menyebabkan meningitis TB pada bayi.

Vaksin BCG disuntikkan pada daerah lengan atas (deltoid) sebelah kiri. Setelah penyuntikan vaksin ini, biasanya akan muncul bisul atau luka bernanah.

Akan tetapi, Parents tidak perlu panik, karena bisul di area lengan muncul sebagai respon imun tubuh lantaran vaksin BCG mengandung bakteri hidup sehingga penyuntikannya akan menyerupai infeksi alamiah.

Jadwal Imunisasi BCG 

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan imunisasi BCG diberikan sesegera mungkin saat bayi baru lahir atau saat usia 1 bulan dan paling lambat sebelum bayi berusia 3 bulan.

Lantas, bagaimana jika anak terlambat diberi imunisasi BCG? Nah, jika anak sudah berusia lebih dari 3 bulan, maka ia harus melakukan tes tuberkulin terlebih dahulu sebelum diberi vaksin.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Jadwal Imunisasi Bayi Usia 0-24 Bulan Sesuai Arahan IDAI

Siapa Saja yang Perlu Mendapat Imunisasi BCG?

Sumber: Freepik

Vaksin BCG hanya boleh diberikan sekali seumur hidup. Beberapa kelompok prioritas yang perlu mendapat imunisasi BCG yaitu:

BCG untuk Bayi

Vaksinasi BCG direkomendasikan untuk bayi hingga usia 1 tahun, terutama yang tinggal di negara dengan angka kasus tuberkulosis yang tinggi seperti Indonesia. Biasanya, dokter atau petugas kesehatan akan menawarkan imunisasi BCG pada bayi saat usia si kecil sekitar 28 hari.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

BCG untuk Anak Usia 16 Tahun ke Bawah 

Vaksinasi BCG juga dapat direkomendasikan untuk anak yang lebih tua, belum pernah mendapatkan vaksin BCG dan memiliki peningkatan risiko terkena tuberkulosis. Misalnya, anak-anak yang tinggal atau kontak dekat dengan seseorang dengan TB menular.

BCG untuk Orang Dewasa

Vaksinasi BCG sebenarnya jarang diberikan kepada mereka yang berusia di atas 16 tahun karena hanya ada sedikit bukti bahwa vaksinasi ini bekerja dengan baik pada orang dewasa.

Meski demikian, vaksin ini biasanya diberikan kepada orang dewasa berusia 16 hingga 35 tahun yang berisiko terinfeksi tuberkulosis karena faktor pekerjaan. Misalnya petugas kesehatan, staf dokter hewan, dan petugas rumah potong hewan.

Cara Kerja Imunisasi BCG 

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Vaksin BCG mengandung strain bakteri tuberkulosis yang dilemahkan. Bakteri yang digunakan untuk vaksin BCG antara lain Mycobacterium bovis, yang menyebabkan TBC pada hewan seperti sapi dan musang.

Bakteri dalam vaksin dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit pada orang sehat. Pemberian vaksin BCG akan membangun sistem kekebalan dan mendorong tubuh untuk melawan bakteri TB jika sewaktu-waktu tubuh terinfeksi.

Vaksinasi BCG yang diberikan kepada bayi dan anak-anak terbukti memberikan perlindungan yang konsisten hingga 80% terhadap bentuk tuberkulosis anak yang parah, seperti meningitis TB.

Kontraindikasi

Melansir laman resmi Centers for Disease Control and Prevention, berikut ini beberapa kondisi yang tidak disarankan untuk menerima vaksin BCG:

  • Immunosupresi. Vaksinasi BCG tidak boleh diberikan kepada orang yang mengalami immunosupresi (misalnya, orang yang terinfeksi HIV) atau yang kemungkinan besar mengalami gangguan kekebalan (misalnya, orang yang menjadi kandidat untuk transplantasi organ).
  • Kehamilan. Vaksinasi BCG juga tidak boleh diberikan selama kehamilan. Meskipun tidak ada efek berbahaya dari vaksinasi BCG pada janin yang telah diamati, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan keamanannya.
  • Menerima kortikosteroid atau pengobatan penekanan kekebalan lainnya, termasuk radioterapi
  • Menderita penyakit ganas seperti limfoma, leukemia, Hodkin, atau tumor lain dari sistem retikuloendotel
  • Diketahui atau dicurigai memiliki penyakit yang mengganggu kekebalan, seperti hipogammaglobulinemia
  • Memiliki hasil tes Mantoux positif atau Interferon Gamma Release Assay (IGRA) positif
  • Demam yang signifikan
  • Dengan kondisi kulit septik umum
  • Tinggal di rumah di mana kemungkinan kasus TB aktif sedang diselidiki (Bayi atau anak dapat menerima vaksin BCG jika pengujian memastikan bahwa mereka belum terinfeksi TB)

Di samping itu, terdapat pula sejumlah kondisi yang mengharuskan pemberian vaksin BCG ditunda, di antaranya adalah:

  • Berat badan bayi tidak lebih dari 2,5 kilogram atau dalam keadaan yang tidak sehat
  • Ibu dinyatakan positif HIV, sementara sang bayi belum diketahui apakah ia juga terinfeksi HIV atau tidak
  • Sudah mendapatkan jenis vaksin lain dalam kurun waktu 4 minggu terakhir
  • Sedang mengalami sakit parah atau demam

Apakah Vaksin BCG Mengandung Bahan yang Berasal dari Hewan?

Adanya produk atau bahan hewani kerap menimbulkan tanya tersendiri di benak para orang tua di Indonesia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk vaksin BCG sendiri, tidak ada produk darah dalam vaksin. Semua bahan baku yang digunakan untuk membuat vaksin berasal dari bahan non-hewani.

Manfaat Imunisasi BCG 

Sumber: Freepik

1. Melindungi Anak-Anak dari Risiko Tuberkulosis yang Parah

Imunisasi BCG bermanfaat untuk mencegah seseorang tertular penyakit tuberkulosis. Penelitian menunjukkan bahwa vaksin BCG dapat mencegah bentuk penyakit tuberkulosis yang parah pada anak-anak, seperti tuberkulosis di otak (meningitis TB).

2. Mencegah Penularan Penyakit dari Pasien Tuberkulosis 

Vaksin BCG diketahui tidak cukup optimal untuk mencegah tuberkulosis yang menyerang paru-paru pada orang dewasa. Oleh karena itu, vaksinasi BCG jarang diberikan kepada orang yang berusia di atas 16 tahun karena hanya ada sedikit bukti bahwa vaksinasi ini bekerja dengan baik pada orang dewasa.

Meski demikian, mereka yang sering berinteraksi dengan pasien tuberkulosis seperti dokter, perawat, dan pekerja kesehatan berusia maksimal 35 tahun wajib mendapatkan imunisasi BCG.

Artikel terkait: 13 Jenis Imunisasi untuk Bayi Baru Lahir dan Manfaatnya yang Perlu Parents Ketahui

Efek Samping Imunisasi BCG 

Nah, berikut ini beberapa efek samping umum imunisasi BCG yang mungkin terjadi.

1. Nyeri di Area Suntikan

Sebagian besar anak mengalami luka atau benjolan di area suntikan. Setelah sembuh, luka mungkin meninggalkan bekas luka kecil. Ini adalah kondisi normal dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Lepuh yang menonjol memang akan muncul pada mayoritas orang yang divaksinasi dengan BCG, hanya saja tidak semua orang mengalaminya.

Jadi, jika si kecil tampak tidak memiliki luka atau lepuh pada lengannya, itu tidak berarti bahwa tubuh anak tidak bereaksi terhadap vaksin. Parents pun tidak perlu melakukan imunisasi BCG pada si kecil untuk kedua kalinya.

2. Demam

Efek samping lain yang mungkin dialami setelah vaksinasi BCG adalah demam. Gejala demam setelah pemberian vaksin juga merupakan kondisi yang normal. Ini merupakan pertanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja membentuk imunitas untuk menghadapi suatu penyakit.

3. Sakit Kepala 

Sakit kepala termasuk efek samping vaksin yang umum terjadi. Biasanya, efek samping ini akan hilang dengan sendirinya dalam 1-2 hari. Untuk mengurangi sakit kepala, istirahat yang cukup dan konsumsi obat pereda nyeri seperti paracetamol bila perlu.

4. Pembengkakan Kelenjar di Ketiak 

Efek samping lain yang mungkin terjadi adalah pembengkakan kelenjar di ketiak atau leher. Kondisi ini terkadang membutuhkan perawatan khusus sehingga perlu dikonsultasikan lebih jauh dengan dokter.

5. Komplikasi Lainnya

Dalam kasus yang jarang terjadi, pemberian vaksin dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti abses, radang tulang, dan tuberkulosis yang meluas.

Efek samping yang serius dari vaksin BCG juga termasuk reaksi alergi parah (anafilaksis), tetapi kondisi ini sangat jarang terjadi.

Cara Merawat Area Suntikan Vaksin BCG 

Sumber: Pexels

Setelah vaksinasi, papula merah kecil (bintik) muncul dalam satu hingga tiga minggu. Papula cenderung melunak dan pecah yang menghasilkan borok kecil. Luka ini bisa memakan waktu hingga tiga bulan untuk sembuh sepenuhnya dan biasanya meninggalkan bekas luka kecil.

Beberapa langkah yang perlu Parents lakukan setelah imunisasi BCG diberikan, antara lain:

  • Biarkan area suntikan sembuh secara alami, pastikan area tersebut tetap bersih dan kering. Jangan gunakan krim atau salep.
  • Bila perlu, usapkan pembalut kasa steril dengan hati-hati tetapi jangan gunakan plester maupun serat atau kain yang menempel langsung di atas area suntikan.
  • Hindari benturan dan goresan pada area suntikan.

Artikel terkait: Hati-hati! Anak Pengidap TBC Rentan Tertular COVID-19

Biaya Imunisasi BCG

Biaya imunisasi BCG tergolong murah apabila dilakukan di puskesmas, posyandu, dan rumah sakit pemerintah, karena mendapat subsidi dari pemerintah. Sedangkan di rumah sakit swasta, meskipun relatif lebih tinggi, masih tergolong murah jika dibanding dengan vaksin MMR atau vaksin lainnya.

Ciri-ciri Imunisasi BCG yang Gagal

Banyak orang tua di luar sana mungkin bertanya-tanya apakah benar keberhasilan imunisasi BCG itu dapat dilihat dari bekas lukanya? Apakah jika timbul luka kecil dan bernanah itu tandanya berhasil?

Hampir setiap orang ketika diberi vaksinasi BCG akan memiliki luka di tempat suntikan. Sekitar 2 hingga 6 minggu setelah injeksi, bintik kecil mungkin muncul di tempat injeksi tersebut. 

Oleh karenanya, sangat penting untuk membiarkan area tersebut tidak tertutup karena udara dapat membantu menyembuhkannya. Lantas, bagaimana jika bintik kecil tersebut tidak muncul?

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa jika tidak muncul bekas suntikan BCG, itu bukan berarti imunisasi tersebut gagal. Tidak perlu melakukan vaksinasi BCG untuk kedua kalinya. Hal ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti:

  • Kekebalan kulit
  • Kurangnya dosis yang diberikan
  • Cara penyuntikannya salah
  • Kondisi vaksin yang kurang bagus
  • Reaksi sistem imun pada anak
  • Kepekaan kulit

Namun, jika ingin memastikannya lebih lanjut, Anda bisa menghubungi dokter spesialis yang menangani bayi Anda sebelumnya.

Setelah Imunisasi BCG, Selanjutnya Imunisasi Apa?

Melansir dari laman Kementerian Kesehatan RI, berikut adalah jadwal imunisasi dasar lengkap untuk anak berdasarkan usianya.

  • Imunisasi Hepatitis B (HB-0) diberikan kepada bayi yang usianya kurang dari 24 jam
  • BCG dan Polio 1 diberikan untuk bayi usia 1 bulan
  • DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2 untuk bayi usia 2 bulan
  • DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3 kepada bayi 3 bulan
  • Imunisasi DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik untuk bayi usia 4 bulan
  • Campak atau MR diberikan kepada bayi 9 bulan
  • DPT-HB-HIB dan MR lanjutan untuk anak 18 bulan
  • DT dan MR untuk anak kelas 1 SD atau sederajat
  • Imunisasi TD untuk anak kelas 2 SD atau sederajat
  • Imunisasi TD diberikan kepada anak kelas 5 SD atau setingkat

Apakah Bayi yang Sudah Imunisasi BCG Bisa Terkena TBC?

Seperti yang kita ketahui bahwa BCG memiliki bakteri yang bisa menyebabkan tuberkulosis (TB) melemah. Vaksin ini dapat membantu bayi Anda mengembangkan perlindungan atau kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut.

Imunisasi BCG sangat efektif dalam melindungi bayi dan anak kecil dari bentuk TB parah. Namun, tidak efektif terhadap TB yang menyerang paru-paru pada orang dewasa. Adapun sejumlah penelitian imunisasi BCG yang menunjukkan beberapa efektifitas. 

Mulai dari mengurangi risiko penyakit TB sekitar 50 persen, mengurangi bentuk berat penyakit TB seperti meningitis anak sekitar 70 persen, hingga memberikan perlindungan selama 10 tahun.

Kendati demikian, risiko bayi yang sudah diimunisasi BCG bisa terkena TBC tetap masih ada. Tetapi, risikonya jauh lebih kecil dibandingkan dengan bayi yang tidak melakukan imunisasi BCG.

Apakah Bayi Pilek Boleh Imunisasi BCG?

Apabila bayi Anda menderita penyakit ringan, seperti batuk atau pilek tanpa disertai demam, ia masih dapat diimunisasi BCG. Biasanya, jika bayi Anda mengalami flu ringan atau batuk selama beberapa hari, tubuhnya sudah melawan kuman dan menyingkirkannya.

Namun, jika bayi Anda mengalami demam atau kondisinya sangat tidak sehat, sebaiknya segera periksakan ke dokter. Sebab, dokter akan menilai apakah bayi Bunda dapat divaksinasi atau apakah lebih baik menjadwal ulang janji temu.

Penundaan imunisasi BCG ini tergantung pada seberapa sakit bayi Anda dan jenis vaksin yang dia dapatkan. Untuk diketahui, menunda vaksin juga berarti si kecil tidak akan mengalami efek samping umum dari suntikan, selain gejala penyakitnya.

Tetapi perlu diingat, Parents tidak boleh menunda atau mengubah jadwal vaksinasi si kecil tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Semakin cepat anak Anda mendapatkan vaksin yang tertunda, maka semakin cepat dia akan terlindungi dari penyakit yang dicegah oleh vaksin.

Kapan Harus ke Dokter?

Secara umum, vaksinasi BCG jarang menimbulkan efek samping yang serius. Adapun beberapa kondisi yang perlu penanganan khusus oleh dokter, antara lain demam tinggi, pembengkakan pada ketiak sebesar 1 cm, terjadi peradangan, atau abses pada area suntikan.

Parents, itulah penjelasan lengkap seputar imunisasi BCG. Jangan lupa bawa si kecil ke posyandu atau pusat layanan kesehatan terdekat agar ia memperoleh imunisasi sesuai jadwal, ya!

Artikel diupdate oleh: Fadhilla Arifin

Baca juga:

Bolehkah Bayi Diberi Imunisasi Lebih Cepat dari Jadwal? Ini Penjelasan Dokter

Vaksin HIV Diuji Klinis Pertama Kali ke Manusia, Pakai Teknologi Vaksin COVID-19

Jangan Dilewatkan, Ini Beragam Jenis Imunisasi untuk Anak Sekolah Dasar