Tubuh manusia mengandung beragam jenis hormon. Kali ini kita akan membahas tentang hormon kortisol.
Hormon ini dikenal juga sebagai hormon stres, karena diproduksi lebih banyak saat tubuh mengalami stres, baik fisik maupun emosional.
Berperan penting untuk tubuh, apa saja fungsi serta gangguan hormon kortisol? Mengapa kadar hormon ini harus dikendalikan?
Melansir berbagai sumber, berikut ini penjelasan lengkapnya.
Artikel terkait: Hati-hati, kelebihan hormon estrogen bisa menyebabkan penyakit ini
Apa Itu Hormon Kortisol?
Kortisol adalah hormon steroid yang terjadi secara alami. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar adrenal yang juga diatur oleh kelenjar pituitari.
Fungsi utamanya adalah berkaitan dengan respons tubuh terhadap stres.
Meski dikenal secara luas sebagai hormon stres, hormon kortisol punya peran yang lebih dari itu. Ketika dilepaskan dalam darah, kortisol dapat bekerja pada banyak bagian tubuh yang berbeda.
Fakta dan Fungsi Hormon Stres
1. Menyediakan Energi dan Mengendalikan Stres
Mengutip dari Alodokter, hormon stres berperan pada penggunaan gula atau glukosa dan lemak dalam metabolisme tubuh untuk menyediakan energi.
Hormon ini juga berfungsi mengendalikan stres, yang dapat dipengaruhi oleh kondisi infeksi, cedera, aktivitas berat, serta stres fisik dan emosional.
Tidak hanya itu, hormon ini juga membantu mempertahankan tekanan darah normal, sekaligus mengendalikan kadar gula darah dengan melepaskan insulin.
2. Pengeluaran Hormon Kortisol Dipicu oleh Alarm Tubuh
Saat merasa terancam, maka bagian dari otak akan menyalakan alarm tubuh.
Kondisi ini akan memicu kelenjar adrenal yang berada di atas ginjal mengeluarkan hormon adrenalin, bersamaan dengan hormon kortisol.
Hormon adrenalin akan meningkatkan detak jantung, sementara hormon stres akan meningkatkan gula dalam aliran darah, sehingga otak dapat bekerja lebih efektif.
Dengan demikian, fungsi hormon stres ini adalah meningkatkan glukosa dalam metabolisme tubuh.
3. Kadar Tertinggi Hormon Stres pada Pagi Hari
Pada kondisi normal, kadar hormon kortisol tertinggi mencapai puncak pada pukul 8 pagi dan akan semakin menurun. Tingkat paling rendah yaitu saat menjelang tidur.
Namun, hal ini sebaliknya bisa terjadi pada orang yang bekerja pada malam hari dan tidur pada pagi hari sebagai rutinitas.
Artikel terkait: 3 Hormon utama dalam tubuh wanita, serta fungsinya saat hamil dan menyusui
4. Dapat Memicu Kenaikan Berat Badan
Menurut penelitian, gangguan terhadap pengeluaran hormon kortisol pada kondisi normal dapat meningkatkan berat badan sekaligus memengaruhi tempat penyimpanan lemak tubuh.
Penelitian lain menunjukkan, lemak dari asupan makanan berlebih tersebut akan banyak disimpan di perut dibandingkan pinggang atau area tubuh lain.
Hal ini akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke.
5. Mengurangi Peradangan
Fungsi hormon kortisol lainnya adalah mempunyai mekanisme fight or flight response, yaitu ketika tubuh menghadapi tantangan secara mental maupun fisik.
Tubuh juga akan mengatur produksi jumlah hormon kortisol dalam tubuh agar tetap seimbang. Apalagi, sebagian besar sel dalam tubuh mempunyai reseptor kortisol.
Cara Mengetahui Kadar Hormon Kortisol di Dalam Tubuh
Pengukuran tingkat hormon ini dilakukan melalui tes darah.
Hal ini dilakukan jika dicurigai adanya masalah dengan kelenjar adrenal mengingat hormon kortisol diproduksi oleh kelenjar adrenal.
Sementara itu, pemeriksaan tingkat hormon stres juga dapat dilakukan untuk mengetahui adanya masalah dengan kelenjar pituitari.
Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat hormon kortisol dan kelenjar adrenal.
Mengingat produksi hormon stres berbeda setiap saat, maka tes tersebut biasanya dilakukan tergantung kebutuhan.
Gangguan pada Hormon Kortisol
Sebagai hormon yang keluar pada saat stres, kortisol berperan penting bagi fungsi tubuh lainnya.
Namun, kadar hormon ini sebaiknya jangan terlalu tinggi maupun terlalu rendah, karena jika itu terjadi, dapat mengakibatkan gangguan atau penyakit tertentu.
Berikut ini penjelasannya seperti mengutip dari Sehatq.
1. Hormon Kortisol Terlalu Tinggi
Tingginya kadar hormon ini dalam jangka waktu yang lama pada tubuh berkaitan dengan sindrom Cushing.
Ada berbagai faktor atau penyebab, seperti tumor yang menghasilkan hormon adrenokortikotropik atau mengonsumsi jenis obat tertentu.
Gejala dari gangguan saat hormon stres terlalu tinggi, yaitu:
- Berat badan meningkat dengan cepat.
- Lengan dan kaki terlihat ramping.
- Wajah membulat.
- Tekanan darah tinggi.
- Mengalami osteoporosis.
- Perubahan kulit (memar dan stretch marks ungu).
- Kelemahan otot.
- Perubahan suasana hati (kecemasan, depresi, cepat marah).
- Peningkatan rasa haus dan buang air kecil.
- Menurunnya gairah seksual, menstruasi tidak teratur, hingga berhenti sama sekali (amenorea) pada perempuan.
Artikel terkait: Calon Ayah pun Mengalami Perubahan Hormon Pria
2. Hormon Kortisol Terlalu Rendah
Rendahnya kadar kortisol dalam tubuh berkaitan dengan penyakit Addison.
Kemungkinan besar, penyebabnya adalah karena ada masalah pada kelenjar pituitari atau kelenjar adrenal.
Gejala dari kondisi ini pun akan muncul secara bertahap, di antaranya adalah:
- Kelelahan.
- Pusing (terutama saat berdiri).
- Penurunan berat badan.
- Kelemahan otot.
- Perubahan suasana hati.
- Daerah kulit menggelap.
Walaupun jarang terjadi, Anda perlu lebih berhati-hati karena kondisi hormon stres yang terlalu sedikit berpotensi mengancam jiwa.
Apabila Anda merasa mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya segera mendapatkan diagnosis dari dokter spesialis endokrin.
Cara Mengendalikan Hormon Kortisol di Tubuh
Kadar hormon stres yang terlalu tinggi maupun rendah, sama-sama merugikan bagi tubuh.
Karenanya, kita perlu mengetahui bagaimana upaya untuk menjaga agar kadar hormon ini seimbang.
Beberapa hal yang dapat kita lakukan, di antaranya:
1. Cukupi Istirahat yang Berkualitas
Kualitas, durasi, dan jam tidur memengaruhi kadar hormon. Berbagai penelitian telah menemukan, tidur cukup di malam hari akan membantu untuk mengendalikan hormon stres.
Insomnia juga berisiko meningkatkan hormon kortisol hingga 24 jam ke depan.
Agar mudah terlelap dan mendapatkan tidur yang cukup, coba untuk berolahraga teratur serta menghindari distraksi sebelum tidur.
Artikel terkait: 7 Gangguan hormon pada perempuan ini bisa sebabkan sulit hamil, apa saja?
2. Relaksasi dan Kendalikan Stres
Latihan relaksasi dapat membantu menjaga keseimbangan kadar hormon stres.
Latihan relaksasi yang paling mudah untuk menenangkan pikiran yaitu dengan membiasakan bernapas dalam-dalam. Anda juga bisa menerapkan latihan pernapasan sebelum tidur.
Untuk membantu mengurangi stres, Anda dapat melakukan yoga, tai chi maupun rutin berolahraga.
Cara mudah lainnya untuk relaksasi, yaitu mendengarkan musik, setidaknya selama 30 menit untuk membantu menjaga keseimbangan hormon kortisol.
3. Merasa Bahagia
Cara sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengendalikan hormon kortisol adalah dengan bahagia dan bergembira.
Studi menemukan bahwa aktivitas positif berkaitan dengan penurunan tekanan darah, jantung sehat, sistem imun lebih kuat, dan penurunan kadar kortisol.
4. Menjaga Hubungan Personal
Hubungan personal maupun sosial dapat memengaruhi suasana hati dan pikiran.
Apabila terjadi konflik, stres cenderung muncul. Karena itu, akan sangat baik apabila relasi dengan orang-orang sekitar selalu terjaga.
Menurut penelitian, anak-anak yang berasal dari keluarga stabil memiliki level hormon stres yang seimbang.
Begitu juga dengan dukungan dari orang terkasih, karena dapat membantu menurunkan kadar hormon stres tersebut.
5. Mengonsumsi Makanan Sehat
Makanan yang kita konsumsi pun memengaruhi kadar hormon kortisol. Contoh makanan yang dapat menaikkan hormon stres ini yaitu makanan atau minuman bergula.
Untuk mengendalikan kadar kortisol dalam tubuh, Anda bisa mengonsumsi cokelat hitam murni, berbagai buah-buahan (seperti pir dan pisang), teh hijau atau teh hitam, yogurt, air putih, kunyit dan kurkumin.
Parents, perlu diketahui bahwa stres juga bisa memicu gangguan pencernaan, seperti kembung, asam lambung naik (GERD), sakit dan nyeri perut.
Saat hal ini terjadi, Anda bisa mengonsumsi Sido Muncul Natural Sari Kunyit Plus, suplemen herbal untuk mengatasi gangguan lambung.
Sido Muncul Natural Sari Kunyit Plus mengandung ekstrak rimpang Kunyit (terstandarisasi Curcuminoid 100 mg) dan Black Pepper (terstandarisasi piperine) yang diformulasikan khusus dalam bentuk mini softcapsules.
Kombinasi Kunyit bersama dengan Piper nigrum Semen (Black Pepper) memberi efek sinergis & cepat aksi untuk membantu untuk mengatasi gangguan pencernaan seperti maag/nyeri lambung, perut nyeri, begah/kembung, mual dan muntah,serta juga melindungi kesehatan lambung dan liver.
Beli sekarang di Toko Obat, Apotek Modern atau secara online di sidomunculstore.com dan marketplace kesayangan Anda.
***
Baca juga:
Ibu Hanya Bisa Menangis Saat Anak Dirantai Sejak 7 Bulan Lalu
7 Tindakan Orangtua yang Bisa Menyebabkan Anak Alami Gangguan Bipolar