Tidak hanya berisiko mengalami sejumlah penyakit, beberapa gangguan hormon pada wanita juga bisa menjadi penyebab sulit hamil. Lalu, apa saja jenis gangguan hormon tersebut dan bagaimana cara mengatasinya?
7 Gangguan hormon pada wanita penyebab sulit hamil
Gangguan hormon merupakan kondisi saat kelenjar dalam sistem endokrin terganggu. Keadaan tersebut kemudian menyebabkan peningkatan atau penurunan produksi hormon.
Secara umum, hormon berfungsi sebagai pengendali metabolisme, alat perkembangan seksual, serta faktor penting untuk mejaga keseimbangan fungsi tubuh. Oleh karena itu, jika mengalami gangguan hormon, maka Anda juga berpotensi mengalami sejumlah penyakit.
Tidak hanya itu, beberapa kondisi gangguan hormon pada wanita juga dinilai bisa menjadi penyebab infertilitas atau kesulitan hamil.
Pasalnya, seperti yang sudah dijelaskan, gangguan hormon juga bisa memengaruhi produksi hormon seks sehingga kondisi ini bisa menganggu sistem kerja reproduksi, sehingga berisiko sebebkan seseorang kesulitan hamil.
Beberapa gangguan hormon dan jenis penyakit yang bisa menjadi penghalang bagi kesuburan di antaranya adalah:
Gangguan hormon pada wanita – #1. Autoimun
Autoimun merupakan salah satu jenis penyakit yang kerap diasumsikan berkaitan dengan perubahan hormon.
Penyakit autoimun ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang seharusnya bersifat melindungi, malah menyerang sel-sel normal di dalam tubuh. Kondisi ini pada akhirnya bisa menyebabkan jaringan yang sehat menjadi rusak, termasuk jaringan pada organ reproduksi.
Ketika hal ini terjadi, maka peluang untuk hamil pun cenderung menurun. Meski demikian, bukan berarti juga Bunda tidak bisa hamil sama sekali akibat penyakit ini. Hanya saja, kemungkinan yang terjadi memang cenderung kecil.
Oleh karena itu, jika Bunda mengalami penyakit ini dan berniat untuk hamil, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
#2. PCOS
Sindrom polistik ovarium atau polycystic ovarian syndrom (PCOS) merupakan salah satu gangguan hormon pada wanita. Sindrom ini terjadi ketika hormon maskulin (androgen) cenderung berlebih pada perempuan.
Hormon androgen yang berlebihan dalam tubuh perempuan dapat meningkatkan produksi kista kecil pada ovarium atau indung telur.
Kista tersebut merupakan kumpulan benjolan kecil yang berisi cairan, setiap benjolan mengandung sel telur yang belum matang sempurna. Sehingga kondisi ini menyebabkan sel telur tidak berkembang dan gagal dilepas secara teratur.
Oleh karena itu, PCOS ini juga kerap kali membuat penderitanya kesulitan hamil. Di sisi lain, penderita sindrom ini juga biasanya mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur.
Dalam beberapa kasus, kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah berat badan, tekanan darah tinggi, hingga gangguan fungsi jantung.
#3. Gangguan ovulasi
Ini merupakan kondisi paling umum yang menyebabkan ketidaksuburan pada perempuan. Gangguan pelepasan sel telur atau ovulasi ini membuat perempuan tidak lagi melepaskan sel telur. Di sisi lain, gangguan ini juga menyebabkan sel telur hanya dilepaskan dalam rentang waktu lebih lama dari yang seharusnya.
Penyebab terjadinya kondisi ini adalah biasanya adalah ketidakseimbangan hormon yang menimbulkan beberapa kondisi seperti gangguan tiroid, sindrom PCOS, serta kegagalan ovarium prematur atau indung telur pada perempuan berhenti produksi sebelum usia 40.
Ketiga kondisi tersebutlah yang pada akhirnya menyebabkan perempuan mengalami gangguan ovulasi yang memengaruhi tingkat kesuburannya.
#4. Penyakit tiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon yang berperan penting dalam fungsi reproduksi, baik selama pembuahan maupun sesudah pembuahan terjadi.
Dilansir dari laman Hello Sehat, penyakit tiroid seperti hipotiroidisme maupun hipertiroidisme, kerap dikaitkan dengan siklus menstruasi yang tidak teratur dan gangguan ovulasi. Sehingga, penyakit ini pun kemungkinan dapat memengaruhi ketidaksuburan pada perempuan.
Tidak hanya itu, penyakit tiroid juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi perempuan yang bisa meningkatkan risiko kesehatan selama kehamilan. Seperti contoh, preeklampsia, kelahiran prematur, hingga bayi lahir mati atau stillbirth.
Gangguan hormon pada wanita – #5. Hormon prolaktin yang berlebihan
Prolaktin merupakan hormon yang diporduksi oleh sel dalam kelenjar hipofisis di otak. Adanya kondisi hormon prolaktin yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi negatif yang dapat membatasi atau menghambat produksi hormon yang berperan penting dalam ovulasi. Kedua hormon tersebut adalah Gonadotropin-realising (GnRH) dan Follicle-stimulating (FSH).
Keduanya dapat memengaruhi pertumbuhan sel telur dalam rahim. Oleh karena itu, kadar prolaktin yang berlebih dalam tubuh kerap kali menyebabkan gangguan ovulasi yang berkaitan erat dengan masalah kesuburan.
#6. Premature ovarian failure
Premature ovarian failure merupakan kondisi ovarium berhenti menghasilkan sel telur sebelum usia 40 tahun. Gagalnya ovarium dalam menghasilkan sel telur ini bisa disebabkan oleh beberapa penyakit atau kondisi tertentu, termasuk kemungkinan adanya ketidakseimbangan hormon.
Keadaan ini juga bisa menyebabkan terjadinya gangguan ovulasi yang berkaitan erat dengan kesuburan perempuan.
Berbeda dengan manopause, perempuan yang mengalami premature ovarian failure biasanya masih bisa menstruasi meski dengan siklus yang tidak teratur.
#7. Disfungsi hipotalamus
Hipotalamus merupakan bagian dari otak yang menghasilkan hormon pengendali produksi hormon di kelenjar pituatari.
Hormon yang dihasilkan dari kelenjar pituatari yang dikendalikan hipotalamus tersebut berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh manusia secara keseluruhan.
Salah satu hormon yang dihasilkan hipotalamus adalah oksitosin. Hormon ini memengaruhi sistem reproduksi dan pengendali perilaku manusia seperti gairah seksual, serta rasa cemas dan stres.
Dilansir dari laman Medline Plus, disfungsi hipotalamus ini dapat menyebabkan kemungkinan komplikasi seperti gangguan seksual seperti disfungsi ereksi, dan masalah ketidakmampuan dalam mengatasi stres yang juga bisa dihubungkan dengan ketidaksuburan.
Itulah beberapa gangguan hormon yang kemungkinan bisa berpengaruh pada kesuburan.
Untuk mendeteksi gangguan hormon, biasanya Anda akan dianjurkan untuk melakukan serangkaian diagnosis berupa pemeriksaan riwayat keluhan, pemeriksaan fisik, serta tes darah atau pun tes urine.
Apabila Bunda mengalami gangguan atau ketidakseimbangan hormon, jangan untuk segera berkonsultasi ke dokter, ya.
Semoga bermanfaat!
***
Referensi: Alodokter, Hello Sehat, Medlineplus.gov
Baca juga:
Ketahui Penyebab Kemandulan pada Wanita dan Cara Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.