Ternyata, bukan hanya ibu yang mengalami perubahan hormon saat menanti si buah hati. Suami juga mengalami perubahan hormon pria loh!
Ibu hamil mengalami perubahan hormon selama masa kehamilannya. Tak banyak yang tahu bahwa ternyata si calon ayah pun mengalami hal yang sama. Hormon pria mengalami perubahan, di mana mereka juga mengalami naik turunnya mood yang tidak dapat dijelaskan, bahkan dimengerti.
Hormon laki-laki berpengaruh besar pada psikologi calon ayah, seperti rasa panik karena harus belajar mengatasi keadaan. Lahirnya seorang bayi memang menjadi titik perubahan terbesar bagi orang tua manapun. Namun perasaan tersebut akan berubah menjadi sukacita besar saat suara tangisan pertama bayi terdengar di kamar bersalin.
Analisa ahli tentang perubahan hormon pria
Menurut pakar psikologi USA, Louann Brizendine, pria mengalami perubahan hormon laki-laki yang sangat besar, terutama saat menanti kelahiran sang buah hati.
Dalam bukunya, ia menyebut bahwa pria menjadi lebih sensitif akan kebutuhan si kecil, di mana mereka mau melakukan hal-hal yang tidak terpikir sebelumnya seperti mengganti popok, memandikan bayi dan banyak lagi.
Semuanya itu mereka lakukan dengan perasaan bahagia. Hormon pria yang mengalami perubahan tersebut yang membuat mereka sanggup bangun dini hari hanya untuk mengganti popok atau meracik susu formula—apabila ibu tidak dapat memberi ASI–, dsb. Perubahan hormon ini pun menjadi titik awal dari kedewasaan para ayah baru.
Ya ampun, bagaimana bisa?
Keajaiban seorang bayi mungil akan mengubah sosok ayah menjadi tangkas dalam banyak hal. Sosok seorang pria, sekaligus ayah, menjadi satu.
Hasil riset Brizendine mengungkapkan bahwa tingginya hormon stres, cortisol, akan memuncak selama kurang lebih enam minggu saat ia akan segera memiliki bayi.
Terkadang, si calon ayah menjadi sangat stres dan gelisah akan hal ini. Cara mengatasinya adalah belajar lebih jauh tentang proses kelahiran bayi dan berbagi pengalaman dengan teman-teman yang sudah menjadi ayah.
Sebaliknya, hormon testosterone, yang terkait dengan agresivitas, akan turun drastis pada minggu ketiga, pada bulan di mana si bayi diprediksi akan lahir. Hal ini berdasarkan kebutuhan semua makhluk hidup di mana seorang anak akan tumbuh lebih baik apabila sang ayah turun tangan dalam merawat si kecil.
Jika hanya salah satu orang tua—dalam hal ini sang ibu—yang kerepotan mengurus anak, maka si anak pun turut merasakan dampak psikologisnya.
Apa yang akan terjadi?
Saat si bayi lahir, ia akan segera menyita perhatian selama beberapa bulan ke depan. Si ayah baru pun merasa telah dewasa karena kini ia harus melayani kebutuhan istri dan bayi. Tentu saja, hal ini akan mempengaruhi tingkat tanggung jawab yang diembannya.
Buku Brizendine juga mengupas tentang beberapa hal yang mengejutkan di mana hormon pria yang bernama prolactin—hormon yang sama dengan hormon penghasil ASI—meningkat produksinya hingga 20%.
Salah satu sisi menarik dari perubahan hormon pria ini merupakan hasil reaksi terhadap hormon feromon sang ibu yang dilepaskan oleh kelenjar keringat dari kulit ke udara. Ia mengatakan senyawa kimia ini dapat memicu otak manusia untuk ‘mulai membuat perubahan hormonal perilaku paternal’.
Brizendine juga menyorot fakta bahwa semakin sering sang ayah menggendong dan merawat si bayi, semakin dalamlah perilaku paternal sang ayah.
Namun, para ayah bisa lega karena naik turunnya emosi dan perubahan hormon pria selama masa kehamilan dan melahirkan mulai bergerak stabil saat si bayi berusia enam minggu.
Banyak yang menganggap bahwa para ayah kembali ke ‘karakter semula’ saat si kecil sudah mulai berjalan. Namun, benarkah seorang ayah dapat kembali seperti semula seperti sebelum memiliki anak? Sebagian besar orang tua mengakui kehadiran buah hati mengubah hidupnya.
Nah, para ayah, Anda sendiri yang bisa menilai apakah Anda memang kembali seperti semula, atau kini jadi lebih kebapakan?
Baca juga artikel menarik lainnya:
Hal-Hal yang Dapat Dilakukan Ayah Baru untuk Membantu Istri
Tips Seks Pasca Melahirkan Bagi Para Ayah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.