Tekanan darah merupakan komponen penting dalam sistem sirkulasi tubuh. Tanpa adanya tekanan darah, maka tidak ada dorongan atau daya untuk mendistribusikan oksigen dan zat gizi ke seluruh jaringan tubuh. Itulah mengapa diperlukan tekanan darah normal sesuai dengan usia.
Tak hanya itu, tekanan darah juga diperlukan untuk mendistribusikan sel darah putih dan antibodi bagi kekebalan tubuh, serta hormon-hormon yang menjalankan berbagai fungsi tubuh.
Darah juga memiliki fungsi lain yang sama pentingnya, yakni mengangkut zat-zat sisa metabolisme yang beracun agar tidak menumpuk dan menimbulkan masalah kesehatan. Sebagai contoh, membawa karbondioksida ke organ paru untuk dikeluarkan dari tubuh setiap kali bernapas, serta membuang zat beracun melalui hati dan ginjal.
Artikel Terkait: Perlu Tahu! 3 Makanan yang Dapat Menurunkan Tekanan Darah Ibu Hamil
Nilai Tekanan Darah Normal
Agar fungsi-fungsi tersebut berjalan baik, tekanan darah perlu dijaga di rentang normal. Perlu diketahui bahwa nilai normalnya untuk berbagai kelompok usia sedikit berbeda.
Untuk individu berusia 18 tahun ke atas, klasifikasi tekanan darah yang digunakan di Indonesia mengikuti Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia tahun 2019. Pedoman ini merupakan sintesis dari berbagai panduan internasional seperti American College of Cardiology (ACC)/American Heart Association (AHA) dan European Society of Cardiology (ESC)/European Society of Hypertension (ESH) tahun 2018, dengan mengikutsertakan faktor lokal, kebijakan pemerintah, dan kemudahan untuk diikuti.
Tekanan darah disebut:
- Optimal bila tekanan sistolik <120 mmHg dan tekanan diastolik <80 mmHg.
- Normal bila tekanan sistolik berkisar antara 120-129 mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara 80-84 mmHg.
- Normal-tinggi bila tekanan sistolik berkisar antara 130-139 mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara 85-89 mmHg.
- Hipertensi derajat 1 bila tekanan sistolik berkisar antara 140-159 mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara 90-99 mmHg.
- Hipertensi derajat 2 bila tekanan sistolik berkisar antara 160-179 mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara 100-109 mmHg.
- Hipertensi derajat 3 bila tekanan sistolik >180 mmHg dan tekanan diastolik >110 mmHg.
- Hipertensi sistolik terisolasi (isolated systolic hypertension/ISH) bila tekanan sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik <90 mmHg.
Angka-angka pada tekanan darah ini juga dipengaruhi oleh fungsi pompa jantung dan tekanan pada pembuluh darah arteri, yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Angka yang lebih dulu disebut menggambarkan tekanan sistolik, yakni tekanan yang dikeluarkan setiap kali jantung berkontraksi (berdetak) atau memompa darah ke seluruh tubuh.
Sedangkan angka yang terakhir disebut menggambarkan tekanan diastolik, yakni tekanan di dalam ruang jantung kala beristirahat (di antara dua detak jantung) sambil mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.
Artikel Terkait: Periksa Tekanan Darah Secara Rutin Bantu Cegah COVID-19, Begini Penjelasannya
Tekanan Darah yang Normal untuk Anak?
Pada anak usia 1-12 tahun, penentuan tekanan darah yang sesuai menggunakan kurva distribusi tekanan darah pada anak sehat dengan berat badan yang normal, dan harus diinterpretasi sesuai jenis kelamin, usia, dan tinggi badan.
Tekanan darah pada rentang usia ini disebut:
- Normal bila berada di bawah persentil 90.
- Meningkat bila ≥ persentil 90 hingga < persentil 95th percentile atau 120/80 mm Hg hingga < persentil 95 (diambil angka yang lebih rendah)
- Hipertensi derajat 1 bila ≥ persentil 95 hingga persentil < 95th + 12 mm Hg, atau130/80 hingga 139/89 mm Hg (diambil angka yang lebih rendah)
- Hipertensi derajat 2 bila ≥ persentil 95 + 12 mm Hg, atau ≥ 140/90 mm Hg (diambil angka yang lebih rendah)
Sedangkan untuk usia 13 tahun ke atas, klasifikasi tekanan darah tidak jauh berbeda dengan yang digunakan untuk orang dewasa. Namun, penggolongannya lebih sederhana. Pada rentang usia ini, tekanan darah disebut:
- Normal bila tekanan sistolik < 120 mmHg dan tekanan diastolik < 80 mmHg
- Meningkat bila tekanan sistolik berkisar antara 120-129 mmHg dan tekanan diastolik < 80 mmHg
- Hipertensi derajat 1 bila tekanan sistolik berkisar antara 130-139 mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara 80-89 mmHg
- Hipertensi derajat 2 bila tekanan sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg
Cara Agar Hasilnya Akurat
Persiapan sebelum pengukuran, posisi lengan saat diukur, dan faktor-faktor lainnya dapat mengubah hasil pengukurannuya hingga 10 persen atau lebih. Ini cukup untuk ‘menyembunyikan’ kondisi darah tinggi yang sesungguhnya ada, memulai obat-obatan yang sebenarnya tidak perlu, atau membuat penyesuaian dosis obat antihipertensi menjadi tidak tepat.
Oleh sebab itu, Anda perlu memerhatikan hal-hal berikut agar hasil pengukurannya lebih akurat:
- Hindari konsumsi minuman berkafein atau merokok 30 menit sebelum pengukuran.
- Duduk tenang dan tidak berbicara 5 menit sebelum pengukuran dimulai.
- Selama pengukuran, duduklah dengan posisi kaki di lantai (lurus, tidak menyilang) dan lengan setinggi jantung (tertopang).
- Gunakan manset yang pas, tidak terlalu kecil atau terlalu besar. Studi menemukan bahwa penggunaan manset yang terlalu kecil menyebabkan hasil pengukuran tekanan darah sistolik terbaca lebih tinggi. Sebaliknya, penggunaan manset yang terlalu besar menyebabkan hasil pengukuran tekanan darah menjadi lebih rendah dari yang seharusnya.
- Manset harus menutupi paling sedikit 80 persen bagian lengan atas dan diposisikan di atas kulit, bukan di atas pakaian.
- Jangan berbicara selama pengukuran karena dapat membuat hasil pengukuran menjadi lebih tinggi.
- Usahakan rileks oleh karena stres atau kecemasan dapat sangat meningkatkan tekanan darah.
- Perhatikan suhu ruangan saat pengukuran tekanan darah berlangsung. Tekanan darah cenderung meningkat bila suhu ruang rendah atau dingin.
Ada baiknya tekanan darah diukur pada kedua lengan, setidaknya satu kali. Ini karena hasil pengukuran di lengan kanan bisa lebih tinggi daripada lengan kiri. Toleransi perbedaan antarkedua lengan kurang lebih 5-10 mmHg. Namun kalau lebih dari 10 mmHg, bisa menandakan adanya sumbatan pembuluh arteri pada lengan, diabetes, atau masalah kesehatan lainnya.
Bila Tidak Normal
Artikel Terkait: 6 Jenis Makanan Rendah Sodium untuk Cegah Hipertensi
Oleh karena tekanan darah bervariasi sepanjang hari, dokter jarang mendiagnosis hipertensi hanya melalui satu pengukuran. Dokter akan mengonfirmasi melalui pengukuran kedua, yang berjeda beberapa minggu dari pengukuran pertama.
Namun tentu ada pengecualian, misalnya ketika tekanan darah didapati mencapai 180/110 mmHg atau lebih. Kondisi ini perlu segera ditangani agar tidak timbul komplikasi yang membahayakan nyawa.
Pada umumnya, hasil pengukuran tekanan darah antara 160/100 mmHg dan 179/109 mmHg perlu diulang dalam waktu dua minggu. Sedangkan hasil pengukuran antara 140/90 mmHg dan 159/99 perlu diulang dalam waktu empat minggu.
Untuk individu yang termasuk ke dalam kategori prehipertensi (antara 120/80 mmHg dan 139/89 mmHg), pengukuran perlu diulang dalam waktu 4-6 minggu. Dan untuk individu dengan tekanan darah yang normal (kurang dari 120/80 mmHg) perlu diulang setahun sekali.
Meski demikian, jadwal pengukuran ulang bisa lebih cepat bila tekanan darah sebelumnya berbeda jauh dari biasanya, bila ada tanda-tanda kerusakan pada jantung, otak, ginjal, atau mata, atau bila memiliki faktor risiko kardiovaskular.
Bila tekanan darah normal, menjaga dan menerapkan gaya hidup sehat dapat mencegah atau memperlambat kejadian tekanan darah tinggi maupun masalah kesehatan lainnya. Sebaliknya, bila tidak, maka gaya hidup sehat disertai dengan konsumsi obat antihipertensi rutin, akan dapat mengendalikan tekanan darah dan menurunkan risiko Anda mengalami komplikasi yang mengancam nyawa.
Baca Juga:
Hati-hati! Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Hipertensi
Jangan Tidur Dekat HP! Kenali Fakta dan Bahayanya di Sini
Aduh! Sudah Satu Bulan Tidak Haid, Apakah Kondisi Ini Berbahaya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.