Hormon estrogen kerap dikaitkan dengan hormon seks perempuan. Karena dalam dunia medis, estrogen digunakan sebagai bahan pil kontrasepsi dan terapi bagi perempuan menopause. Namun sebenarnya, ada banyak fakta lainnya tentang estrogen. Mari kita bahas dalam artikel berikut ini.
Artikel terkait: 9 Cara menyeimbangkan hormon yang bisa Anda dilakukan, sudah coba?
Apa itu Hormon Estrogen?
Tubuh manusia adalah semesta mikroskopis yang saling terhubung dan berkaitan satu sama lain. Hormon hanya salah satu bagian bersifat kimiawi dari semesta mikroskopis itu.
Secara umum, estrogen (atau oestrogen) adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon seks perempuan. Meskipun estrogen terdapat di dalam tubuh laki-laki dan perempuan, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh perempuan berusia subur.
Apa yang Dilakukan Hormon Estrogen dalam Tubuh?
Tubuh manusia membutuhkan estrogen, baik perempuan maupun laki-laki. Apa fungsinya?
Menurut praktisi keluarga Sonja Van Hala, MD, MPH, FAAFP, dari University of Utah Health, ia menjelaskan bahwa estrogen adalah hal yang membantu perempuan agar memiliki menstruasi hingga mendukung kehamilan.
“Estrogen dianggap sebagai hormon ‘perempuan’ karena membantu perempuan memiliki menstruasi hingga mendukung kehamilan,” demikian seperti dikutip dari situs Health Care Utah.
“Fungsi hormon estrogen benar-benar terlihat adalah pada masa pubertas, ketika kadar hormon meningkat dan kita melihat siklus menstruasi dimulai. Begitu pula pada masa menopause atau perimenopause, ketika hormon menghentikan pola siklus alaminya,” tambahnya.
Estrogen juga menyebabkan perkembangan serta mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada perempuan, seperti payudara, dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid.
Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, tidak nyaman saat berhubungan seks, panas saat buang air kecil, kecemasan yang berlebihan, dan gejala lainnya.
Artikel terkait: Estrogen rendah berisiko bikin perempuan sulit hamil, waspadainya tandanya!
Fakta-fakta Hormon Estrogen
1. Estrogen Bukan Hanya Terdapat di Organ Reproduksi
Estrogen merupakan bagian integral dari banyak proses tubuh. Jumlah estrogen yang berkurang memengaruhi beberapa sistem tidak hanya kesehatan reproduksi.
Selain ditemukan di ovarium, plasenta, dan payudara perempuan, estrogen juga bisa berada di kulit, tulang, hati, kelenjar adrenal, dan bahkan otak kita.
Hal ini menjelaskan mengapa perubahan hormon estrogen dapat menyebabkan sejumlah gejala, seperti hot flashes, nyeri otot, dan suasana hati yang berubah-ubah (mood swing).
2. Pria Membutuhkan Estrogen Juga
Pria mungkin tidak mengalami menopause, tetapi tubuh mereka juga bergantung pada estrogen sama seperti perempuan. Seperti diketahui, pria tidak hanya memproduksi estradiol dan estron (jenis hormon estrogen), tetapi ada juga enzim spesifik yang mengubah testosteron menjadi estrogen.
Pria juga memiliki reseptor estrogen di seluruh tubuh mereka, baik di otak maupun di organ reproduksi. Jadi, perempuan bukan satu-satunya yang memiliki hormon estrogen.
3. Perempuan Menghasilkan Satu Jenis Estrogen Setelah Menopause
Memasuki menopause, perempuan masih memproduksi estron, sejenis estrogen. Estron diproduksi di dalam tubuh perempuan, terutama di ovarium. Estron dikenal sebagai bentuk estrogen yang “lebih lemah”. Kadar estron ditemukan lebih tinggi pada perempuan di usia pascamenopause.
Pasca menopause adalah suatu masa yang berlangsung 3 – 4 tahun setelah menopause. Ini bisa juga diartikan di mana seorang perempuan resmi dinyatakan telah mengalami menopause karena sudah 12 bulan berturut-turut tidak mengeluarkan darah menstruasi.
Artikel terkait: Hati-hati, kelebihan hormon estrogen bisa menyebabkan penyakit ini
4. Kurang Estrogen Memengaruhi Kesehatan Usus
Hormon estrogen mempengaruhi keseimbangan bakteri di berbagai bagian tubuh kita, terutama di usus. Ini karena usus memainkan peran kunci dalam metabolisme estrogen.
5. Kekurangan Estrogen di Masa Menopause Terkait dengan Osteoporosis
Menopause adalah salah satu alasan utama mengapa sejumlah perempuan berisiko lebih tinggi terkena osteoporosis. Ini karena estrogen memainkan peran kunci dalam kesehatan tulang, sehingga penurunan kadar estrogen di dalam tubuh dapat menyebabkan pengeroposan tulang.
Selain osteoporosis, penurunan estrogen juga dapat berdampak pada kondisi kesehatan lainnya, seperti penyakit kardiovaskular dan muskuloskeletal.
6. Kekurangan Estrogen Dapat Diatasi dengan Terapi
Selama menopause, terapi estrogen dapat menjadi pilihan untuk mengatasi penurunan kadarnya. Namun, terapi estrogen juga kemungkinan memiliki efek signifikan bagi tubuh.
Oleh karena itu, terapi estrogen harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terampil. Penting juga untuk selalu memeriksakan diri, terutama jika terdapat gejala ketidakseimbangan hormon estrogen.
Itulah beberapa informasi tentang hormon estrogen. Jadi, baik perempuan maupun laki-laki memiliki estrogen, dan hormon ini ternyata memiliki fungsi lain bagi tubuh, di samping sebagai hormon seks.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
***
Baca juga:
Sarwendah hingga Ashanty, 4 Artis Ini Nyaris Meninggal saat Berjuang Melahirkan!
Ketahui Risiko Sering Hamil dan Melahirkan
10 Hal yang Wajib dipelajari oleh Calon Ibu Tentang Hamil dan Melahirkan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.