Ibu Nila merasa resah, karena sudah beberapa hari anaknya Naila sakit, dan susah makan. Naila mengeluh tenggorokannya sakit dan tidak bisa menelan. Akibatnya, Naila jadi lemas dan lesu. Setelah membawa Naila ke dokter, diketahui bahwa dia mengalami gondongan, atau biasa disebut gondok.
Apa itu gondongan?
Gondongan atau gondok adalah penyakit yang menyebabkan kelenjar air ludah mengalami pembengkakan karena virus. Penyakit ini menular melalui air ludah dari orang yang sudah terinfeksi.
Kelenjar air ludah berada di bawah telinga samping wajah. Karenanya, orang yang mengalami gondongan, bagian samping wajahnya akan terlihat membesar dan bengkak.
Orangtua jaman dulu, menggunakan blau (sabun cuci berwarna biru) yang digosokkan ke area bengkak di leher, dipercaya akan membuat gejalanya mereda. Namun, ini hanyalah mitos, dan sebaiknya tidak dilakukan lagi.

Gejala penyakit Gondongan
Penyakit yang sering disebut gondok ini, menunjukkan gejala setelah terpapar virus selama dua minggu. Gejala awalnya mirip penyakit influenza, mencakup:
- Demam
- Tidak nafsu makan
- Sakit kepala
- Lemas
- Sakit di sekujur badan
Gejala di atas kemudian diikuti dengan pembengkakan kelenjar ludah dan demam yang semakin tinggi, hingga 39 derajat celcius. Bagian yang bengkak juga bisa terasa sakit disentuh.
Cara menangani gondongan

Karena penyakit ini disebabkan oleh virus, maka dia tidak akan mempan diobati dengan antibiotik. Tetapi, Parents bisa merawat gondongan sesuai dengan gejala yang muncul, untuk mengurangi sedikit ketidaknyamanan anak saat ia terserang penyakit ini.
- Menyuruh anak istirahat saat dia merasa lemas
- Memberi obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen atau parasetamol
- Meringankan rasa sakit di daerah yang bengkak dengan es batu atau kompres air hangat
- Minum banyak air putih untuk menghindari dehidrasi karena demam
- Sediakan makanan yang mudah ditelan seperti sup, bubur, atau agar-agar yang tidak terlalu keras. Penyakit ini membuat susah untuk mengunyah, jadi pastikan anak tetap mendapat asupan nutrisi dengan makanan lunak yang mudah ditelan.
- Hindari makanan dan minuman asam yang membuat kelenjar ludah semakin terasa sakit.
Sebelum gondongannya sembuh, jangan biarkan anak pergi ke sekolah. Biarkan ia beristirahat di rumah, agar tidak menulari temannya yang lain. Gunakan masker dan jangan berbagi alat makan dengan anggota keluarga yang lain, untuk mencegah penularan.
Penyakit ini biasanya akan menghilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu. Sekitar 10 hari setelah gejalanya memburuk, biasanya kondisi anak akan segera membaik.
Mereka yang pernah mengalami sakit ini, biasanya tidak akan terserang untuk kedua kalinya. Karena sistem kekebalan tubuh sudah beradaptasi dengan virus, dan bisa melindungi diri dari serangan virus mumps selanjutnya.
Komplikasi
Meskipun jarang, komplikasi serius bisa terjadi jika penyakit ini dibiarkan tanpa perawatan. Virus mumps bisa meracuni cairan pelindung tulang belakang, menyerang otak, pankreas hingga organ reproduksi.
Komplikasi yang bisa terjadi di antaranya:
- Pembengkakan testis. Bila hal ini terjadi, kompres testis Anda dengan air hangat dan minum obat pereda rasa sakit. Biasanya terjadi pada pasien yang sudah memasuki masa pubertas.
- Pembengkakan indung telur. Ini juga hanya terjadi pada pasien wanita dewasa. Kondisi ini tidak tergolong serius dan akan sembuh dengan sendirinya. Gejala yang muncul mual, demam, dan nyeri di perut bagian bawah.
- Pankreatitis akut. Komplikasi ini ditandai dengan nyeri di bagian tengah perut, demam, diare, mual, hingga nafsu makan hilang. Meski termasuk komplikasi ringan, dokter akan menyarankan pasien untuk dirawat sampai pankreasnya pulih.
- Meningitis. Meningitis ringan terjadi karena komplikasi virus mumps, gejalanya seperti flu, sakit kepala, leher kaku, dan mata sensitif terhadap cahaya. Namun tidak mematikan karena berbeda dengan virus meningitis yang berbahaya.
Artike terkait: Mendeteksi Gejala Meningitis pada Balita
Pencegahan
Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak dirawat. sumber: wivb
Gondongan bisa dicegah jika anak telah diimunisasi dengan vaksin MMR (Measles, Mumps dan Rubella). Jadi pastikan anak Anda menerima vaksin ini agar tidak terkena infeksi virus mumps.
Vaksin MMR biasanya diberikan saat anak umur 12-18 bulan, dan diulangi sekali lagi saat dia berusia 6 tahun.
Artikel terkait: Vaksin MMR
Pencegahan juga bisa dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta setelah dari kamar kecil. Tidak berbagai peralatan makan juga peralatan mandi dengan orang lain, serta memakai masker.
Apabila sudah terkena virus mumps, kurangi aktifitas di luar rumah sampai sembuh. Karena virusnya sangat mudah menular kepada orang lain, apalagi jika pembengkakan kelenjar ludah sudah terjadi.
Begitupun ketika penderita bersin atau batuk, gunakan tisu atau tangan untuk menutup mulut dan hidung. Agar air ludah tidak menyebar di udara, lalu buang tisunya dan cuci tangan sampai bersih, supaya virus tidak menempel pada benda lain yang disentuh.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Parents.
Baca juga:
Seputar Amandel pada Anak dan Mitosnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.