Menurut WHO, penyakit meningitis menyebabkan kematian dengan angka yang lebih tinggi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dibandingkan penyakit malaria. Sebenarnya apa penyebab dari penyakit meningitis serta gejala yang patut kita waspadai?
Meningitis adalah penyakit peradangan yang terjadi pada lapisan pelindung otak dan saraf tulang belakang, atau disebut dengan meningen. Meningen yang membengkak ini akan mengakibatkan kerusakan pada otak dan sistem saraf.
Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia, termasuk bayi dan anak-anak. Data dari Kementerian Kesehatan mencatat adanya 12.010 pasien laki-laki dan 7.371 pasien perempuan pengidap meningitis di tahun 2010. Tingginya angka tersebut menjadikan penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang perlu untuk diwaspadai.
Apa yang Menjadi Penyebab Penyakit Meningitis?
Penyebab utama meningitis adalah infeksi bakteri dan virus. Melansir dari Halodoc, bakteri Meningococcus pneumococcus dan Haemophilus influenza adalah jenis bakteri yang paling sering ditemukan pada pengidap meningitis purulenta.
Cara penyebaran penyakit ini adalah melalui kontak jarak dekat atau batuk dan bersin dari penderita meningitis. Virus akan menyebar melalui droplet atau cairan seksresi pernapasan.
Lingkungan yang tidak higienis atau tidak menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat juga bisa merupakan salah satu penyebab dari meningitis.
Penyakit seperti kanker dan lupus juga bisa menimbulkan meningitis sebagai komplikasi. Peradangan selaput otak ini juga bisa muncul sebagai efek samping dari operasi atau obat-obatan.
Anak-anak dan bayi termasuk kelompok yang rentan terkena meningitis sebab sistem kekebalan tubuhnya masih belum sempurna. Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan agar anak diberikan vaksin untuk mencegah meningitis.
Beberapa vaksin yang bisa mencegah meningitis di antaranya adalah vaksin haemophilus influenza tipe B (HIB), pneumokokus PCV13, dan vaksin meningokokus.
Sebisa mungkin jauhkan anak-anak yang masih kecil dari penderita meningitis dan biasakan anak untuk rutin mencuci tangan menggunakan air dan sabun setelah melakukan berbagai aktivitas.
Gejala yang Perlu Parents Waspadai dan Cara Mengobatinya
Karena menyerang otak, meningitis sangat berbahaya. Parents perlu waspada akan beberapa gejala dari penyakit meningitis seperti berikut ini.
- Flu
- Demam tinggi
- Sakit kepala
- Leher/tengkuk yang kaku
- Penurunan kesadaran
- Muntah dan kejang-kejang
- Gangguan sensorik
- Bintik merah pada kulit
- Nadi cepat
- Lemah dan lesu
- Gangguan perilaku
- Benjolan lunak pada kepala yang muncul pada bayi di bawah usia 2 tahun
Apabila Parents atau keluarga mengalami gejala seperti di atas, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter. Untuk menegakkan diagnosa penyakit meningitis, diperlukan pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang. Selain itu prosedur seperti MRI dan CT Scan juga bisa dilakukan.
Meningitis adalah penyakit yang berbahaya karena menyerang otak. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan tindakan agar tidak menimbulkan komplikasi kesehatan yang berbahaya. Contohnya adalah kehilangan penglihatan atau pendengaran, syok, radang sendi, gagal ginjal, hingga gangguan ingatan dan kerusakan otak.
Cara mengobati penyakit meningitis adalah menggunakan antibiotik dosis tinggi melalui pembuluh darah balik. Namun kembali lagi kepada penyebab dan etiologi penyakitnya. Misalnya penyakit meningitis viral diberikan terapi simptomatik dan istirahat.
Pada pasien meningitis juga diberikan obat steroid untuk mengurangi gejala pembengkakan di otak, oksigen jika sulit bernafas, dan cairan melalui pembuluh darah agar tidak dehidrasi.
Ada beberapa bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk penyakit meningitis di samping obat yang diresepkan oleh dokter. Bahan-bahan tersebut adalah ekstrak tanaman cakar kucing, jamur reishi (Ganoderma lucidum), ekstrak daun pohon zaitun, dan bawang putih.
Hal yang paling utama dalam menjaga keluarga dari penyakit meningitis adalah memberikan anak vaksin serta menjaga kebersihan lingkungan. Perkuat pula sistem imun tubuh dengan makan makanan yang bergizi lengkap dan seimbang, tak lupa konsumsi buah sayur serta minum air putih untuk mencukupi kebutuhan cairan. Yuk, kita terapkan pola hidup bersih untuk mencegah meningitis!
Baca Juga:
id.theasianparent.com/gejala-meningitis-pada-balita
id.theasianparent.com/meningitis-pada-anak
id.theasianparent.com/artis-sakit-meningitis
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.