Amandel seringkali menjadi topik pembicaraan di antara para ibu yang memiliki anak balita hingga usia sekolah. Sejumlah mitos yang berkaitan dengan amandel pada anak pun berkembang.
Secara umum, dilansir dari laman Alodokter, amandel atau tonsil adalah salah satu bagian dari sistem pertahanan tubuh yang memiliki peran untuk melawan infeksi virus dan bakteri. Meski demikian, amandel pada anak ini bisa mengalami peradangan jika sistem kekebalan tubuh sedang lemah. Kondisi itulah yang dinamakan radang amandel atau tonsilitis.
Radang amandel yang disebabkan oleh virus kerap dialami anak di bawah usia 5 tahun. Sementara itu, anak berusia 5 hingga 15 tahun cenderung mengalami radang amandel yang dipicu oleh infeksi bakteri.

3 Mitos tentang amandel pada anak
Apa saja ketiga mitos tersebut?
1. Amandel yang bengkak harus dioperasi
2. Amandel disebabkan karena anak sering meminum minuman dingin atau es
3. Operasi pengangkatan amandel bisa mengakibatkan kebodohan
Benarkah demikian? Mari kita kenali amandel pada anak serta mitos yang menyertainya

Mitos Pertama
Bunda, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, amandel merupakan salah satu perangkat yang diciptakan Tuhan untuk mendeteksi kuman dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh si kecil, sebagai mekanisme imunitas pada anak.
Karena berfungsi untuk membantu menjaga pertahanan anak dari serangan penyakit, amandel ini tak jarang akan membesar. Peristiwa ini adalah hal yang wajar terjadi, dan akan kembali mengecil dengan sendirinya manakala si kecil sehat.
Semakin besar usia anak, amandel akan mengecil dengan sendirinya seiring dengan semakin berkembangnya fungsi imunitas anak yang lainnya.
Namun, karena kondisi tubuh setiap anak berbeda, pada anak-anak tertentu dengan daya tubuh yang lemah, amandelnya sering mengalami infeksi. Sehingga membuat anak mengalami kesulitan untuk menelan makanan ataupun sakit tenggorokan yang mengakibatkan demam yang tinggi.
Bagaimana cara mengetahui amandel yang terinfeksi?
Ciri-ciri amandel yang terinfeksi :
1. Ukuran amandel membesar
2. Anak mengeluh sakit tenggorokan dan susah menelan
3. Terdapat bintik-bintik putih di sekitar tenggrokan
4. Tubuh anak terasa demam
5. Bagian bawah rahang mengalami pembengkakan
6. Anak mengeluh pusing atau sakit kepala
7. Suaranya serak atau bahkan hilang
Amandel yang terinfeksi tidak selalu harus diangkat atau dioperasi. Dokter akan memberikan obat terlebih dahulu untuk mengatasi infeksi yang menyerang amandel.
Bila infeksi yang menyerang disebabkan oleh virus, antibiotik tidak diperlukan. Namun bila infeksi terjadi akibat serangan kuman dan bakteri yang menyebabkan amandel berjamur atau bernanah, maka baru barulah diberi antibiotik, atau, bahkan tindakan operasi dilakukan.

Operasi amandel pada anak dilakukan apabila :
1. Anak mengalami infeksi amandel berulang (lebih dari tiga kali dalam sebulan).
2. Pembengkakan amandel menutupi jalan masuk makanan dan udara
3. Amandel diserang jamur yang dikhawatirkan menyebar hingga menginfeksi paru-paru
4. Amandel bernanah.
Mitos Kedua
Bunda, amandel pada anak tidak disebabkan karena ia sering meminum air dingin/es. Bahkan kondisi tertentu es diperlukan untuk mendinginkan amandel yang bengkak.
Namun yang harus diwaspadai adalah konsumsi pemanis buatan dan pengawet yang sering diminum bersamaan dengan minuman dingin tersebut.
Infeksi lebih sering terjadi akibat daya tahan tubuh yang rendah sehingga tidak mampu mengatasi serangan kuman, bakteri serta virus yang berasal dari udara dan makanan serta minuman yang dikonsumsi anak.
Mitos Ketiga
Pengangkatan amandel yang terinfeksi tentu saja tidak akan mengakibatkan anak menjadi bodoh. Karena amandel (tonsil) merupakan kelenjar di dalam rongga mulut bagian dalam yang letaknya di kiri dan kanan. Umumnya sebesar kelereng.
Kelenjar ini sangat bermanfaat bagi si kecil untuk mendeteksi penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Operasi amandel hanya berpengaruh pada berkurangnya imunitas anak, sebelum tubuhnya memiliki daya tahan tubuh yang tumbuh bersama pertumbuhan usia.
Namun jangan khawatir, untuk meningkatkan daya tahan tubuh si kecil, ada baiknya Bunda melakukan tips berikut.
1. Biasakan si kecil tidur tidur siang
2. Berikan suplemen seperti madu, sari kurma dan lain-lain.
3. Hindari memberikan makanan yang mengandung pengawet dan pemanis buatan.
Semoga bermanfaat, ya, Parents!
***
Baca juga:
id.theasianparent.com/penyebab-demam-pada-anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.