Tanggal 1 Desember setiap tahunnya, diperingati sebagai hari HIV/AIDS sedunia. Karena itulah banyak lembaga yang mengampanyekan terkait kesehatan reproduksi dan berbagai cara mencegah penyakit menular seksual. Dalam masyarakat Indonesia sendiri, masih banyak yang percaya bahwa setia pada pasangan adalah cara yang efektif untuk mencegah terjadinya penularan IMS.
Namun, benarkan setia pada pasangan saja cukup?
Cukupkah setia pada pasangan untuk mencegah infeksi menular seksual?
Berdasarkan Laporan Kejadian HIV-AIDS Triwulan II Kemenkes RI 2018, disebutkan bahwa hingga Juni 2018 ada sekitar 301.959 kasus infeksi HIV yang dilaporkan. Dan, 76,2% di antaranya disebabkan oleh hubungan seksual yang tidak aman.
Sayangnya, menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2017, hanya 49% wanita dan 55% pria di Indonesia yang memahami bahwa pencegahan HIV dilakukan dengan setia pada satu pasangan dan konsisten menggunakan kondom.
Padahal penggunaan kondom, baik kondom pria maupun kondom wanita membantu mencegah HIV dan Infeksi Menular Seksual lainnya. Meskipun Anda sudah memakai alat kontrasepsi yang lain, namun kondom tetap diperlukan agar tidak tertular IMS. Keefektifan kondom dalam mencegah HIV sekitar 80-90%.
Terkait hal ini, Psikolog Inez Kristanti, M.Psi., dari Angsamerah Clinic memaparkan bahwa setia pada pasangan memang bisa mencegah penularan IMS, namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yakni sebagai berikut:
- Semain banyak pasangan seksual semakin berisiko, karenanya suami dan istri harus benar-benar setia pada pasangan sahnya. Bila hanya satu pihak yang setia, sementara yang lainnya tidak setia, maka risiko tertular HIV tetap tinggi.
- Setia pada pasangan bisa menurunkan risiko penularan IMS apabila suami dan istri sama-sama pernah menjalani tes yang menunjukkan bahwa keduanya negatif mengidap HIV. Bila status HIV suami dan istri tidak diketahui, maka risiko penularan IMS tetap ada sampai keduanya menjalani tes HIV.
- Pasangan yang berselingkuh berisiko terkena HIV dan menularkan penyakit tersebut ke pasangan sahnya.
Selain menjadi pasangan yang setia, ini yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan risiko tertular IMS
1. Setia pada pasangan, dalam arti tidak bergonta-ganti pasangan seksual
“Semakin banyak pasangan seksual, maka semakin berisiko tertular IMS,” tutur Inez saat ditemui dalam acara Media and Community Gathering Peluncuran Hasil Survei Lengkap Eduka5eks oleh Durex RB Indonesia di Jakarta (21/11).
Selain setia, Anda juga perlu mengetahui riwayat seksual pasangan sebelum menikah dan sesudah menikah, serta melakukan tes IMS terlebih dulu untuk mengetahui status kesehatan mereka.
Dalam beberapa kasus, tidak berhubungan seksual dengan siapapun dianggap sebagai cara yang paling ampuh untuk mencegah penularan penyakit seksual. Terutama pada pasangan yang salah satunya menderita IMS.
2. Memakai kondom
Pemakaian kondom bisa menjadi cara mencegah penularan penyakit IMS. Terutama kondom berbahan lateks yang tingkat kebocorannya lebih rendah dibanding kondom berbahan sintetis. Menggunakan kondom untuk mencegah IMS bisa efektif jika cara pemakaiannya benar.
3. Vaksinasi
Beberapa penyakit infeksi menular seksual bisa dicegah dengan vaksin dewasa. Vaksin ini terdiri dari hepatitis B, kutil kelamin, vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks dan lain-lain.
Vaksin HPV bahkan direkomendasikan kepada anak perempuan sejak usia 9-13 tahun. Dan bagi mereka yang berada di bawah usia 26 tahun namun belum pernah vaksin HPV, disarankan untuk segera melakukannya. Karena kanker serviks yang disebabkan oleh virus HPV sangat mematikan.
4. Sunat pada laki-laki
Manfaat kesehatan sunat bagi laki-laki terbukti bisa menurunkan risiko terkena penyakit HIV sebanyak 60%, juga mencegah penunlaran herpes dan infeksi HPV. Semua itu adalah penyakit menular seksual yang berbahaya.
Jadi, bila waktu kecil suami belum melakukan sunat, alangkah baiknya sekarang minta dia melakukan sunat ke dokter bedah.
5. Tidak mengonsumsi alkohol dan obat terlarang
Narkoba dan alkohol bisa memengaruhi kesadaran seseorang, sehingga dapat melakukan kegiatan seksual berisiko yang dilakukan tanpa sadar. Hal ini akan meningkatkan risiko tertular IMS. Penggunaan obat terlarang secara suntik juga berisiko tinggi membuat Anda terkena penyakit menular seksual.
***
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga;
Ciuman bisa menularkan HIV, mitos atau fakta?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.