Tidak hanya orang dewasa, penyakit meningitis juga bisa menyerang anak-anak. Agar bisa segera ditangani, kenali gejala meningitis pada anak sejak dini.
Meningitis merupakan infeksi yang menyerang selaput otak akibat bakteri, virus, maupun jamur dan mikroorganisme lainnya.
Tentu, penyakit ini bisa membahayakan si kecil bila tidak ditangani dan diobati dengan baik.
Oleh karena itu, Parents, yuk kenali gejala meningitis pada anak dan cara mengatasinya.
Artikel Terkait: Ukuran mata besar adalah satu gejala kelainan Sindrom Axenfeld Rieger, apa bahayanya?
Meningitis pada Anak
Parents sebaiknya ketahui berbagai gejala penyakit meningitis pada anak yang bisa membahayakan keselamatannya.
Penyakit ini menyerang pada saat kondisi tubuh sedang drop atau daya tahan tubuh rendah. Apabila tidak diobati dengan cepat dan tepat bisa berakibat fatal.
Pada orang dewasa, kita bisa mengenali gejala meningitis berdasarkan keluhan yang diderita. Namun, pada anak kecil atau balita, dengan keterbatasan kemampuannya dalam berkomunikasi, tentulah hal itu sulit dilakukan.
Secara umum, gejala-gejala yang ditimbulkan oleh meningitis baik pada orang dewasa maupun anak relatif sama.
Misalnya, mengalami demam tinggi, leher kaku, penurunan kesadaran, kejang, mual, muntah dan lain-lain.
Hanya saja pada anak balita gejala-gejala tersebut kerap diabaikan karena ketidaktahuan orang tua akan kondisi yang dirasakan anak.
Terkadang, anak hanya terlihat lebih rewel dari biasa dan kelihatan tidak sehat.
Gejala Meningitis pada Anak
Sebelum menentukan penanganan yang tepat, penting untuk mengetahui tanda-tanda yang muncul pada anak. Berikut beberapa gejala meningitis pada anak yang mungkin dirasakan:
- Ubun-ubun (bagian lembut dan lunak di atas kepala bayi) menonjol pada bayi usia 6 bulan.
- Nyeri pada bagian kaki (anak menangis atau berteriak setiap kali kakinya disentuh dapat merupakan indikasi adanya nyeri pada bagian kaki tersebut).
- Kaki dan tangan anak terasa dingin.
- Warna kulit menjadi abnormal (tidak normal).
Penyebab Meningitis
Meningitis paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang bergerak ke dalam cairan tulang belakang serebral (CSF).
CSF adalah cairan yang melindungi dan melapisi otak dan sumsum tulang belakang. Jamur atau parasit juga dapat menyebabkan meningitis. Ini lebih sering terjadi pada anak-anak dengan sistem kekebalan yang lemah.
Terdapat perbedaan dampak antara meningitis yang disebabkan oleh virus dan bakteri.
Apabila penyakit ini berasal dari virus maka kondisinya lebih umum dan biasanya tidak terlalu parah.
Virus yang dapat menyebabkan meningitis antara lain poliovirus, virus mumps (paramyxovirus), virus flu, dan virus West Nile.
Sedangkan bakteri yang dapat menyebabkan meningitis antara lain streptokokus grup B, E. coli, Haemophilus influenzae tipe b (Hib), dan bakteri strep yang menyebabkan pneumonia.
Sedangkan meningitis bakterial cenderung mengakibatkan gejala yang lebih parah dan bahkan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang hingga kematian.
Bakteri sifilis, TBC, dan penyakit Lyme juga dapat menyebabkan meningitis. Bakteri, virus, dan jamur penyebab meningitis biasanya tumbuh di saluran pernapasan seseorang.
Seorang anak mungkin tidak memiliki gejala meningitis sama sekali, tetapi ia bisa jadi membawa organisme tersebut di hidung atau tenggorokannya. Penyakit ini dapat menyebar melalui:
- Kontak dekat dengan seseorang yang membawa infeksi
- Sentuhan pada benda yang terinfeksi, seperti gagang pintu, permukaan keras, atau mainan, lalu menyentuh hidung, mulut, atau mata
- Droplet dari bersin, percakapan dekat.
Infeksi biasanya dimulai pada saluran pernapasan. Pada anak-anak, keluhan yang pertama kali dirasakan adalah pilek, infeksi sinus, atau infeksi telinga.
Selanjutnya, virus atau bakteri ini dapat masuk ke aliran darah dan mencapai otak dan sumsum tulang belakang.
Diagnosis Meningitis
Saat memeriksakan diri ke dokter, biasanya dokter akan menanyakan riwayat kesehatan si kecil.
Lalu, pemeriksaan secara fisik pun akan dilakukan untuk mengetahui penyebab dari gejala yang timbul.
Beberapa tes lain yang juga akan dilakukan di antaranya:
- Tes darah untuk mengetahui kemungkinan keberadaan bakteri dalam tubuh si kecil
- CT scan atau MRI berupa pemindaian pada area kepala untuk melihat kemungkinan adanya kondisi pembengkakan dan peradangan
- Spiral tap yakni metode yang digunakan dokter dengan cara mengambil cairan dari sekitar sumsum tulang belakang untuk mengetahui penyebab meningitis.
Artikel Terkait: Mata anak 2 tahun terlihat indah seperti karakter putri Disney, ternyata ini alasannya
Perawatan untuk Meningitis
Perawatan penyakit meningitis akan bergantung pada penyebab dari meningitis itu sendiri.
Setelah anak Anda mendapatkan diagnosis dari dokter, selanjutnya dokter mungkin menyarankan beberapa jenis perawatan berdasarkan jenis meningitis yang diderita. Berikut beberapa di antaranya:
Meningitis Bakteri
Bila si kecil mengalami meningitis akibat infeksi bakteri, biasanya dokter akan memberikan perawatan dan pengobatan dengan antibiotik. Dokter akan memberikan resep sesuai kondisi dan keparahan meningitis.
Meningitis Virus
Penyakit meningitis akibat virus biasanya bisa hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, tentunya kembali lagi pada kondisi dan keparahan pasien.
Bila kasusnya ringan, dokter akan meminta si kecil untuk istirahat total, banyak minum air putih, dan minum penghilang rasa sakit dan demam.
Meningitis Akibat Jamur
Meningitis karena jamur biasanya akan diobati dengan obat anti jamur yang diresepkan oleh dokter. Anak Anda mungkin akan mendapatkan obat antijamur IV.
Meningitis Tuberkulosis (TB)
Jika meningitis yang dialami anak adalah akibat tuberkulosis, maka anak Anda akan dirawat dengan pengobatan selama 1 tahun.
Pengobatan dilakukan dengan beberapa obat untuk beberapa bulan pertama. Ini diikuti oleh obat-obatan lain untuk waktu yang tersisa.
Saat anak Anda pulih dari meningitis, anak membutuhkan:
- Istirahat total (bed rest)
- Peningkatan asupan cairan melalui mulut atau cairan IV di rumah sakit
- Obat penurun panas dan sakit kepala. Jangan berikan aspirin atau obat yang mengandung aspirin kepada anak di bawah usia 19 tahun kecuali atas petunjuk dokter.
- Oksigen tambahan atau mesin pernapasan (respirator) jika anak Anda mengalami kesulitan bernapas
Artikel Terkait: Jadwal imunisasi anak, pastikan tidak ada yang terlambat, Parents
Pencegahan Meningitis pada Anak
Pencegahan meningitis pada balita bisa dilakukan dengan vaksinasi dan menjaga daya tahan tubuh anak dari serangan penyakit, baik yang disebabkan oleh virus herpes simplex, bakteri streptococcus maupun jamur cryptococcus.
Meskipun negara kita bukanlah daerah endemik, yakni daerah penyakit meningitis berkembang pesat, namun vaksinasi seharusnya tetap bisa diberikan, terutama bila kita berencana membawa balita bepergian ke luar negeri.
Konsultasikan kepada dokter tentang vaksin yang tepat untuk balita Anda. Beberapa jenis vaksin tersebut termasuk:
- Vaksin H. influenzae tipe b (Hib)
- Vaksin pneumokokus PCV13
- Vaksin pneumokokus PPSV23
- Vaksin meningokokus.
Beritahukan ke mana negara/daerah tujuan Anda ke dokter karena mungkin jenis vaksinasi yang dibutuhkan berbeda.
Komplikasi Akibat Meningitis
Dikutip dari kidshealth, komplikasi meningitis yang disebabkan oleh bakteri mungkin memerlukan perawatan ekstra.
Seseorang dengan tekanan darah rendah mungkin memerlukan lebih banyak cairan IV dan obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah.
Beberapa anak bahkan membutuhkan oksigen ekstra atau ventilasi mekanis jika mereka kesulitan bernapas.
Komplikasi meningitis bakteri termasuk dalam masalah neurologis, seperti gangguan pendengaran, masalah penglihatan, kejang, dan ketidakmampuan belajar.
Karena gangguan pendengaran adalah komplikasi umum, anak yang menderita meningitis bakteri harus menjalani tes pendengaran setelah sembuh.
Jantung, ginjal, dan kelenjar adrenal juga mungkin terpengaruh, tergantung pada penyebab infeksi.
Meskipun beberapa anak mengalami masalah neurologis jangka panjang, sebagian besar yang mendapatkan diagnosis dan pengobatan cepat pulih sepenuhnya.
Perawatan Medis untuk Meningitis pada Anak
Segera dapatkan perawatan medis jika anak Anda menunjukkan salah satu atau beberapa gejala berikut:
- Muntah
- Sakit kepala
- Kelelahan atau kebingungan
- Leher kaku
- Muncul ruam
- Demam
Jika anak Anda berada di dekat seseorang yang menderita meningitis, segera hubungi dokter Anda untuk menanyakan tentang pengobatan pencegahan.
Parents, kenali gejala-gejala meningitis pada anak di atas agar anak dapat segera mendapatkan perawatan yang tepat. Semoga ulasan di atas bermanfaat.
***
Artikel telah diupdate oleh: Anna Nurjanah
Baca juga :
Disangka keracunan makanan, gejala meningitis membuat kaki anak ini harus diamputasi
Waspada! Ruam dan demam bisa jadi tanda meningitis pada anak!
8 Gejala meningitis pada anak yang harus Parents waspadai
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.