7 Ciri-Ciri Darah Tinggi pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya

undefined

Darah tinggi saat hamil bisa berbahaya bila tak segera ditangani. Cek ciri-cirinya di sini, Parents!

Ciri-ciri darah tinggi pada ibu hamil sering kali terabaikan, apalagi jika sebelum hamil, si calon ibu tidak pernah mengalaminya.

Memang tekanan darah tinggi pada kehamilan adalah masalah medis umum yang sebenarnya biasa hilang begitu bayi lahir. Namun dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa menandakan hal serius yang disebut preeklampsia.

Oleh karena itu, Bunda perlu mengetahui ciri-ciri darah tinggi pada ibu hamil sebagai pencegahan.

Artikel terkait: Hipertensi Gestasional: Gejala, Penyebab, Dampak, Mengatasi

Ciri-Ciri Darah Tinggi pada Ibu Hamil

ciri-ciri darah tinggi pada ibu hamil

Tekanan darah adalah kekuatan darah Anda mendorong dinding arteri saat jantung memompa darah.

Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, adalah ketika kekuatan terhadap dinding arteri Anda terlalu tinggi.

Biasanya dicatat dalam 2 angka, yakni angka atas (sistolik) adalah tekanan saat jantung memompa, dan angka bawah (diastolik) adalah tekanan di antara setiap detak.

Saat hamil, Bunda dianggap memiliki tekanan darah tinggi jika angka atas adalah 140 atau lebih, dan angka bawah adalah 90 atau lebih (digambarkan sebagai “140 di atas 90”). Tekanan darah tinggi kadang-kadang disebut hipertensi.

Beberapa ciri-ciri darah tinggi pada ibu hamil ini perlu Bunda waspadai. Namun, perlu diingat bahwa beberapa gejala ini umum terjadi pada ibu hamil dan tidak selalu berarti Anda memiliki masalah. 

Bicarakan dengan dokter tentang semua gejala berikut ini.

1. Sakit Kepala 

Sakit kepala yang konstan dan tak kunjung hilang bisa menjadi pertanda tekanan darah tinggi. Ini disebabkan karena aliran darah yang terlalu kuat.

2. Masalah Penglihatan

Bila Bunda mengalami masalah penglihatan, termasuk penglihatan kabur atau melihat bintik-bintik, ini adalah salah satu tanda tekanan darah tinggi.

3. Sakit Perut

7 Ciri-Ciri Darah Tinggi pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya

Tekanan darah yang tinggi juga dapat menyebabkan gangguan pada perut bagian kanan atas.

4. Mual dan Muntah

Tekanan darah juga menyebabkan mual dan muntah yang dimulai atau memburuk setelah minggu ke-20 kehamilan.

5. Sesak Napas atau Sulit Bernapas

Aliran darah yang terlalu kuat juga menyebabkan Bunda sesak napas atau sulit bernapas. Gejala ini mungkin saja bisa memburuk seiring bertambahnya usia kehamilan.

6. Pembengkakan Tangan dan Wajah

Tangan dan wajah yang membengkak bisa menjadi pertanda tekanan darah tinggi.

Kaki mungkin juga membengkak, tetapi banyak ibu mengalami kaki bengkak selama kehamilan.

Jadi kaki bengkak dengan sendirinya mungkin bukan pertanda masalah. Oleh karena itu, Bunda perlu memastikannya dengan dokter kandungan.

7. Urine yang Sedikit atau Tidak Ada

Kondisi tekanan darah tinggi juga dapat memengaruhi produksi urine.

8. Terlalu Banyak Protein dalam Urine (Proteinuria)

Hal ini bisa dipastikan dengan pemeriksaan urine. Bila ada protein di dalam urine dapat dipastikan Bunda mengalami tekanan darah tinggi.

Artikel terkait: 20 Foto dari Tali Pusar Bayi Sesaat setelah Dilahirkan, Menakjubkan!

Tipe Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil

Terkadang tekanan darah tinggi dimulai sebelum kehamilan. Dalam kasus lain, kondisi ini berkembang selama kehamilan.

1. Hipertensi Kronis

Pada hipertensi kronis, tekanan darah tinggi berkembang baik sebelum kehamilan atau selama 20 minggu pertama kehamilan.

Akibat tekanan darah tinggi biasanya tidak memiliki gejala, mungkin sulit untuk mengetahui secara pasti kapan mulainya.

2. Hipertensi Kronis dengan Superimposed Preeklamsia

Kondisi ini terjadi ketika hipertensi kronis menyebabkan tekanan darah tinggi yang memburuk selama kehamilan.

Orang dengan kondisi ini dapat mengembangkan protein dalam urine atau komplikasi lainnya.

3. Hipertensi Gestasional

Orang dengan hipertensi gestasional memiliki tekanan darah tinggi yang berkembang setelah 20 minggu kehamilan.

Tidak ada kelebihan protein dalam urine dan tidak ada tanda-tanda kerusakan organ lainnya.

Namun dalam beberapa kasus, hipertensi gestasional pada akhirnya dapat menyebabkan preeklamsia.

4. Preeklamsia

Preeklamsia terjadi ketika hipertensi berkembang setelah 20 minggu kehamilan.

Kondisi ini dikaitkan dengan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, termasuk ginjal, hati, darah atau otak.

Preeklamsia yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan fatal, bagi ibu dan bayi.

Komplikasi mungkin termasuk eklampsia, di mana kejang berkembang.

Sebelumnya, preeklamsia didiagnosis hanya jika terdapat tekanan darah tinggi dan protein dalam urine.

Para ahli sekarang tahu bahwa preeklamsia mungkin saja terjadi tanpa protein dalam urine.

Artikel terkait: Perlu Tahu! 3 Makanan yang Dapat  Menurunkan Tekanan Darah Ibu Hamil

Penyebab Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil

7 Ciri-Ciri Darah Tinggi pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya

Hipertensi yang disebabkan karena kehamilan biasanya lebih sering dialami pada kehamilan pertama mereka.

Ibu hamil yang memiliki keluarga, saudara kandung atau orang tua dengan kondisi yang sama juga bisa mengalaminya. 

Meskipun penyebab pasti tekanan darah tinggi pada kehamilan tidak diketahui, ada beberapa kemungkinan faktor yang menyebabkan tekanan darah tinggi selama kehamilan, yaitu:

  • Gaya hidup tidak aktif
  • Obesitas atau kelebihan berat badan
  • Merokok
  • Kehamilan pertama kali
  • Minum alkohol
  • Konsepsi pada usia di atas 35
  • Riwayat keluarga hipertensi yang terkait kehamilan
  • Hamil kembar atau lebih
  • Kehamilan yang dibantu seperti IVF
  • Menderita diabetes atau penyakit autoimun tertentu.

Artikel terkait: 13 Sayuran yang Bagus untuk Ibu Hamil dan Kesehatan Janin

Diagnosis

Dokter akan rutin mengukur tekanan darah di setiap pemeriksaan kehamilan Anda. 

Seperti yang dijelaskan di atas, tingkat tekanan darah ditentukan oleh dua nilai, yakni sistolik dan diastolik.

Nilai sistolik adalah angka atas yang menentukan tekanan saat jantung secara aktif memompa darah melalui arteri.

Nilai diastolik adalah angka terbawah yang menunjukkan tekanan dalam arteri saat jantung beristirahat di antara denyut.

Sesuai American Heart Association (AHA), 120/80 mmHg menunjukkan pembacaan tekanan darah normal. Angka di atas 140/90 mmHg dianggap sebagai tekanan darah tinggi atau hipertensi. 

Tekanan darah Bunda harus dipantau pada setiap pertemuan selama kehamilan.

Jika Bunda didiagnosis dengan tekanan darah tinggi, dokter mungkin menyarankan agar anda melakukan beberapa pemeriksaan pada waktu yang berbeda dalam sehari untuk mengawasi naik atau turunnya tingkat tekanan darah.

Selain itu, dokter juga akan menggunakan tes urine dan darah untuk melihat kemungkinan masalah.

Risiko Tekanan Darah Tinggi 

Tekanan darah tinggi selama kehamilan menimbulkan risiko berikut:

1. Aliran Darah ke Plasenta Berkurang

Jika plasenta tidak mendapatkan cukup darah, janin mungkin menerima lebih sedikit oksigen dan lebih sedikit nutrisi.

Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan yang lambat (pembatasan pertumbuhan intrauterin), berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur

Bayi yang lahir lebih awal dapat mengalami masalah pernapasan, peningkatan risiko infeksi, dan komplikasi lainnya.

2. Solusio Plasenta

Dalam kondisi ini, plasenta terpisah dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan.

Preeklamsia dan tekanan darah tinggi meningkatkan risiko solusio plasenta. Solusio yang parah dapat menyebabkan perdarahan hebat, yang dapat mengancam jiwa Anda dan bayi.

3. Pembatasan Pertumbuhan Intrauterin

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan janin melambat atau menurun.

4. Cedera pada Organ Lain 

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dengan baik dapat mengakibatkan cedera pada otak, mata, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan organ utama lainnya. Dalam kasus yang parah, itu bisa mengancam jiwa.

5. Persalinan Prematur

Terkadang persalinan dini diperlukan untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa dari tekanan darah tinggi selama kehamilan.

6. Penyakit Kardiovaskular di Masa Depan

Memiliki preeklamsia dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) di masa depan.

Risiko penyakit kardiovaskular di masa depan lebih tinggi jika Bunda pernah mengalami preeklamsia lebih dari sekali.

Ini juga lebih tinggi jika Anda pernah melahirkan prematur karena memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan.

7. HELLP Syndrome

HELLP adalah singkatan dari hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah. Kondisi ini parah dan mengancam jiwa, dan dapat menjadi komplikasi dari preeklamsia.

Gejala yang terkait dengan HELLP meliputi:

  • Mual
  • Muntah
  • Sakit kepala
  • Sakit perut bagian atas.

Lantaran sindrom HELLP dapat sangat merusak sistem organ vital bagi kehidupan, perawatan medis darurat ditujukan untuk mengurangi tekanan darah demi kesehatan ibu dan bayi.

Dalam beberapa kasus, kelahiran prematur diperlukan.

Cara Mengatasi Tekanan Darah Tinggi

Dokter atau bidan akan memeriksa tekanan darah Bunda secara teratur. Jika Bunda memiliki tekanan darah tinggi, penting untuk:

  • Berhenti merokok
  • Makan makanan sehat
  • Berolahraga secara teratur
  • Pastikan mengontrol berat badan yang sehat

Jika tekanan darah tinggi disebabkan oleh kondisi medis seperti penyakit ginjal, penting untuk berbicara dengan dokter tentang obat apa yang aman dikonsumsi selama kehamilan.

Preeklamsia dapat dikelola dengan obat-obatan dan pemantauan ketat terhadap Bunda dan bayi.

Namun, itu bisa menjadi lebih buruk dengan sangat cepat. Jika ini terjadi, Bunda mungkin perlu pergi ke rumah sakit atau melahirkan bayi lebih awal.

Persalinan prematur, dapat dipertimbangkan dengan melihat beberapa faktor, termasuk seberapa parahnya, berapa minggu kehamilan, dan apa potensi risikonya bagi Anda dan bayi.

Berikut hal yang perlu dipertimbangkan: 

  • Jika Anda hamil lebih dari 37 minggu, dokter mungkin menyarankan untuk melahirkan bayi.
  • Jika Anda hamil kurang dari 37 minggu, dokter akan memantau Anda dan bayi dengan cermat. Ini termasuk tes darah dan urin.

Pemantauan bayi sering kali melibatkan USG, pemantauan detak jantung, dan pemeriksaan pertumbuhan bayi.

Anda mungkin perlu minum obat, untuk mengontrol tekanan darah dan untuk mencegah kejang. 

Beberapa ibu hamil juga mendapatkan suntikan steroid, untuk membantu paru-paru bayi matang lebih cepat.

Jika preeklamsia parah, dokter mungkin menyarankan untuk melahirkan bayi lebih awal.

Gejala biasanya hilang dalam waktu 6 minggu setelah melahirkan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, gejala mungkin tidak hilang, atau mungkin tidak mulai sampai setelah melahirkan (preeklamsia pascapersalinan). Ini bisa sangat serius, dan harus segera diobati.

Artikel terkait: Masuk Angin Saat Hamil: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

Mencegah Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil

Faktor risiko umum untuk tekanan darah tinggi, seperti obesitas, dapat diminimalkan melalui diet dan olahraga.

Selama kehamilan, sangat normal untuk menambah berat badan.

Jika Bunda khawatir, bicarakan dengan dokter tentang target kenaikan berat badan dan cara untuk tetap berada dalam berat badan yang sehat.

Hindari merokok dan minum alkohol. Keduanya diketahui meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan komplikasi lain selama kehamilan.

Garam penting selama kehamilan dan biasanya tidak perlu membatasi asupan garam, bahkan untuk perempuan dengan tekanan darah tinggi.

Membatasi garam terlalu banyak berbahaya bagi ibu hamil dan dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.

Kehamilan menyebabkan perubahan hormon serta perubahan psikologis dan fisik.

Hal ini dapat menyebabkan stres, yang dapat membuat tekanan darah tinggi lebih sulit untuk dikelola. Cobalah untuk mengurangi stres dengan yoga dan meditasi.

Artikel terkait: Bisa Membahayakan Janin, Ketahui 10 Cara Mengatasi Stress saat Hamil!

Kapan Harus Hubungi Dokter?

Bunda harus memantau tekanan darah di rumah, dan jika Bunda mengamati adanya peningkatan tekanan darah berulang kali, Anda harus menghubungi dokter.

Jika Bunda menghadapi salah satu gejala preeklamsia berikut, harus segera mencari perawatan medis:

  • Nyeri atau nyeri tekan di perut, terutama di bagian kanan atas.
  • Peningkatan berat badan sebesar 2 pon (0,9 kg) atau lebih dalam sehari.
  • Penglihatan kabur atau masalah lain dalam penglihatan seperti sensitivitas cahaya, penglihatan ganda, melihat bintik-bintik atau lampu berkedip, atau kehilangan penglihatan sementara.
  • Sakit kepala yang sering memburuk atau sakit kepala terus-menerus yang tidak berkurang seiring waktu.
  • Leher, bahu atau nyeri tubuh bagian atas lainnya (ini biasanya dimulai di hati.)
  • Pembengkakan disertai dengan salah satu asumsi yang disebutkan di atas.
  • Nyeri akut mendadak di perut dengan atau tanpa pendarahan vagina.

***

Itulah penjelasan tentang ciri-ciri darah tinggi pada ibu hamil.

Semoga informasi ini bermanfaat untuk Bunda!

 

 

Baca juga:

Tanda Darah Rendah pada Ibu Hamil, Waspadai dan Atasi dengan Cara Ini

Hemoglobin (HB) Rendah pada Ibu Hamil, Begini Cara Sederhana Menaikkannya!

10 Daftar Makanan untuk Ibu Hamil agar Janin Terlahir Jadi Anak yang Tinggi

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.