Sudah jamak diketahui bahwa ibu hamil yang mengidap hipertensi identik dengan risiko preeklamsia. Namun, tidak banyak yang tahu tentang sindrom HELLP yang juga mengintai ibu hamil dengan hipertensi.
Apa Itu Sindrom HELLP?
Sumber: Pixabay
Sindrom HELLP merupakan komplikasi kehamilan yang mengancam nyawa ibu maupun bayi. Kondisi ini menyebabkan masalah pada darah, hati, dan tekanan darah Bunda.
Sekitar 10-20 persen bumil yang mengalami preeklamsia juga akan mengalami sindrom HELLP. Namun, kelainan ini cukup langka, hanya terjadi pada kurang dari 1 persen kehamilan.
Menurut American Pregnancy Association, nama sindrom HELLP adalah singkatan dari tiga kelainan utama, yaitu Hemolisis, EL (Elevated Liver Enzymes) enzim hati yang meningkat, dan LP (Low Platelet Count) jumlah trombosit yang rendah. Kondisi langka ini akan terlihat pada analisis laboratorium awal.
- Hemolisis: Hemolisis mengacu pada kerusakan sel darah merah. Pada orang dengan hemolisis, sel darah merah rusak terlalu cepat. Ini dapat menyebabkan kadar sel darah merah rendah dan pada akhirnya dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi ketika darah tidak membawa oksigen yang cukup ke seluruh tubuh.
- Enzim Hati Tinggi (Elevated Liver Enzymes): Enzim hati yang meningkat menunjukkan bahwa hati tidak berfungsi dengan baik. Sel-sel hati yang meradang atau terluka membocorkan sejumlah besar bahan kimia tertentu, termasuk enzim, ke dalam darah.
- Jumlah Trombosit Rendah (Low Platelet Count): Trombosit adalah komponen darah yang membantu pembekuan. Ketika kadar trombosit rendah, seseorang akan mengalami peningkatan risiko perdarahan yang berlebihan.
Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah tinggi, dan biasanya terjadi selama trimester terakhir kehamilan. Gejala kondisi ini juga muncul lebih awal pada kehamilan atau postpartum (dalam kasus yang jarang terjadi).
Penyebab Sindrom HELLP pada Ibu Hamil
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun, ada faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko Bumil mengembangkan kondisi ini.
Meskipun preeklamsia menjadi faktor risiko terbesar, tetapi tidak semua ibu hamil dengan preeklamsia akan mengalami kondisi ini. Faktor risiko lain Bumil terindikasi sindrom HELLP adalah:
- Berusia di atas 35 tahun
- Ras Afrika-Amerika
- Obesitas
- Riwayat preeklamsia
- Mengidap diabetes, penyakit ginjal, lupus, atau kekentalan darah
- Mengalami tekanan darah tinggi
- Hamil kembar
- Interval kehamilan terlalu dekat <2 tahun atau terlalu jauh >10 tahun
Jika Bumil pernah mengalami kondisi ini selama kehamilan sebelumnya, maka akan memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom HELLP. Perlu diketahui bahwa pada banyak situasi, sindrom ini meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Gejala Umum Sindrom HELLP
Gejalanya dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi yang paling umum meliputi:
- Umumnya merasa tidak sehat atau lelah
- Nyeri perut, terutama di bagian kanan atas
- Mual, muntah
- Sesak napas
- Sakit kepala
- Bengkak, terutama di tangan atau wajah
- Kenaikan berat badan yang berlebihan dan tiba-tiba
- Penglihatan kabur, kehilangan penglihatan, atau sensitivitas cahaya
- Mimisan atau perdarahan yang tidak berhenti secepat biasanya
- Nyeri bahu atau nyeri saat menarik napas dalam
Dalam kasus yang jarang terjadi, Bumil mungkin juga akan mengalami kebingungan dan kejang.
Jika mendapati gejala tersebut di atas, Bunda tidak bisa serta-merta melakukan self diagnosis bahwa Bunda mengalami sindrom HELLP. Hanya dokter yang dapat memastikan bahwa gejala yang dialami tersebut menunjukkan masalah kesehatan yang serius atau tidak. Untuk itu, sebaiknya segera hubungi dokter kandungan untuk mengevaluasi gejala yang Bunda alami.
Perbedaan Sindrom HELLP dengan Preeklamsia
Sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzym and Low Platelets) adalah komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa. Kondisi ini biasanya dianggap sebagai varian dari preeklamsia dan kedua kondisi tersebut biasanya terjadi pada tahap akhir kehamilan, atau segera setelah melahirkan.
Pasien yang memiliki preeklamsia atau eklamsia memang berisiko lebih tinggi terkena sindrom HELLP, tetapi sindrom HELLP dan preeklamsia/eklamsia adalah dua kondisi yang berbeda.
Sering diasumsikan bahwa sindrom ini akan selalu terjadi jika seseorang menderita preeklamsia, tetapi adakalanya gejala HELLP akan terjadi tanpa adanya diagnosis gejala preeklamsia. Misalnya tekanan darah tinggi atau proteinuria (kadar protein yang tinggi di dalam darah).
Diperkirakan, sekitar 4-12% ibu hamil dengan diagnosis preeklamsia akan mengalami sindrom HELLP.
Sindrom HELLP dapat terjadi lebih sering pada pasien dengan riwayat keluarga preeklamsia atau sindrom HELLP, atau riwayat kondisi autoimun tertentu atau gangguan pembekuan darah, serta pada pasien tanpa faktor risiko.
Banyak ibu hamil didiagnosis dengan preeklamsia sebelum mereka memiliki HELLP. Terkadang tanda dan gejala sindrom ini adalah tanda pertama dari preeklamsia.
Diagnosis
Untuk mendiagnosisnya, dokter akan melakukan asesmen yang meliputi pertanyaan dan pemeriksaan tentang perubahan fisik tertentu seperti:
- Sakit perut atau nyeri, terutama di sisi kanan atas
- Hati/liver yang membesar
- Tekanan darah tinggi
- Bengkak di kaki
Sering kali, tekanan darah dapat meningkat dan dapat terjadi proteinuria, tetapi tidak semua kasus memiliki gejala ini.
Dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk memeriksa kadar enzim hati dan jumlah trombosit. Dalam beberapa kasus, dokter juga mungkin melakukan CT scan, tes yang menggunakan sinar-X dan komputer untuk mengambil gambar organ tubuh, untuk melihat apakah ada pendarahan di hati.
Dokter juga mungkin akan melakukan tes seperti tes nonstres atau USG untuk memeriksa kesehatan bayi pada ibu yang diduga menderita sindrom HELLP.
Tes nonstres, atau juga disebut NST atau pemantauan detak jantung janin akan memeriksa detak jantung janin di dalam rahim untuk melihat bagaimana detak jantung berubah ketika bayi bergerak.
Dokter menggunakan tes NST ini untuk memastikan bayi mendapatkan cukup oksigen di dalam kandungan.
Cara Mengatasi
Setelah diagnosis sindrom HELLP dikonfirmasi oleh dokter, cara terbaik untuk mencegah komplikasi adalah melahirkan bayi sesegera mungkin. Ini adalah satu-satunya cara untuk menghentikan perkembangan penyakit. Itulah sebabnya dalam banyak kasus sindrom HELLP, bayi lahir prematur.
Meski demikian, perawatan juga bisa dapat bervariasi tergantung pada keparahan gejala dan seberapa dekat Bumil dengan waktu perkiraan kelahiran.
Jika gejala yang dirasakan tergolong ringan atau jika bayi berusia kurang dari 34 minggu, dokter dapat merekomendasikan beberapa hal untuk perawatan, misalnya:
- Pemberian obat antihipertensi untuk mengendalikan tekanan darah.
- Pemberian magnesium sulfat untuk mencegah kejang.
- Transfusi darah untuk mengobati anemia dan kadar trombosit yang rendah.
- Pemberian obat kortikosteroid dapat membantu pematangan paru-paru bayi Anda dalam waktu singkat, merupakan langkah penting dalam mempersiapkan bayi, jika seandainya persalinan dini diperlukan.
Ibu dan bayinya akan dirawat di rumah sakit dengan pemantauan ketat. Dokter akan memantau tingkat sel darah merah, trombosit, dan enzim hati selama masa perawatan. Kesehatan bayi juga akan diawasi dengan ketat. Untuk mengevaluasi gerakan, detak jantung, stres, dan aliran darah, dokter mungkin merekomendasikan tes prenatal.
Cara Menurunkan Risiko Terkena Sindrom HELLP
Sayangnya, hingga saat ini masih belum ditemukan cara untuk mencegah Sindrom HELLP pada setiap kehamilan. Namun ada cara untuk mengurangi risikonya sebelum Bunda memutuskan untuk hamil atau selama kehamilan, seperti:
- Pastikan diri dalam kondisi fisik yang baik sebelum hamil.
- Lakukan kunjungan prenatal secara teratur selama kehamilan.
- Makan makanan padat nutrisi dari biji-bijian, protein tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran.
- Berolahraga secara moderat atau seperti yang diinstruksikan oleh dokter.
- Beri tahu dokter jika Bunda memiliki kemungkinan kehamilan berisiko tinggi sebelumnya atau riwayat keluarga sindrom HELLP, preeklamsia, atau gangguan hipertensi lainnya.
- Pahami tanda-tanda adanya komplikasi pada kehamilan dan jangan tunda melaporkannya ke dokter.
- Bicaralah dengan dokter tentang penggunaan aspirin jika Bunda mengalami kondisi seperti pusing ketika hamil. Aspirin telah terbukti secara ilmiah untuk mengurangi risiko preeklamsia, yang juga dapat mengurangi risiko sindrom ini.
Perempuan dengan riwayat HELLP berisiko lebih tinggi pada semua bentuk preeklamsia pada kehamilan berikutnya. Tingkat preeklamsia pada kehamilan berikutnya berkisar antara 16-52%, dengan tingkat yang lebih tinggi jika mengalami sindrom HELLP pada trimester kedua atau jika pasien memiliki hipertensi kronis.
Tingkat sindrom HELLP berulang berkisar antara 2-19% tergantung pada populasi pasien yang diteliti.
***
Meskipun langka, sindrom HELLP merupakan masalah kesehatan utama dan dapat mengancam jiwa ibu serta janin dalam kandungan. Oleh sebab itu, selalu periksakan kondisi kesehatan Bunda selama masa kehamilan.
Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi
Baca Juga:
PEB Kehamilan, Kondisi Preeklamsia Berat yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil
Dokter Menjawab 6 Hal yang Sering Ditanyakan Tentang Hipertensi Saat Hamil
Akibat Preeklampsia, Ibu Lahirkan Salah Satu Bayi Terkecil Di Dunia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.