Memeriksa jumlah protein dalam urine menjadi cek lab kehamilan yang sangat penting. Setelah tes, akan muncul hasil berupa protein urine positif beserta angka. Nah, apa ya, arti protein urine positif 1 2 3 4 pada ibu hamil?
Bagi Bunda yang belum tahu, pemeriksaan protein dalam urine bertujuan mengetahui risiko komplikasi atau preklamsia pada ibu hamil.
Terlebih, preeklamsia sering menjadi penyebab masalah dalam kehamilan maupun persalinan. Jangan bingung lagi, yuk, baca ulasannya berikut ini!
Penyebab Protein Urine Positif 1 2 3 4 pada Ibu Hamil
Sebenarnya setiap orang memiliki sejumlah protein dalam urine mereka.
Pada individu yang tidak hamil, jumlah normal protein dalam urine adalah sekitar 150mg/hari. Ketika sedang hamil, jumlah tersebut dapat meningkat hingga 300mg/hari.
“Tubuh kita mengalami berbagai perubahan selama kehamilan,” kata Jee Shim, MD, spesialis kandungan di Long Island Jewish Forest Hills Hospital, New York.
“Salah satu perubahan normal atau yang diharapkan adalah peningkatan kadar protein dalam urine,” terang dr. Jee.
“Jika kadarnya lebih tinggi dari 300mg/hari, perlu evaluasi lebih lanjut oleh dokter kandungan Anda. Kurang dari 300 mg/hari dianggap normal.” pungkas dr. Jee.
Protein yang tinggi dalam urine (proteinuria) bisa menjadi tanda dari stres, demam, hingga preeklamsia yang mana kondisi ini diperkirakan terjadi pada 4% kehamilan di Amerika Serikat.
Preeklamsia tidak hanya menyebabkan risiko serius bagi Bunda, tetapi juga bayi.
Sepanjang waktu ginjal bekerja keras menyaring produk limbah dalam darah sambil menjaga hal-hal, seperti protein, yang dibutuhkan tubuh dan janin untuk berkembang.
Setelah disaring, limbah kemudian dilepaskan ke urine. Bila ada protein yang masuk ke dalam urine, itu pertanda ada sesuatu yang tidak berfungsi dengan baik di ginjal Anda.
Di luar kehamilan, protein dalam urine dapat meningkat sementara karena:
- Stres emosional atau fisik (olahraga berat, misalnya)
- Dehidrasi
- Demam
- Paparan suhu ekstrem
Akan tetapi, ada situasi lain di mana protein dalam urine bisa merupakan tanda dari sesuatu yang lebih serius.
Artikel terkait: Protein dalam urine berlebihan saat hamil, berbahayakah bagi janin?
Sebelum Kehamilan 20 Minggu
Protein selama awal kehamilan bisa menjadi hasil dari kondisi yang mendasarinya seperti diabetes, lupus, atau penyakit ginjal.
Sementara itu, protein dalam urine di kemudian hari bisa juga jadi gejala preeklamsia dan harus segera ditangani oleh tenaga medis.
“Kadar protein dalam urine dapat meningkat jika ginjal tidak bekerja sebagaimana mestinya sehingga proteinuria dapat menjadi penanda penyakit ginjal (kondisi proteinuria ini juga disebut sebagai proteinuria kronis),” jelas Robyn Horsager-Boehrer, MD, kepala obstetri dan ginekologi di UT Southwestern Medical Center.
Akan tetapi, ada juga masalah mendasar dengan ginjal atau kondisi kesehatan lain yang belum tentu terkait dengan kehamilan.
Seperti adanya penyakit jantung, misalnya. Infeksi seperti infeksi saluran kemih juga bisa meningkatkan kadar protein dalam urine dan perlu perhatian medis segera.
“Untuk sebagian besar ibu, memiliki sejumlah kecil protein pada awal kehamilan (sebelum usia kehamilan 20 minggu) dianggap normal, tetapi ada kemungkinan juga indikasi infeksi kecil dalam urinenya,” kata Amy Wetter, MD, spesialis kandungan di Northside Women’s Specialists, melansir laman Verywell Family.
Setelah Kehamilan 20 Minggu
Jika tenaga medis menemukan tekanan darah Bunda tinggi setelah usia kehamilan 20 minggu, ini patut diwaspadai.
Apalagi jika dibarengi dengan adanya protein dalam urine, dokter akan melihat ini sebagai indikator kemungkinan preeklamsia. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ, terutama hati dan ginjal.
“Tidak semua orang dengan proteinuria akan atau bahkan terus mengembangkan preeklamsia, tetapi kondisi ini adalah yang paling penting untuk diketahui,” kata dr. Robyn.
Sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet count) merupakan bentuk preeklamsia yang serupa, tetapi lebih parah yang dapat berkembang bersama dengan preeklamsia atau hal lainnya dengan sendirinya.
Bila tidak diobati segera, kedua kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius bagi Anda dan juga bayi.
Faktor Risiko Protein dalam Urine Selama Kehamilan
Hal yang perlu diketahui, memang, ibu hamil lebih banyak mengeluarkan protein dalam urine dibanding sebelum hamil di mana jumlahnya menjadi ganda.
Penyebab dari hal ini adalah peningkatan volume darah yang membebani ginjal lebih dari biasanya. Jadi kehamilan itu sendiri merupakan faktor risiko protein dalam urine.
Kondisi ini akan semakin lebih parah lagi bagi kehamilan seperti berikut ini:
- Memiliki riwayat keluarga dengan kondisi yang memengaruhi hati dan ginjal
- Kehamilan pertama
- Usia Bunda di atas 35 tahun saat hamil
- Indeks massa tubuh berlebihan (obesitas)
- Kehamilan kembar dua, kembar tiga, atau kelipatan yang lebih tinggi
- Jarak kehamilan jauh (lebih dari 10 tahun)
- Riwayat kesehatan termasuk tekanan darah tinggi kronis, diabetes (tipe 1 atau tipe 2), lupus, migrain, dan lainnya
- Kehamilan dengan fertilisasi in vitro (IVF)
Penelitian lain menunjukkan bahwa wanita kulit hitam nonhispanik juga lebih mungkin hamil dengan hipertensi kronis, yang merupakan faktor risiko preeklamsia.
Artikel terkait: Manfaat Protein untuk Ibu Hamil hingga Dampak Jika Kekurangan Bagi Bumil
Gejala Protein Urine Positif 1 2 3 4 pada Ibu Hamil
Erat kaitannya dengan kondisi ginjal, Bumil umumnya tidak merasakan gejala instan.
Namun merujuk laman Healthline, gejalanya mirip dengan penyakit ginjal, yaitu:
- Pembengkakan di pergelangan kaki, pergelangan tangan, atau mata
- Ada sensasi terbakar saat buang air kecil
- Peningkatan buang air kecil (walaupun ini umum terjadi pada tiap kehamilan)
- Sakit punggung (juga sering merupakan gejala normal dari kehamilan)
- Urine berbusa atau berwarna cokelat atau berdarah
Gejala lainnya yang lebih sangat mengkhawatirkan dan perlu Bunda perhatikan adalah adanya gejala preeklamsia yang meliputi:
- Sakit kepala, terutama sakit kepala parah
- Penglihatan kabur atau masalah penglihatan lainnya (kehilangan penglihatan, sensitivitas cahaya)
- Rasa sakit di perut di bagian atau sisi kanan di bawah tulang rusuk
- Mengalami mual atau muntah
- Sesak napas
- BAK atau pengeluaran urine menurun
Sementara itu, normal bila Bunda mengalami penambahan berat badan selama kehamilan. Pastikan saja Bunda memberi tahu dokter jika mengalami kenaikan berat badan yang tiba-tiba.
Kenaikan lebih dari beberapa kilogram dalam seminggu atau pembengkakan yang signifikan di tangan atau wajah merupakan tanda-tanda peringatan potensial lainnya.
Tes untuk Mengetahui Kadar Protein Urine 1 2 3 4 pada Ibu Hamil
Menurut Alice Abernathy, M.D., spesialis kandungan di University of Pennsylvania, skrining untuk kadar protein tinggi tidak secara otomatis direkomendasikan ketika Bunda sedang hamil.
Kecuali Anda berisiko mengalami gangguan tertentu seperti tekanan darah tinggi atau diabetes. Namun, skrining ini banyak dilakukan karena prosedurnya yang cepat dan tidak menyakitkan.
Tes awal urine biasanya dilakukan pada kunjungan pertama pemeriksaan antenatal. Tes ini disebut dengan tes dipstick.
Sebuah strip akan dimasukkan ke dalam urine, lalu warnanya akan berubah tergantung jumlah protein yang terdeteksi, apakah protein urine positif 1 2 3 4 pada ibu hamil atau bahkan lebih parah dari itu.
Jika hasil protein dalam urine Anda di atas normal (di atas 300 mg per hari), tes konfirmasi tambahan akan dilakukan.
Dokter akan memberi tes protein urine 24 jam untuk memantau kadar protein Anda lebih dekat dalam jangka waktu yang lebih lama. Nantinya, urine Anda akan dikumpulkan sepanjang hari untuk dianalisis.
Urine di pagi hari biasanya dilewatkan karena hasil yang tinggi dianggap tidak normal dan lebih memungkinkan sebagai tanda ginjal atau masalah kesehatan lainnya.
Artikel terkait: 8 Penyebab Warna Urine Kuning Pekat Saat Hamil, Bahayakah Kondisi Ini?
Arti Protein Urine Positif 1 2 3 4 pada Ibu Hamil
Mungkin sesekali Bunda pernah membaca atau mendengar mengenai protein urine positif 1 2 3 4 pada ibu hamil. Ini adalah rentang hasil dari tes kandungan protein yang terdapat pada urine ibu hamil.
Rentang hasil ditandai dengan + hingga ++++. Nilai + (+1) merupakan yang paling rendah, hingga ++++ (+4) yang dinyatakan paling tinggi.
Berikut ini penjelasannya kadar kadar protein urine positif 1 2 3 4 pada ibu hamil:
- Protein urine positif 1 (+1) artinya ada indikasi kebocoran protein dalam urine di mana penyebabnya berkaitan dengan gangguan ginjal.
- Protein urine positif 2 (+2) artinya ada kebocoran pada ginjal karena hipertensi (tekanan darah tinggi).
- Protein urine positif 3 (+3) artinya proses penyaringan atau filter pada ginjal yang menurun.
- Protein urine positif 4 (+4) artinya ginjal sudah dalam kondisi yang sangat parah dan hanya bisa menjalankan fungsinya sekitar 15-29% saja.
Diagnosis Protein dalam Urine Tinggi
Keberadaan protein dalam urine tidak berarti Bunda menderita preeklamsia.
Faktanya, Bunda masih bisa mengalami preeklamsia meski urine tidak mengandung protein. Dokter masih harus melihat berbagai tanda dan gejala untuk membuat diagnosis yang akurat.
Preeklamsia biasanya terjadi di paruh kedua kehamilan, setelah minggu ke-20, dan kondisi ini jarang terjadi lebih awal atau kadang-kadang pada periode postpartum.
Tanda dan gejalanya antara lain:
- Jumlah trombosit rendah
- Masalah dengan fungsi hati
- Ada tanda-tanda lain dari masalah ginjal
- Sakit perut
- Edema paru (cairan di paru-paru)
- Sakit kepala baru
- Masalah baru pada penglihatan
Tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mm Hg tinggi selama kehamilan juga bukan satu-satunya tanda dari preeklamsia. Dokter akan melihat dan memeriksa hal lainnya untuk membantu diagnosisnya.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), peningkatan tekanan darah –pembacaan di atas 140/90 mm Hg setidaknya dua kali- harus ada agar Anda bisa didiagnosis dengan preeklamsia.
Ditambah dengan tekanan darah tinggi, mengalami peningkatan kadar protein dalam urine Anda atau gejala preeklamsia parah adalah apa yang mungkin merupakan diagnosis.
Pengujian yang mungkin akan dilakukan dokter di antaranya:
- Tes darah untuk mengevaluasi fungsi hati, fungsi ginjal, dan jumlah trombosit dalam darah Anda.
- Pengumpulan urine 24 jam untuk mengamati protein dalam urin Anda sepanjang hari.
- Ultrasonografi untuk memantau perkembangan bayi dan jumlah cairan ketuban di dalam rahim.
- Tes nonstres atau profil biofisik untuk mengevaluasi status kesehatan bayi. Ini dapat mengungkapkan detak jantung bayi sehubungan dengan gerakan mereka dan pernapasan serta tonus otot mereka.
Jika Bunda memiliki tekanan darah tinggi tetapi kadar protein Anda baik-baik saja, ada kemungkinan Anda mengalami hipertensi gestasional.
Ketika tekanan darah tinggi disertai dengan kadar protein yang tinggi, kemungkinan diagnosisnya adalah preeklamsia. Pada beberapa orang, preeklamsia juga dapat didiagnosis tanpa adanya proteinuria.
Preeklamsia bisa berbahaya bagi Anda dan bayi jika tidak ditangani dengan benar.
Komplikasi yang lebih serius termasuk sindrom HELLP juga dapat menyebabkan Bunda mengalami pendarahan hebat, pembekuan darah dan cairan di paru-paru, dan menderita gagal hati atau ginjal.
Pada akhirnya, setiap tanda peningkatan tekanan darah memerlukan perhatian segera dari tenaga medis Anda.
Bisakah Kadar Protein dalam Urine Diturunkan?
Sayangnya, dr. Alice menuturkan tidak ada cara nyata untuk mengurangi kadar protein dalam urine saat hamil.
Sejauh ini dokter hanya dapat mengawasi tingkat protein dan mempertimbangkan untuk melahirkan bayi lebih awal jika terjadi preeklamsia.
Pengobatannnya juga tergantung pada penyebabnya. Jika dokter mencurigai peningkatan protein tidak terkait dengan kehamilan, ia mungkin masih terus akan memantau kondisi Anda setelah persalinan.
Penting untuk diingat, preeklamsia adalah kejadian yang cukup acak. Tidak banyak yang bisa dilakukan ibu hamil untuk mencegah kondisi itu sendiri.
“Begitu banyak orang yang mengalami preeklamsia hanya rentan terkena hipertensi, dan mereka akan memiliki masalah tekanan darah tinggi ketika mereka lebih tua,” jelas Dr. Alice.
Preeklamsia bisa diobati dengan berbagai cara, tergantung sejauh mana kondisi Anda dan bayi.
Perawatan paling efektif untuk preeklamsia adalah persalinan, meskipun itu juga mungkin tidak bisa dilakukan jika usia kehamilan masih sangat muda.
Perawatan lain yang bisa dilakukan adalah:
- Pemantauan yang lebih sering. Dokter akan meminta Anda melakukan pemeriksaan antenatal lebih teratur untuk memantau perubahan kesehatan Anda dan bayi.
- Obat tekanan darah. Antihipertensi dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
- Istirahat total. Dokter secara teratur akan meresepkan istirahat di tempat tidur untuk Anda yang menderita preeklamsia.
- Persalinan. Menjadi satu-satunya pilihan pada kondisi preeklampsia berat. Jika persalinan dini diperlukan, dokter akan memberi Anda suntikan kortikosteroid untuk membantu mematangkan paru-paru bayi. Suntikan ini juga diberikan jika Anda mengalami sindrom HELLP untuk membantu fungsi hati dan trombosit Anda. Suntikan ini dapat membantu Anda hamil lebih lama guna membiarkan bayi berkembang dan membantu mengembangkan paru-parunya jika persalinan dini diperlukan.
Tanpa pengobatan untuk preeklamsia, Bunda mungkin memiliki peningkatan risiko komplikasi seperti solusio plasenta, perdarahan hebat, stroke, atau kejang.
Dalam beberapa kasus, preeklamsia bisa berakibat fatal. Jadi, penting untuk bekerja sama dengan dokter Anda jika Anda menunjukkan salah satu dari tanda-tanda di atas.
Sebagian besar kasus protein dalam urine selama kehamilan tidak dapat dicegah. Kondisi yang mendasarinyalah yang dapat menyebabkan protein dalam urine meningkat.
Seperti diabetes, lupus, dan hipertensi, atau juga genetik atau penyebab medis dan autoimun yang kompleks. Jadi, Bunda tidak perlu melakukan apa pun untuk pencegahan.
Adapun yang bisa Bunda lakukan adalah memeriksakan kondisi Anda ke dokter dan berkonsultasi bagaimana mendapatkan berat badan yang sehat selama hamil.
Lakukan diet sehat dengan banyak mengonsumsi protein dan sayuran tanpa lemak.
Pastikan Bunda mengelola tekanan darah dan mengontrol gula darah, berolahraga secara teratur, mengurangi asupan garam dan kafein, dan memastikan tidur yang cukup.
***
Tidak peduli bagaimana kondisi kehamilan Bunda, yang terpenting adalah jangan pernah melewatkan pemeriksaan antenatal sejak mengetahui kehamilan ini. Minum semua vitamin prenatal yang diresepkan dokter dan lakukan segala hal yang baik untuk kesehatan Anda dan janin.
Demikianlah penjelasan mengenai protein urine positif 1 2 3 4 pada ibu hamil. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Protein dalam urine berlebihan saat hamil, berbahayakah bagi janin?
Manfaat Protein untuk Ibu Hamil hingga Dampak Jika Kekurangan Bagi Bumil
Fakta tentang Frekuansi Buang Air Kecil saat Hamil, Parents Wajib Tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.