Cara Tepat Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) Ibu Hamil

Ibu hamil harus mencapai kenaikan berat badan yang tepat agar kehamilan tetap sehat dan berjalan lancar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Apakah Bunda familier dengan cara menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)? Tahukah Bunda bahwa cara menghitung IMT ibu hamil ternyata berbeda dengan biasanya?

Dengan mengetahui skor Indeks Massa Tubuh, Bunda bisa mengetahui apakah berat badan Bunda tergolong sehat atau normal atau tidak?

Menghitung IMT sebelum hamil ternyata dapat bermanfaat untuk mengetahui seberapa besar kenaikan berat badan yang diperlukan selama kehamilan.

Berikut adalah ulasannya.

Artikel Terkait: Ini Dia, 7 Dampak Obesitas Pada Ibu Hamil!

Apa Itu Indeks Massa Tubuh (IMT)?

Sumber: Freepik

Indeks massa tubuh (IMT) adalah alat skrining medis yang mengukur rasio tinggi badan dengan berat badan untuk memperkirakan jumlah lemak tubuh (body fat).

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Semakin tinggi angka IMT, semakin banyak lemak tubuh yang dimiliki, tetapi sayangnya hitungan ini tidak akurat dalam beberapa kasus.

Lemak tubuh yang tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Lemak tubuh yang rendah mungkin berhubungan dengan malnutrisi.

Jumlah lemak tubuh yang tepat membantu vitamin dan mineral masuk ke tubuh dengan baik dan benar, serta menyediakan sumber energi bagi tubuh, membantu menjaga suhu tubuh dan melindungi organ-organ dalam.

Perhitungan IMT membagi berat badan orang dewasa dalam kilogram dengan tinggi badan mereka dalam meter kuadrat.

Secara umum, rentang IMT berikut (dalam kg/m2) mengklasifikasikan berbagai jenis berat:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Berat badan kurang (underweight): Kurang dari 18,5
  • Normal: 18,5 hingga 24,9
  • Kegemukan (overweight): 25 hingga 29,9
  • Obesitas kelas I: 30 hingga 34,9
  • Obesitas kelas II: 35 hingga 39,9
  • Obesitas kelas III: Lebih dari 40

Risiko IMT Tidak dalam Kisaran Normal

Sumber: Freepik

Jika memiliki IMT kurang dari 18,5 ( di mana masuk dalam kategori kekurangan berat badan), Parents mungkin berisiko lebih tinggi mengalami kondisi berikut:

Secara umum, semakin tinggi IMT Parents, maka semakin tinggi risiko untuk kondisi berikut:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Penyakit jantung
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Diabetes tipe 2
  • Batu empedu
  • Osteoarthritis
  • Apnea
  • Kanker tertentu, termasuk usus besar, payudara, endometrium dan kantong empedu
  • Depresi dan kondisi kesehatan mental lainnya

Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa IMT saja tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis kesehatan secara keseluruhan. Diperlukan serangkaian tes kesehatan lainnya untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang.

Beberapa faktor lain, seperti genetika, tingkat aktivitas, merokok atau minum alkohol, dan kondisi kesehatan mental semuanya memengaruhi kesehatan secara keseluruhan dan kemungkinan Parents mengalami kondisi medis tertentu.

Artikel Terkait: Aturan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil yang Disarankan, Bumil Harus Tahu!

Cara Menghitung IMT Ibu Hamil

Sumber: Freepik

Mengutip dari situs resmi Cleveland Clinic, grafik IMT standar untuk menilai jumlah lemak tubuh tidak boleh digunakan untuk:

  • Atlet dan binaragawan
  • Anak-anak dan remaja
  • Ibu hamil
  • Orang yang berusia di atas 65 tahun
  • Orang yang mengalami atrofi otot karena kondisi medis

Selama kehamilan, berat badan meningkat, sementara tinggi badan tetap sama.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini menyebabkan skor IMT menjadi lebih tinggi secara bertahap, yang dapat menempatkan Bunda ke dalam zona kelebihan berat badan atau obesitas selama kehamilan berlangsung.

Jumlah tambahan atau kenaikan berat badan yang dibutuhkan perempuan selama kehamilan dihitung berdasarkan indeks massa tubuhnya sebelum hamil.

Cara menghitung IMT ibu hamil adalah menghitung dari berat badan sebelum hamil.

Berikut adalah tabel IMT untuk ibu hamil guna menghitung kenaikan berat badan yang disarankan:

Kondisi Skor IMT Kenaikan Berat Badan yang Disarankan

Obesitas

Lebih dari 29-30

Tidak lebih dari 7 kg

Overweight

Antara 25-30

Antara 7-11 kg

Normal

Antara 18,5-26

Antara 11-16 kg

Underweight

Kurang dari 18,5

Antara 13-18 kg

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pada trimester pertama atau awal kehamilan, Bunda harus mengalami kenaikan berat badan sekitar setengah kilogram setiap bulannya.

Sementara saat Bunda memasuki trimester kedua, kenaikan berat badan seharusnya menjadi dua kali lipat dari sebelumnya.

Selanjutnya meningkat menjadi empat kali lipat dari yang pertama ketika Bunda berada di trimester ketiga.

BMI dan Kisaran Kenaikan Berat Badan Kehamilan

Sumber: Freepik

Besarnya kenaikan berat badan sebenarnya tergantung pada kondisi dan keadaan ibu selama hamil. Ini dapat bervariasi antar individu, karena tidak ada orang yang memiliki kondisi kesehatan yang persis sama.

Ibu yang sebelum hamil mengalami kelebihan berat badan (overweight) perlu menambah lebih sedikit 7 hingga 11 kilogram, dan ini tergantung pada berat badan sebelum hamil.

Sedangkan ibu yang termasuk kurus atau kekurangan berat badan (underweight) perlu menambah berat badan sekitar 13 hingga 18 kilogram selama hamil.

Bunda juga harus menambah berat badan lebih banyak jika Bunda hamil lebih dari 1 bayi. Ibu yang hamil anak kembar perlu menambah 16,5 hingga 24,5 kilogram.

Konsultasikan pada dokter tentang berapa banyak Bunda harus berusaha menambah berat badan selama kehamilan.

Untuk kehamilan yang sehat, Bunda membutuhkan asupan 1.800 kalori per hari di trimester 1, 2.200 kalori per hari di trimester 2, dan 2.400 kalori per hari di trimester 3.

Jangan khawatir untuk terus menambah berat badan sesuai dengan yang disarankan karena berat badan ekstra akan hilang setelah melahirkan.

Ingatlah bahwa sebagian besar berat badan yang diperoleh selama kehamilan bukan hanya lemak, melainkan terdiri dari berat bayi, plasenta, cairan ketuban, jaringan payudara, suplai darah, penyimpanan lemak ekstra, dan pertumbuhan rahim.

Hindari juga terlalu banyak kenaikan berat badan selama hamil karena jika kenaikannya lebih banyak dari yang disarankan, bayi akan cenderung lebih besar dan berat.

Ini dapat menyebabkan kesulitan saat persalinan. Seorang ibu hamil tidak boleh melakukan diet atau mencoba menurunkan berat badan selama kehamilan.

Lebih baik, ibu fokus pada makan makanan yang tepat dan tetap aktif.

Jika Bunda tidak mencapai target kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan, hal ini bisa berpengaruh pada kesehatan ibu dan juga bayi di dalam kandungan.

Artikel Terkait: 5 Cara Menghitung Berat Badan yang Ideal, Lebih Mudah dan Akurat

Tips Mengatur Berat Badan Selama Kehamilan jika BMI Tinggi

Sumber: Freepik

Studi ilmiah telah membuktikan obesitas menjadi perhatian utama selama kehamilan.

Komplikasi kehamilan yang terkait dengan obesitas prakehamilan termasuk peningkatan risiko operasi caesar dan penambahan berat badan janin yang berlebihan.

Bagi kebanyakan ibu hamil, sebagian besar kenaikan berat badan terjadi pada trimester ketiga saat bayi tumbuh dengan pesat.

Dengan IMT yang tinggi selama trimester ketiga kehamilan, kemungkinan komplikasi meningkat cukup banyak, terutama jika skor IMT lebih tinggi dari 30.

Jika itu terjadi, Bunda berisiko tinggi untuk kondisi berikut:

Kehamilan dan kelebihan berat badan bukanlah kombinasi yang sehat. Namun, skor IMT yang tinggi seharusnya tidak menghalangi Bunda menjalani kehamilan yang sehat dan lancar.

Berikut adalah beberapa tips tentang cara mengatur berat badan selama kehamilan:

1. Makan yang Sehat

Rutinlah mengonsumsi sereal atau biji-bijian yang sangat sehat dan hampir tidak memengaruhi kenaikan berat badan sama sekali.

Dalam menu makan sehari-hari, selalu sertakan berbagai sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan yang dapat memberi Bunda energi yang diperlukan selama kehamilan. Bunda juga harus mengontrol konsumsi daging agar tidak berlebihan.

2. Olahraga Setiap Hari

Berolahragalah setiap hari, dimulai dengan sekitar 20 menit setiap hari, dan tingkatkan secara perlahan.

Lakukan olahraga sederhana seperti berjalan kaki atau berenang, dan cobalah yoga untuk menenangkan diri dan tetap bebas stres.

3. Konsultasikan dengan Dokter

Sebagai tindakan pencegahan, sebelum hamil Bunda sebaiknya berkonsultasi kepada dokter dan ahli gizi untuk mengontrol IMT.

Saat mengetahui bahwa Bunda hamil, sebaiknya segeralah hitung IMT dan usahakan untuk tetap berada dalam parameter kenaikan berat badan yang sehat untuk skor BMI yang dimiliki.

Bunda juga bisa berkonsultasi dengan dokter maupun nutrisionis untuk menentukan diet yang tepat agar gizi seimbang serta menjaga berat badan tetap terkendali selama kehamilan.

***

Itulah cara mudah untuk menghitung IMT ibu hamil dan memperkirakan kenaikan berat badan yang diperlukan selama kehamilan.

Kenaikan berat badan yang tepat dapat membuat bayi tumbuh dengan baik dan sehat, oleh karena itu, jangan luput untuk menghitung IMT sebelum dan sesudah kehamilan, ya.

Semoga dapat bermanfaat!

Artikel ditinjau oleh:

dr. Riyan Hari Kurniawan, Sp.OG(K)-FER
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi

Lokasi praktik:
RS Dr. Cipto Mangunkusumo
RS PELNI
Klinik Bocah Indonesia, RS Primaya, Tangerang

Baca Juga:

5 Kebiasaan Sehari-hari yang Menjadi Penyebab Kegemukan Tanpa Anda Sadari

Bahaya Kurang Energi Kronik (KEK) bagi Ibu Hamil, Jangan Terabaikan!

Diet untuk keberhasilan program hamil, ini 9 hal yang harus diperhatikan