Kenaikan berat badan ibu hamil adalah hal yang wajar dan sering terjadi. Akan tetapi, alangkah lebih baik jika para ibu hamil bisa mengontrol kenaikan berat badannya.
Ibu hamil jangan sampai mengalami kenaikan berat badan yang berlebih atau justru kekurangan berat badan. Pasalnya, hal itu dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Kenaikan berat badan ibu hamil yang berlebih dapat memicu obesitas. Ibu hamil yang mengalami obesitas berisiko mengidap komplikasi serius.
“Ibu hamil yang obesitas bisa membuat bayi besar yang akhirnya akan sulit untuk lahir normal dan harus melakukan operasi sesar. Lalu, berisiko tinggi alami sakit gula, hipertensi, dan preeklampsi,” ujar dokter spesialis gizi, dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK.
Begitu juga apabila ibu hamil mengalami kenaikan berat badan yang rendah atau tidak naik berat badan sama sekali. Hal ini dapat memicu malnutrisi pada ibu hamil yang berisiko juga pada pertumbuhan janin.
“Jika ibu hamil malnutrisi pada saat hamil, bisa timbul komplikasi, preeklampisia, fetal dan neonatal komplikasi. Bayi kecil di dalam kandungan akibat ibu kurang gizi dan berisiko lahir prematur,” tambah Diana menjelaskan pada Kamis, 31 Januari 2019.
Untuk itu, ibu hamil yang terlalu kurus dianjurkan untuk lebih sering makan agar mengalami kenaikan berat badan yang banyak. Asupan yang dimakan pun tentunya harus memenuhi aturan gizi seimbang.
Kebutuhan energi dan zat gizi
Ibu hamil wajib mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang agar janin dapat tumbuh dengan sehat. Kemudian, asupan tersebut pun berperan untuk memberikan tambahan energi harian pada ibu hamil.
Untuk lebih jelasnya, inilah anjuran tambahan energi perhari yang dibutuhkan untuk penambahan jaringan ibu dan janin. Tambahan energi menyesuaikan dengan usia kandungan ibu hamil.
- Di awal Trimester 1 : 1500 + 100 kalori.
- Pada Trimester 2 : 1500 + 300 kalori.
- Memasuki Trimester 3 : 1500 + 300 kalori.
- Laktasi : 1500 + 600 kalori.
Sumber energi dari makanan:
- Karbohidrat : 50 – 60 %
- Lemak : 20 – 30 %
- Protein : 10 – 20 %
Anjuran kenaikan berat badan ibu hamil sesuai indeks massa tubuh (IMT) awal
Penting untuk mengetahui anjuran kenaikan berat badan ibu hamil untuk mencegah kondisi obesitas dan kekurangan berat badan. Menurut Diana, pihak WHO menetapkan ketentuan kenaikan berat badan ibu hamil menyesuaikan dengan IMT.
“Ada anjuran kenaikan berat badan ibu hamil sesuai dengan IMT awal ibu sebelum hamil. Perhitungan IMT kita tergantung dengan status gizi kita,” ujar Diana saat ditemui di kawasan Karet Kuningan, Jakarta Selatan.
Untuk lebih jelas, berikut ini anjuran kenaikan berat badan ibu hamil sesuai IMT awal. Perhatikan ya, Bun.
|
Kategori Berat Badan |
Kriteria BMI dari WHO Asia Pacific |
Rekomendasi kenaikan berat badan (Kg) |
Kekurangan berat badan |
<18.5 |
12 – 18 kg |
Berat badan normal |
18.5 – 22.9 |
11.5 – 16 kg |
Kelebihan berat badan |
23 – 24.9 |
7 – 11.5 kg |
Obesitas |
>25 |
5 – 9 kg |
“Jika mengambil contoh dari tabel itu, maka ibu hamil dengan berat badan normal dan memiliki body mass index (BMI) 18,5 sampai 22,9 maka ibu bisa mengalami berat badan 12 sampai 18 kilogram selama kehamilan, yaitu dalam 9 bulan. Sedangkan jika sudah obesitas atau berat badan sudah mencapai 80 kilogram sebelum hamil, maka hanya boleh naik berat badan paling banyak 9 kilogram,” imbuh Diana menjelaskan.
Bun, itulah anjuran kenaikan berat badan ibu hamil yang harus diperhatikan. Semoga bermanfaat.
*Sumber data dalam artikel ini didapatkan langsung dari Dr. Diana.
Baca juga :
Bahaya berat badan kurang saat hamil bagi janin, Bumil wajib tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.