Angka kematian ibu di Indonesia tinggi, waspadai berbagai hal berikut ini!

Berbagai penyebab kematian ibu di Indonesia sebenarnya dapat dicegah bila sang ibu menjalankan gaya hidup yang sehat dan mendapatkan perawatan medis yang tepat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia dinilai masih dalam taraf yang mengkhawatirkan. Kondisi ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh berbagai pihak. Mulai dari pemerintahan, tenaga medis, hingga masyarakat umum.

Besarnya angka kematian ibu melahirkan di Indonesia

Dilansir dari Kompas.com, dari 1.000 kelahiran hidup sekitar 30% ibu melahirkan mengalami kematian.

Meiwita Budhiharsana dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menjelaskan berdasarkan data pada 2018 – 2019, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, yakni 305 per 1.000 kelahiran hidup.

Angka tersebut dianggap masih tinggi bila dibandingkan Malaysia, yakni hanya 17 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Untuk itu, Meiwita merasa bahwa hal ini adalah pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh berbagai pihak.

Salah satu langkah yang dilakukan untuk mengurai akar permasalahan mendesak ini, konferensi internasional Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi telah digelar selama tiga hari, yakni pada 30 September – 2 Oktober 2019 di Hotel Sahid Jaya Yogyakarta.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kegiatan ini diprakarsai Konsorsium Juara Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Indonesia.

“Tujuan konferensi adalah menjadi wadah diskusi tingkat nasional maupun internasional mengenai bagaimana program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi dapat berperan menurunkan angka kematian ibu dan anak di Indonesia,” ujar Meiwita dalam rilis keterangan tertulis, Minggu (29/9/2019).

Memahami Angka Kematian Ibu (AKI)

Badan Pusat Statistik (BPS) dan World Health Organization (WHO) mendefinisikan Angka Kematian Ibu (AKI) sebagai angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menurut laporan dari WHO, kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi saat dan pasca kehamilan. Adapun jenis-jenis komplikasi yang menyebabkan mayoritas kasus kematian ibu sekitar 75% dari total kasus kematian ibu adalah pendarahan, infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan, komplikasi persalinan, dan aborsi yang tidak aman (WHO, 2014).

Adapun untuk kasus Indonesia sendiri, berdasarkan data dari Pusat Kesehatan dan Informasi Kemenkes (2014) penyebab utama kematian ibu dari tahun 2010-2013 adalah pendarahan dan hipertensi.

Hal ini menjadi sangat ironis, mengingat berbagai penyebab kematian ibu di atas sebenarnya dapat dicegah bila sang ibu menjalankan gaya hidup yang sehat dan mendapatkan perawatan medis yang tepat.

Upaya penanganan kasus kematian ibu

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk menangani kasus ini, WHO dan dan organisasi-organisasi internasional lain pun melahirkan konsep The Safe Motherhood Initiative. Konsep ini mencakup serangkaian upaya, praktik, protokol, dan panduan pemberian pelayanan yang didesain untuk memastikan para ibu menerima layanan yang tepat.

Mulai dari pelayanan ginekologis, layanan keluarga berencana, serta layanan prenatal, delivery, dan postpartum yang berkualitas. Ini bertujuan untuk menjamin kondisi kesehatan sang ibu agar tetap optimal pada saat kehamilan, persalinan, dan pasca-melahirkan.

Tidak hanya untuk ibu, konsep ini juga bertujuan untuk menjamin kondisi kesehatan janin di dalam kandungan agar tidak mengalami keguguran atau stillbirth.

Artikel terkait: Mencegah Stillbirth, Kematian Bayi di Dalam Kandungan

Mengacu pada modul yang disusun oleh The Health Policy Project (2003), konsep safe motherhood sendiri memiliki enam pilar utama, yaitu:

a. Keluarga Berencana

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memastikan bahwa baik individu maupun pasangan memiliki akses terhadap informasi, dan layanan keluarga berencana untuk merencanakan waktu, jumlah, dan jarak kehamilan.

b. Perawatan Antenatal

Menyediakan vitamin, imunisasi, dan memantau faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan. Juga memastikan bahwa segala bentuk komplikasi dapat terdeteksi secara dini dan ditangani dengan baik.

c. Perawatan Persalinan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memastikan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat dalam proses persalinan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan alat-alat kesehatan untuk mendukung persalinan yang aman. Juga menjamin ketersediaan perawatan darurat bagi perempuan yang membutuhkan, terkait kasus-kasus kehamilan berisiko dan komplikasi kehamilan.

d. Perawatan Postnatal

Memastikan bahwa perawatan pasca-persalinan diberikan kepada ibu dan bayi, seperti bantuan terkait cara menyusui, layanan keluarga berencana, serta mengamati tanda-tanda bahaya yang terlihat pada ibu dan anak.

e. Perawatan Post-aborsi

Mencegah terjadinya komplikasi, memastikan bahwa komplikasi aborsi terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan baik, membahas tentang permasalahan kesehatan reproduksi lain yang dialami oleh pasien. Serta memberikan layanan keluarga berencana jika dibutuhkan.

f. Kontrol Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS

Ini dilakukan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengendalikan penularan IMS, HIV dan AIDS kepada bayi, menghitung risiko infeksi di masa yang akan datang, menyediakan fasilitas konseling dan tes IMS, HIV, dan AIDS.

Angka kematian ibu bisa ditekan dengan gaya hidup sehat ketika hamil

Seorang dokter kandungan di Rumah Sakit Brigham dan Wanita (BWH), Audra Meadows, MD, MPH memiliki beberapa saran gaya hidup yang sehat pada ibu hamil untuk mengoptimalkan kesehatan sebelum, selama, dan setelah kehamilan.

Dengan begitu mereka dapat mencegah berbagai risiko kesehatan hingga kematian saat hamil. Adapun beberapa gaya hidup yang dimaksud ialah:

1. Makan dengan benar

Makan makanan yang sehat sangat penting bagi ibu hamil. Bayi membutuhkan makanan sehat, bukan gula dan lemak.

Perbanyak makan buah dan sayuran berwarna, biji-bijian utuh, makanan kaya kalsium, dan makanan rendah lemak jenuh.

Artikel terkait: 5 Saran Tentang Makanan Ibu Hamil

2. Konsumsi vitamin

Pastikan untuk mendapatkan asam folat dan kalsium yang cukup selama kehamilan. Anda bisa mendapatkan vitamin dan mineral yang diperlukan ini dari makanan dan multivitamin standar.

Bayam, jeruk, brokoli, dan kacang merah kaya akan asam folat. Adapun susu, yogurt, dan bayam dikemas dengan kalsium.

Anda juga bisa mendapatkan berbagai nutrisi ini dalam multivitamin prenatal. Konsultasikan pada dokter kandungan tentang multivitamin prenatal mana yang terbaik untuk kebutuhan Anda.

3. Tetap terhidrasi

Tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak air daripada biasanya. Targetkan untuk delapan atau lebih cangkir setiap hari.

4. Melakukan perawatan prenatal yang tepat

Ibu hamil harus mendapatkan perawatan pranatal secara teratur dari profesional kesehatan. Ibu hamil yang tidak mendapatkan perawatan pranatal secara teratur jauh lebih mungkin memiliki komplikasi kehamilan yang tidak diinginkan.

5. Hindari makanan tertentu 

Ada beberapa makanan tertentu yang harus dihindari ibu hamil. Seperti makanan mentah dan susu yang tidak dipasteurisasi. Produk hewani mentah dan tidak dipasteurisasi dapat menyebabkan keracunan makanan. Beberapa ikan, bahkan ketika dimasak bisa mengandung banyak merkuri.

6. Jangan minum alkohol

Wanita tidak boleh minum alkohol sebelum dan selama kehamilan dan saat menyusui. Minum alkohol meningkatkan risiko memiliki bayi dengan gangguan spektrum alkohol janin (FASD).

FASD dapat menyebabkan fitur wajah yang tidak normal, ketidakmampuan belajar yang parah, dan masalah perilaku.

Selain itu, alkohol juga dapat memengaruhi kesehatan bayi pada tahap awal kehamilan, sebelum seorang wanita menyadari bahwa ia hamil.

7. Jangan merokok

Merokok tidak sehat untuk ibu hamil dan bayi di dalam kandungan. Ini dapat meningkatkan risiko SIDS (sindrom kematian bayi mendadak), kelahiran prematur, keguguran, stillbirth, dan komplikasi lainnya.

8. Olahraga

Olahraga harian sangat bagus untuk sebagian besar ibu hamil. Periksa dengan dokter untuk mengetahui berapa banyak aktivitas fisik yang tepat untuk Anda.

9. Dapatkan suntikan vaksin flu

Flu dapat membuat ibu hamil sakit. Jadi tanyakan kepada dokter Anda tentang suntikan flu.

10. Tidur nyenyak

Tidur yang cukup 7 hingga 9 jam sangat penting untuk ibu hamil dan bayi di dalam kandungan. Selama hamil, disarankan tidur di sisi kiri untuk meningkatkan aliran darah ke Anda dan bayi Anda.

Artikel terkait: Cegah stillbirth, ini posisi tidur saat hamil tua yang aman untuk Bumil

11. Kurangi stres

Mengurangi stres sangat penting untuk meningkatkan hasil kelahiran. Ibu hamil harus menghindari sebisa mungkin situasi yang membuat stres.

12. Pilih waktu yang tepat untuk hamil

“Jika Anda memilih untuk hamil pada saat Anda tahu bahwa Anda berada dalam kondisi paling sehat, itu meningkatkan peluang Anda untuk memiliki kehamilan yang sehat dan kelahiran yang sehat,” kata Dr. Meadows.

***

Semoga informasi ini bermanfaat

Referensi: Kompas.com, PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia), brighamhealthhub.org

Baca juga

7 Cara Menghindari Kematian Ibu Pasca Melahirkan Menurut Obgyn