Tantrum pada bayi sering kali membuat Parents kebingungan dan khawatir. Tangisan keras, tendangan, atau bahkan melempar benda bisa menjadi ciri-ciri bayi tantrum. Namun, apakah semua tangisan bayi bisa dikategorikan sebagai tantrum?
Simak ciri-ciri bayi tantrum agar Parents dapat lebih memahami dan menghadapinya dengan tepat.
Apa Saja Ciri-ciri Anak Tantrum?

Ciri-ciri anak tantrum termasuk:
- Merengek, menangis, dan berteriak kencang.
- Menendang, memukul, dan mencubit orang atau benda di sekitarnya.
- Menggerakkan lengan dan kakinya dengan cepat.
- Menahan napas.
- Menegangkan tubuh atau menjadi lemas.
Apa yang Menyebabkan Bayi Tantrum?
Penyebab bayi tantrum bisa jadi karena berbagai alasan, misalnya ingin perhatian dari orang tuanya, menginginkan sesuatu seperti camilan atau mainan, dan frustasi. Berikut penyebab bayi tantrum:
- Frustrasi.
- Ingin perhatian dari orang tuanya atau orang dewasa lain di sekitarnya.
- Menginginkan mainan atau camilan.
- Menghindari melakukan sesuatu seperti berhenti bermain atau meninggalkan taman.
- Kelaparan.
- Kelelahan.
Penyebab utama bayi mengamuk adalah konflik yang mereka rasakan. Mereka ingin mandiri tetapi masih menginginkan perhatian orang tua, dan bayi belum mengembangkan keterampilan mengatasi kekecewaan atau emosi yang kuat.
Tantrum juga terjadi karena bayi belum memiliki keterampilan verbal untuk menjelaskan perasaan atau keinginannya, jadi mereka malah melampiaskannya.
Oleh karena itu, saat Si Kecil tantrum, hindari memukul, menggigit, atau menendang balik buah hati sebagai sebuah bentuk hukuman atau mengajarkan mereka bahwa tindakan tersebut menyakitkan.
Cara tersebut justru akan membuat Si Kecil berpikir bahwa perilakunya dapat diterima karena orang tuanya melakukannya. Jelaskan saja pada buah hati bahwa mereka melakukan sesuatu yang menyakitkan dan tidak diperbolehkan.
Bayi Tantrum Sampai Umur Berapa?
Bayi tantrum sampai umur 4 tahun. Melansir Cleveland Clinic, tantrum paling sering terjadi antara usia 1 dan 4 tahun, dengan rata-rata satu kali sehari.
Melansir KidsHealth, tantrum umum terjadi selama tahun kedua kehidupan Si Kecil, saat kemampuan bahasanya sedang berkembang. Karena bayi dan balita tidak selalu dapat mengatakan keinginan atau kebutuhannya, pengalaman yang membuatnya frustasi menyebabkan tantrum.
Tantrum biasanya berlangsung antara 2 hingga 15 menit. Namun tantrum hebat yang berlangsung lebih dari 15 menit mungkin merupakan tanda bahwa ada masalah yang lebih serius.
Tantrum biasanya berkurang saat anak mulai bersekolah. Pada usia sekolah, anak lebih banyak berbicara, sehingga mereka dapat mengungkapkan kebutuhannya secara verbal.
Apakah Bayi 8 Bulan Bisa Tantrum?
Bayi 8 bulan bisa jadi tantrum untuk menunjukkan rasa frustrasinya saat tidak mendapatkan apa yang diinginkan, namun ia belum membangun kemampuan komunikasi verbal untuk menyampaikan kebutuhannya pada orang tuanya.
Meski tantrum umumnya terjadi saat Si Kecil berusia 18 bulan hingga tahun kedua kehidupannya, namun bukan berarti bayi 8 bulan tidak bisa tantrum.
Mengingat bayi 8 bulan belum bisa bicara, ia bisa jadi menangis, merengek, dan berteriak untuk menyampaikan keinginannya.
Bagaimana Cara Menenangkan dan Menghadapi Bayi Tantrum?

Ketika Parents menemui ciri-ciri bayi tantrum, ada strategi yang dapat dicoba untuk menenangkannya. Berikut cara menenangkan Si Kecil yang sedang tantrum:
1. Alihkan Perhatian Anak
Jika Parents mendeteksi ciri-ciri anak tantrum mulai muncul, tetapi belum sampai meledak sepenuhnya, cobalah mengalihkan perhatiannya.
Tunjukkan sesuatu yang menarik atau libatkan mereka dalam suatu kegiatan.
2. Tetap Tenang
Saat Si Kecil mulai mengamuk, hindari mengancam, mendebat, atau memarahi mereka. Melakukan hal-hal tersebut hanya akan memperburuk amukan anak.
Sebaliknya, Parents harus tetap tenang dan tunggu sampai anak juga tenang. Barulah Parents bisa membicarakan dengan anak terkait perilakunya sebelumnya.
3. Abaikan Amukan
Mengabaikan amukan anak yang sedang tantrum jadi cara untuk menunjukkan kalau amukannya tidak dapat diterima dan tidak akan memberinya apa yang mereka inginkan.
4. Pastikan Anak dalam Pengawasan
Jika Parents dan buah hati tengah berada di keramaian, misalnya pusat perbelanjaan, restoran, atau tempat bermain, pastikan Si Kecil tetap dalam pengawasan.
Sebaliknya Si Kecil juga bisa melihat orang tuanya.
5. Jaga Anak Tetap Aman
Jika Parents merasa Si Kecil dapat melukai diri sendiri atau orang lain, jauhkan mereka dari lingkungan tersebut. Singkirkan benda-benda berbahaya di dekat mereka.
Apabila diperlukan, Parents bisa menggendong buah hati agar mereka tidak melukai diri sendiri. Jika amukan anak makin tak terkendali, bawa mereka ke tempat yang aman hingga mereka tenang.
***
Tantrum adalah bagian dari proses perkembangan emosi bayi yang normal.
Namun, dengan memahami ciri-ciri bayi tantrum dan penyebabnya, Parents bisa lebih tenang serta siap dalam menghadapi luapan emosi Si Kecil.
Hal terpenting dalam menghadapi tantrumnya Si Kecil adalah memberikan dukungan emosional yang tepat agar bayi merasa aman dan nyaman dalam mengekspresikan emosinya.
***
Baca Juga:
9 Penyebab Bayi Menangis Terus dan Tanda Parents Harus Mulai Khawatir
10 Arti Tangisan Bayi, Jenis, dan Cara Menenangkannya Saat Rewel
Tahapan Perkembangan Emosi dan Sosial Batita
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.