Kepala peyang yang terjadi pada bayi tidak boleh dibiarkan begitu saja. Meskipun bentuk kepala bayi masih akan terus berubah sampai usia 18 bulan, tetapi kepala peyang pada bayi sebaiknya dikoreksi.
Kepala peyang sering terjadi pada bayi yang terus-menerus tidur telentang tanpa berpindah posisi dan paling umum terjadi pada bayi baru lahir yang masih belum bisa menggerakkan badan dan kepalanya sendiri.
Bila dibiarkan, kepala peyang pada bayi bisa meningkatkan risiko beberapa gangguan kesehatan dan tentunya akan memengaruhi penampilan fisik kepala anak kelak. Mengurangi tekanan pada tengkorak adalah pengobatan yang paling umum untuk kepala peyang.
Apakah Parents pernah merasa khawatir karena melihat kepala bayi terlihat peyang atau datar? Berikut adalah beberapa hal yang perlu Parents ketahui mengenai kepala peyang atau sindrom kepala datar.
Apa Itu Kepala Peyang?
Mengutip dari Healthline, kepala peyang sering kali disebut sindrom kepala datar atau plagiocephaly.Kondisi ini dikenal secara medis terjadi ketika adanya titik datar yang berkembang di bagian belakang atau samping kepala bayi.
Hal ini menyebabkan kepala bayi terlihat tidak simetris, bahkan beberapa ahli menggambarkan kepala bayi yang mengidap plagiocephaly ini tampak seperti jajaran genjang bila diamati dari atas.
Menurut penelitian, kasus kepala peyang cenderung lebih sering terjadi pada anak laki-laki karena diameter kepala anak lak-laki lebih besar daripada perempuan.
Artikel terkait: Tes MRI buktikan kepala bayi berubah bentuk selama proses persalinan
Apakah Kepala Peyang Memengaruhi Kecerdasan?
Kabar baiknya adalah bahwa plagiocephaly dan sindrom kepala datar tidak memengaruhi perkembangan otak atau menyebabkan kerusakan otak anak. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh laman Technology In Motion.
Ukuran kepala tergantung pada ukuran otak; bentuk kepala tergantung pada kekuatan eksternal, yang dapat berubah bentuk.
Otak merupakan organ yang fleksibel dalam perkembangan dan pertumbuhannya pada masa bayi dan belum ada penelitian yang membuktikan bahwa kelainan bentuk tengkorak memengaruhi fungsi neurologis otak.
Technology In Motion menulis, otak bayi tumbuh dan berkembang sejak pembuahan dan saat lahir otak berukuran sekitar seperempat dari ukuran otak orang dewasa.
Otak memiliki jutaan sel, sinapsis dan koneksi yang siap untuk terus tumbuh dan belajar.
Sebelum lahir, bayi sudah belajar dan mengembangkan koneksi saraf serta indera, termasuk sentuhan, pendengaran, rasa dan penglihatan. Oleh karenanya sejak lahir, kita sudah siap bernapas, menangis, menghisap bahkan mengenali suara ibu kita.
Dalam enam bulan pertama, otak bayi berukuran dua kali lipat sebelum berlipat ganda lagi selama enam bulan berikutnya. Tingkat pertumbuhan yang luar biasa ini disertai dengan pengembangan koneksi untuk memungkinkan pemrosesan sejumlah besar informasi dan pengalaman baru, membentuk fondasi yang kuat untuk kehidupan awal dan dewasa.
Salah satu kekhawatiran paling umum yang dimiliki banyak orang tua apakah plagiocephaly memiliki efek pada otak dan pembentukan kembali tengkorak pada bayi mereka – dapatkah hal itu menyebabkan kerusakan otak, dan sebagaimana dijelaskan di atas, jawabannya adalah tidak.
Penyebab Kepala Peyang
1. Tulang Bayi yang Lentur
Bayi lahir dengan tulang yang lembut dan lentur. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan bayi keluar dengan mudah dari jalan lahir dan memberikan ruang yang cukup bagi otak bayi untuk tumbuh.
Tulang tengkorak bayi belum sepenuhnya menyatu dan mengeras sampai beberapa bulan setelah ia lahir. Lantaran tulangnya lunak, maka kepala bayi bisa berubah bentuk.
2. Terus-menerus Tidur Terlentang
Kepala peyang terjadi ketika kepala bayi berubah menjadi datar di salah satu sisinya dan biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehidupannya. Penyebab paling umum dari kepala peyang adalah posisi tidur bayi.
Di awal kehidupannya bayi masih belum bisa menggerakkan tubuhnya sehingga ia hanya tidur terlentang selama berjam-jam setiap hari sehingga menyebabkan kepalanya menjadi datar di satu tempat.
3. Prematur
Faktor penyebab lain dari kepala peyang adalah kecukupan usia kandungan bayi saat ia dilahirkan. Bayi prematur lebih cenderung mengalami kepala peyang karena tengkorak mereka jauh lebih lembut daripada bayi yang cukup bulan.
Selain itu, bayi prematur juga lebih banyak menghabiskan waktu tidur terlentang karena kebutuhan medis misalnya dirawat di unit perawatan intensif neonatal (NICU).
4. Kembar
Kepala peyang tidak hanya terjadi setelah bayi lahir, tetapi juga ketika ia belum lahir. Hal ini dapat terjadi jika tengkorak bayi mendapat tekanan dari panggul ibu atau kembarannya.
Faktanya, banyak bayi kembar yang lahir dengan beberapa area datar pada kepalanya.
5. Faktor Kelahiran
Bayi yang lahir dengan bantuan vakum juga kerap kali mengalami kepala peyang karena tekanan pada tulang tengkoraknya ketika proses kelahiran.
Tekanan yang diterima kepala bayi selama proses kelahiran lewat alat-alat bantuan seperti forceps atau vakum juga dapat menyebabkan asimetri tengkorak.
6. Otot Leher yang Tegang
Bayi sulit untuk memutar kepalanya karena otot leher yang tegang. Kondisi ini disebut dengan tortikolis.
Lantaran sulit untuk memutar kepalanya, maka bayi cenderung menjaga posisi kepalanya tetap sama saat ia berbaring dan menyebabkan kepala peyang.
Jika kepala sudah menjadi peyang atau datar, tortikolis bisa menjadi lebih buruk karena ia cenderung akan bertahan di sisi di mana kepalanya mengalami peyang dan otot lehernya akan menjadi kaku karena jarang digunakan.
Artikel terkait: Mengapa Bentuk Kepala Bayi Baru Lahir Sering Terlihat Tidak Normal?
Apakah Perlu Terapi?
Kepala peyang biasanya akan membaik seiring dengan berjalannya waktu karena pertumbuhan alami bayi. Kondisi paling sering terjadi antara usia 6 minggu dan 2 bulan, dan hampir selalu sembuh sepenuhnya pada usia 2 tahun.
Saat bayi tumbuh, mereka akan belajar untuk mengubah posisi saat tidur sehingga kepala mereka tidak terus-menerus berada pada posisi yang sama.
Dibutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun agar kepala peyang membaik seiring dengan pertumbuhan tengkorak bayi.
Ketika rambut bayi sudah tumbuh selama tahun pertama kehidupannya, bagian datar pada kepala bayi pun juga menjadi semakin kurang terlihat jelas.
Kepala peyang juga tidak akan memengaruhi pertumbuhan otak bayi. Namun, Parents perlu memerhatikan apabila kepala peyang terjadi akibat otot leher yang kaku, mungkin si kecil harus mendapatkan terapi fisik untuk mengatasi tortikolisnya dan mengejar keterlambatannya.
Cara Mengatasi
Sumber: Pexels
Bentuk kepala bayi memang akan membaik secara alami seiring perkembangan tengkorak dan ketika bayi mulai bisa menggerakkan kepala, berguling, dan merangkak.
Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa Parents coba untuk mengatasi kepala peyang pada bayi, yaitu dengan menghindari tekanan pada bagian kepala bayi yang rata sebagai berikut.
1. Tummy Time
Tummy time yang cukup dapat membantu mengurangi kepala peyang. Caranya adalah meletakkan bayi telungkup atau di atas perut, pada permukaan yang rata dialasi selimut lembut. Lakukan selama 15 menit setiap hari, dan pastikan bayi dalam pengawasan.
Mungkin pada awalnya bayi akan menangis ketika dibaringkan telungkup, tetapi tummy time sangat disarankan untuk dilakukan beberapa kali dalam sehari. Saat otot leher bayi sudah mulai lebih kuat, durasi tummy time dapat ditingkatkan.
Tummy time membantu membentuk normal bagian belakang kepala, mendorong bayi belajar dan mengenali sekelilingnya, memperkuat otot leher dan membantu belajar menggerakkan lengan.
Selain itu,tummy time juga membantu mengembangkan otot-otot yang dibutuhkan untuk merangkak dan duduk.
2. Variasikan Posisi Tidur Bayi
Umumnya, sampai bayi berusia tiga bulan, posisi tidurnya hanya terlentang, karena kemampuan motoriknya memang masih sangat terbatas. Parents bisa mencoba menidurkannya dalam posisi miring.
Posisikan bayi di tempat tidur untuk mendorong ia melakukan gerakan memutar kepala secara aktif ke sisi kepala yang tidak rata.
Kebanyakan orang tua yang tidak kidal menggendong bayi di tangan kiri dan membaringkannya dengan kepala di sebelah kiri, sehingga bayi harus berbelok ke kanan untuk melihat-lihat ruangan.
Hindari menidurkan bayi dalam posisi telungkup dan ditinggalkan tanpa pengawasan untuk mencegah risiko SIDS atau Sudden Infant Death Syndrome.
3. Atur posisi Saat Menyusui
Saat Bunda menyusui bayi, baik menyusui langsung dari payudara maupun lewat wadah lain, posisikan kepala bayi agar tidak tertekan dan susui bayi bergantian antara payudara kanan dan kiri. Bila perlu gunakan bantal saat akan menyusui bayi.
4. Gendong Bayi Lebih Sering
Angkat dan gendong bayi sesering mungkin untuk mengurangi tekanan pada kepala mereka.
Batasi waktu yang dihabiskan bayi untuk tidur telentang atau bersandar pada permukaan yang rata (misalnya duduk di car seat, kereta bayi, ayunan, dan lain-lain).
Jika bayi tertidur di car seat, pindahkan ia ke tempat tidurnya ketika sudah sampai di rumah dibandingkan membiarkannya tidur terus di car seat.
5. Ubah Posisi Kepala Bayi Saat Tidur
Ketika bayi tidur terlentang, ubahlah posisi kepalanya beberapa kali. Misalnya dimiringkan ke kanan atau ke kiri.
Ketika bayi bergerak-gerak di malam hari, tempatkan ia tertidur dengan sisi kepala yang membulat menyentuh kasur dan sisi yang rata menghadap ke atas.
Hindari menggunakan bantal yang membuat kepala bayi terus berada dalam satu posisi.
Artikel terkait: 7 Penyebab Bayi Suka Membenturkan Kepala, Perlukah Parents Khawatir?
Jika Parents sudah mencoba cara-cara di atas dan sepertinya masih belum menimbulkan hasil yang signifikan, cobalah untuk berkonsultasi ke dokter anak.
Dokter anak akan memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi termasuk bentuk kepalanya. Di sini akan dinilai apakah kepala peyang anak termasuk normal atau tidak.
Dalam kasus kepala peyang yang parah, dokter mungkin akan merekomendasikan helm khusus yang dapat membantu kepala bayi tumbuh menjadi bulat sebagai penanganannya.
Selain itu, dokter juga akan memeriksa apakah ada gejala-gejala lain yang mengarah pada kelainan medis seperti craniosynostosis atau cacat genetik langka yang menyebabkan lempeng di tengkorak bayi menyatu sebelum waktunya.
Dalam kasus langka, dokter mungkin akan mendiskusikan operasi sebagai pilihan untuk membentuk kembali tengkorak yang cacat parah.
Amankah Helm Kepala Peyang untuk Terapi?
Terapi helm digunakan untuk memperbaiki bentuk tengkorak bayi dengan lembut dari waktu ke waktu. Tengkorak bayi yang baru lahir adalah lempengan lunak dengan ruang di antaranya. Saat bayi tumbuh, lempeng-lempeng ini tumbuh, secara bertahap mengeras dan menyatu.
Helm ini dipakai 23 jam sehari. Bisa dilepas saat mandi. Selebihnya, bayi Anda harus selalu memakai helm, baik saat bermain, tidur, atau menyusui. Satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah bahwa helm ini biasanya tidak nyaman untuk bayi.
Pertanyaan selanjutnya yang kerap menjadi pertimbangan orang tua adalah, amankah helm kepala peyang untuk terapi dan apakah helm Plagiocephaly ini berisiko menghambat perkembangan otak?
Jawaban cepatnya adalah, tidak. Laman Technology in Motion menjelaskan, saat memasang helm, praktisi akan memastikan ada cukup ruang untuk memungkinkan pertumbuhan otak berlanjut dengan kecepatan normal.
Helm terapi ini tidak menghentikan pertumbuhan dan penggunaannya memang untuk memungkinkan pertumbuhan kepala lebih baik dan menghasilkan bentuk kepala yang lebih normal.
Jadi, terapi helm adalah metode pengobatan yang direkomendasikan dalam mengoreksi asimetri tengkorak dan telinga tanpa mengganggu pertumbuhan kepala.
Lapisan sel yang lembut di dalam helm akan mengoreksi bentuk kepala saat otak tumbuh sedemikian rupa sehingga aman untuk bayi dan bebas rasa sakit.
Sebuah studi oleh Maziyar Keshtgar menemukan bahwa dengan mengenakan helm terapi mengurangi tekanan dari satu area di belakang kepala bayi dan mendistribusikannya ke seluruh tengkorak bayi yang membantu membenarkan bentuk tengkorak si kecil.
Terapi helm terbukti secara klinis untuk membantu bayi mencapai bentuk kepala yang lebih simetris dan karenanya fitur wajah menjadi lebih simetris. Ada banyak manfaat helm plagiocephaly untuk membantu bayi dengan plagiocephaly.
Jika Parents melihat si kecil mengalami sindrom kepala datar, selalu ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter anak. Dokter anak akan memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi (termasuk bentuk kepalanya) dan menawarkan tips lain untuk perawatan dan pengobatan.
Itulah beberapa hal penting yang perlu Parents ketahui mengenai kepala peyang pada bayi. Sindrom kepala datar bisa sangat membingungkan, terutama bagi orang tua baru, tetapi jarang menyebabkan kerusakan pada bayi dan biasanya sembuh sendiri dalam beberapa bulan. Segera lakukan perawatan dan pengobatan ya, Parents.
Semoga bermanfaat, Parents!
***
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi
Baca juga:
Bentuk Kepala Bayi Tidak Bulat Sempurna, Perlukah Khawatir?
Ini Ukuran Lingkar Kepala Bayi yang Normal, Jangan Sampai Salah!
Mengejutkan, ini yang terjadi pada kepala bayi saat dilahirkan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.