X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
  • Korea Update
  • Hidrasi Keluarga
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
    • Korea Update
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Aku Hamil
    • Tips Kehamilan
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Project Sidekicks
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Kondisi Kepala Peyang pada Bayi, Kenali Penyebab serta Cara Mengatasinya

Bacaan 7 menit
Kondisi Kepala Peyang pada Bayi, Kenali Penyebab serta Cara MengatasinyaKondisi Kepala Peyang pada Bayi, Kenali Penyebab serta Cara Mengatasinya

Ibu baru perlu mengetahui berbagai cara untuk mencegah dan mengatasi kepala peyang pada bayi.

Kepala peyang yang terjadi pada bayi tidak boleh dibiarkan begitu saja. Meskipun bentuk kepala bayi masih akan terus berubah sampai usia 18 bulan, tetapi kepala peyang pada bayi sebaiknya dikoreksi.

Kepala peyang sering terjadi pada bayi yang terus-menerus tidur telentang tanpa berpindah posisi dan paling umum terjadi pada bayi baru lahir yang masih belum bisa menggerakkan badan dan kepalanya sendiri.

Bila dibiarkan, kepala peyang pada bayi bisa meningkatkan risiko beberapa gangguan kesehatan dan tentunya akan memengaruhi penampilan fisik kepala anak kelak. Mengurangi tekanan pada tengkorak adalah pengobatan yang paling umum untuk kepala peyang.

Apakah Parents pernah merasa khawatir karena melihat kepala bayi terlihat peyang atau datar? Berikut adalah beberapa hal yang perlu Parents ketahui mengenai kepala peyang atau sindrom kepala datar.

Table of Contents

  • Apa Itu Kepala Peyang?
  • Penyebab Kepala Peyang
  • Apakah Perlu Terapi?
  • Cara Mengatasi

Apa Itu Kepala Peyang?

Mengutip dari Healthline, kepala peyang sering kali disebut sindrom kepala datar atau plagiocephaly. Kondisi ini dikenal secara medis terjadi ketika adanya titik datar yang berkembang di bagian belakang atau samping kepala bayi.

Hal ini menyebabkan kepala bayi terlihat tidak simetris, bahkan beberapa ahli menggambarkan kepala bayi yang mengidap plagiocephaly ini tampak seperti jajaran genjang bila diamati dari atas.

Menurut penelitian, kasus kepala peyang cenderung lebih sering terjadi pada anak laki-laki karena diameter kepala anak lak-laki lebih besar daripada perempuan.

Artikel terkait: Tes MRI buktikan kepala bayi berubah bentuk selama proses persalinan

Penyebab Kepala Peyang

kepala peyang pada bayi

Sumber: Pexels

1. Tulang Bayi yang Lentur

Bayi lahir dengan tulang yang lembut dan lentur. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan bayi keluar dengan mudah dari jalan lahir dan memberikan ruang yang cukup bagi otak bayi untuk tumbuh.

Tulang tengkorak bayi belum sepenuhnya menyatu dan mengeras sampai beberapa bulan setelah ia lahir. Lantaran tulangnya lunak, maka kepala bayi bisa berubah bentuk.

2. Terus-menerus Tidur Terlentang

Kepala peyang terjadi ketika kepala bayi berubah menjadi datar di salah satu sisinya dan biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehidupannya. Penyebab paling umum dari kepala peyang adalah posisi tidur bayi.

Di awal kehidupannya bayi masih belum bisa menggerakkan tubuhnya sehingga ia hanya tidur terlentang selama berjam-jam setiap hari sehingga menyebabkan kepalanya menjadi datar di satu tempat.

3. Prematur

Faktor penyebab lain dari kepala peyang adalah kecukupan usia kandungan bayi saat ia dilahirkan. Bayi prematur lebih cenderung mengalami kepala peyang karena tengkorak mereka jauh lebih lembut daripada bayi yang cukup bulan.

Selain itu, bayi prematur juga lebih banyak menghabiskan waktu tidur terlentang karena kebutuhan medis misalnya dirawat di unit perawatan intensif neonatal (NICU).

4. Kembar

Kepala peyang tidak hanya terjadi setelah bayi lahir, tetapi juga ketika ia belum lahir. Hal ini dapat terjadi jika tengkorak bayi mendapat tekanan dari panggul ibu atau kembarannya.

Faktanya, banyak bayi kembar yang lahir dengan beberapa area datar pada kepalanya.

5. Faktor Kelahiran

Bayi yang lahir dengan bantuan vakum juga kerap kali mengalami kepala peyang karena tekanan pada tulang tengkoraknya ketika proses kelahiran.

Tekanan yang diterima kepala bayi selama proses kelahiran lewat alat-alat bantuan seperti forceps atau vakum juga dapat menyebabkan asimetri tengkorak.

6. Otot Leher yang Tegang

Bayi sulit untuk memutar kepalanya karena otot leher yang tegang. Kondisi ini disebut dengan tortikolis.

Lantaran sulit untuk memutar kepalanya, maka bayi cenderung menjaga posisi kepalanya tetap sama saat ia berbaring dan menyebabkan kepala peyang.

Jika kepala sudah menjadi peyang atau datar, tortikolis bisa menjadi lebih buruk karena ia cenderung akan bertahan di sisi di mana kepalanya mengalami peyang dan otot lehernya akan menjadi kaku karena jarang digunakan.

Artikel terkait: Mengapa Bentuk Kepala Bayi Baru Lahir Sering Terlihat Tidak Normal?

Apakah Perlu Terapi?

kepala peyang pada bayi

Sumber: Pexels

Kepala peyang biasanya akan membaik seiring dengan berjalannya waktu karena pertumbuhan alami bayi. Kondisi paling sering terjadi antara usia 6 minggu dan 2 bulan, dan hampir selalu sembuh sepenuhnya pada usia 2 tahun.

Saat bayi tumbuh, mereka akan belajar untuk mengubah posisi saat tidur sehingga kepala mereka tidak terus-menerus berada pada posisi yang sama.

Dibutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun agar kepala peyang membaik seiring dengan pertumbuhan tengkorak bayi.

Cerita mitra kami
Agar si Kecil Tidur Nyenyak, Perhatikan 5 Hal Ini!
Agar si Kecil Tidur Nyenyak, Perhatikan 5 Hal Ini!
Dukung Pertumbuhannya, Simak Tips Memilih Susu UHT yang Aman untuk Anak Setelah Lulus ASI
Dukung Pertumbuhannya, Simak Tips Memilih Susu UHT yang Aman untuk Anak Setelah Lulus ASI
5 Cara Tingkatkan Kualitas Tidur Bayi Agar Perkembangannya Optimal
5 Cara Tingkatkan Kualitas Tidur Bayi Agar Perkembangannya Optimal
Benarkah Infeksi Rotavirus pada Anak Merupakan Hal Musiman?
Benarkah Infeksi Rotavirus pada Anak Merupakan Hal Musiman?

Ketika rambut bayi sudah tumbuh selama tahun pertama kehidupannya, bagian datar pada kepala bayi pun juga menjadi semakin kurang terlihat jelas.

Kepala peyang juga tidak akan memengaruhi pertumbuhan otak bayi. Namun, Parents perlu memperhatikan apabila kepala peyang terjadi akibat otot leher yang kaku, mungkin si kecil harus mendapatkan terapi fisik untuk mengatasi tortikolisnya dan mengejar keterlambatannya.

Cara Mengatasi

kepala peyang pada bayi

Sumber: Pexels

Bentuk kepala bayi memang akan membaik secara alami seiring perkembangan tengkorak dan ketika bayi mulai bisa menggerakkan kepala, berguling, dan merangkak.

Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa Parents coba untuk mengatasi kepala peyang pada bayi, yaitu dengan menghindari tekanan pada bagian kepala bayi yang rata sebagai berikut

1. Tummy Time

Tummy time yang cukup dapat membantu mengurangi kepala peyang. Caranya adalah meletakkan bayi telungkup atau di atas perut, pada permukaan yang rata dialasi selimut lembut. Lakukan selama 15 menit setiap hari, dan pastikan bayi dalam pengawasan.

Mungkin pada awalnya bayi akan menangis ketika dibaringkan telungkup, tetapi tummy time sangat disarankan untuk dilakukan beberapa kali dalam sehari. Saat otot leher bayi sudah mulai lebih kuat, durasi tummy time dapat ditingkatkan.

Tummy time membantu membentuk normal bagian belakang kepala, mendorong bayi belajar dan mengenali sekelilingnya, memperkuat otot leher dan membantu belajar menggerakkan lengan.

Selain itu, tummy time juga membantu mengembangkan otot-otot yang dibutuhkan untuk merangkak dan duduk.

2. Variasikan Posisi Tidur Bayi

Umumnya, sampai bayi berusia tiga bulan, posisi tidurnya hanya terlentang, karena kemampuan motoriknya memang masih sangat terbatas. Parents bisa mencoba menidurkannya dalam posisi miring.

Posisikan bayi di tempat tidur untuk mendorong ia melakukan gerakan memutar kepala secara aktif ke sisi kepala yang tidak rata.

Kebanyakan orang tua yang tidak kidal menggendong bayi di tangan kiri dan membaringkannya dengan kepala di sebelah kiri, sehingga bayi harus berbelok ke kanan untuk melihat-lihat ruangan.

Hindari menidurkan bayi dalam posisi telungkup dan ditinggalkan tanpa pengawasan untuk mencegah risiko SIDS atau Sudden Infant Death Syndrome.

3. Atur posisi Saat Menyusui

Saat Bunda menyusui bayi, baik menyusui langsung dari payudara maupun lewat wadah lain, posisikan kepala bayi agar tidak tertekan dan susui bayi bergantian antara payudara kanan dan kiri. Bila perlu gunakan bantal saat akan menyusui bayi.

4. Gendong Bayi Lebih Sering

Angkat dan gendong bayi sesering mungkin untuk mengurangi tekanan pada kepala mereka.

Batasi waktu yang dihabiskan bayi untuk tidur telentang atau bersandar pada permukaan yang rata (misalnya duduk di car seat, kereta bayi, ayunan, dan lain-lain).

Jika bayi tertidur di car seat, pindahkan ia ke tempat tidurnya ketika sudah sampai di rumah dibandingkan membiarkannya tidur terus di car seat.

5. Ubah Posisi Kepala Bayi Saat Tidur

Ketika bayi tidur terlentang, ubahlah posisi kepalanya beberapa kali. Misalnya dimiringkan ke kanan atau ke kiri.

Ketika bayi bergerak-gerak di malam hari, tempatkan ia tertidur dengan sisi kepala yang membulat menyentuh kasur dan sisi yang rata menghadap ke atas.

Hindari menggunakan bantal yang membuat kepala bayi terus berada dalam satu posisi.

Artikel terkait: 7 Penyebab Bayi Suka Membenturkan Kepala, Perlukah Parents Khawatir?

Kondisi Kepala Peyang pada Bayi, Kenali Penyebab serta Cara Mengatasinya

Sumber: Pexels

Jika Parents sudah mencoba cara-cara di atas dan sepertinya masih belum menimbulkan hasil yang signifikan, cobalah untuk berkonsultasi ke dokter anak.

Dokter anak akan memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi termasuk bentuk kepalanya. Di sini akan dinilai apakah kepala peyang anak termasuk normal atau tidak.

Dalam kasus kepala peyang yang parah, dokter mungkin akan merekomendasikan helm khusus yang dapat membantu kepala bayi tumbuh menjadi bulat sebagai penanganannya.

Selain itu, dokter juga akan memeriksa apakah ada gejala-gejala lain yang mengarah pada kelainan medis seperti craniosynostosis atau cacat genetik langka yang menyebabkan lempeng di tengkorak bayi menyatu sebelum waktunya.

Dalam kasus langka, dokter mungkin akan mendiskusikan operasi sebagai pilihan untuk membentuk kembali tengkorak yang cacat parah. 

Itulah beberapa hal penting yang perlu Parents ketahui mengenai kepala peyang pada bayi. Semoga bermanfaat!

Understanding Flat Head Syndrome (Plagiocephaly) in Babies
www.healthline.com/health/parenting/flat-head-baby

Flat Head Syndrome (Plagiocephaly) in Babies
www.whattoexpect.com/first-year/health/plagiocephaly-flat-head-syndrome/

Flat Head Syndrome (Positional Plagiocephaly)
kidshealth.org/en/parents/positional-plagiocephaly.html

Plagiocephaly and brachycephaly (flat head syndrome)
www.nhs.uk/conditions/plagiocephaly-brachycephaly/

Baca juga:

Bentuk Kepala Bayi Anda Tidak Bulat Sempurna, Perlukah Khawatir?

Ukuran Lingkar Kepala Bayi yang Normal serta Cara Mengukurnya, Jangan Sampai Salah!

Mengejutkan, ini yang terjadi pada kepala bayi saat dilahirkan

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Theva Nithy

Diedit oleh:

Finna Prima Handayani

Diulas oleh:

dr.Gita Permatasari

  • Halaman Depan
  • /
  • Bayi
  • /
  • Kondisi Kepala Peyang pada Bayi, Kenali Penyebab serta Cara Mengatasinya
Bagikan:
  • Plagiocephaly; Sindrom kepala peyang pada Bayi dan Cara Menanganinya

    Plagiocephaly; Sindrom kepala peyang pada Bayi dan Cara Menanganinya

  • Seorang ibu mengusap kepala bayinya, reaksi sang bayi sangat mengejutkan

    Seorang ibu mengusap kepala bayinya, reaksi sang bayi sangat mengejutkan

  • 7 Artis Asal Kalimantan Paling Sukses, Banyak yang Sudah Senior di Dunia Hiburan Tanah Air

    7 Artis Asal Kalimantan Paling Sukses, Banyak yang Sudah Senior di Dunia Hiburan Tanah Air

  • 12 Film Dewasa Thailand yang Sensual, Tontonan Pas buat "Malmingan" Bareng Pasangan

    12 Film Dewasa Thailand yang Sensual, Tontonan Pas buat "Malmingan" Bareng Pasangan

app info
get app banner
  • Plagiocephaly; Sindrom kepala peyang pada Bayi dan Cara Menanganinya

    Plagiocephaly; Sindrom kepala peyang pada Bayi dan Cara Menanganinya

  • Seorang ibu mengusap kepala bayinya, reaksi sang bayi sangat mengejutkan

    Seorang ibu mengusap kepala bayinya, reaksi sang bayi sangat mengejutkan

  • 7 Artis Asal Kalimantan Paling Sukses, Banyak yang Sudah Senior di Dunia Hiburan Tanah Air

    7 Artis Asal Kalimantan Paling Sukses, Banyak yang Sudah Senior di Dunia Hiburan Tanah Air

  • 12 Film Dewasa Thailand yang Sensual, Tontonan Pas buat "Malmingan" Bareng Pasangan

    12 Film Dewasa Thailand yang Sensual, Tontonan Pas buat "Malmingan" Bareng Pasangan

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2022. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.