Apakah Parents khawatir melihat bayi suka membenturkan kepala? Apakah ini merupakan perilaku berbahaya yang perlu dihentikan atau merupakan tanda-tanda adanya gangguan tumbuh kembangnya? Apa saja yang harus dilakukan orang tua jika si kecil sering membenturkan kepalanya?
Mengutip dari Baby Center, perilaku ini sebenarnya normal dan cukup umum – sekitar 20 persen bayi dan balita membenturkan kepalanya dengan sengaja. Perilaku ini biasanya terjadi tiga kali lebih banyak pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.
Membenturkan kepala adalah kebiasaan bayi yang bisa terjadi mulai dari usia 6 bulan dan berlanjut hingga berusia 5 tahun. Masing-masing anak juga memiliki cara yang berbeda untuk membenturkan kepalanya.
Ada bayi yang membenturkan kepalanya saat berbaring telungkup di tempat tidur, ada pula yang membenturkan kepala ke bantal atau ke kasur.
Sumber: Shutterstock
Artikel Terkait: Bayi suka mengisap jari jempol, normal atau berlebihan?
Beberapa anak ada yang menggoyang-goyangkan badan sambil membenturkan kepala, ada pula yang sambil membuat suara-suara seperti erangan.
Biasanya benturan kepala dan goyangan tubuh terjadi secara bersamaan, dan gerakan ini dianggap gerakan berirama. Tubuh dapat bergoyang berulang-ulang sehingga kepala pun terbentur berulang-ulang.
Perilaku ini biasanya berlangsung singkat, paling lama hingga 15 menit. Parents tidak perlu khawatir anak akan benjol atau kesakitan karena membenturkan kepala ini diatur sendiri oleh anak sehingga ia mengetahui toleransi rasa sakitnya.
Jika kepalanya terasa sakit, kemungkinan perilaku ini akan berhenti atau melambat. Namun, Parents perlu memastikan atau memantau anak tidak berlebihan dan benturan kepala tersebut tidak menimbulkan potensi bahaya seperti cedera. Ini merupakan salah satu fase perkembangan bayi yang akan hilang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia.
7 Penyebab Bayi Suka Membenturkan Kepala
Sumber: Shutterstock
1. Menenangkan Diri
Bayi memiliki cara tersendiri untuk menenangkan diri, salah satunya adalah membenturkan kepala. Gerakan berirama akan membantu mereka merasa nyaman. Kebanyakan bayi sering membenturkan kepala saat mereka hendak tertidur, ketika bangun di tengah malam, atau dalam tidurnya.
Membenturkan kepala bukan satu-satunya gerakan berulang yang dapat terjadi sebelum dan selama tidur. Ada beberapa gerakan lain seperiti
- Tubuh bergoyang, ke depan atau ke belakang bertumpu pada tangan dan lututnya
- Menggulingkan kepala, terjadi ketika anak telentang dan menggerakkan kepala dari sisi ke sisi
- Menggulingkan tubuh, berbaring telentang dan menggulingkan badan ke sisi kanan dan kiri
- Membenturkan kaki, umumnya terjadi ketika telentang, kaki diangkat dan dihempaskan lagi ke tempat tidur
Beberapa anak mungkin menunjukkan lebih dari satu gerakan ini secara bersamaan.
2. Meredakan Rasa Sakit
Terkadang bayi membenturkan kepala untuk mengalihkan perhatian mereka dari rasa sakit yang dirasakan. Bisa jadi ia sedang merasa tidak nyaman, misalnya karena infeksi telinga atau fase pertumbuhan gigi (teething)
3. Merasa Frustasi atau Marah
Bayi belum bisa mengekspresikan emosi dan perasaan mereka melalui kata-kata. Oleh karena itu, bayi cenderung menggunakan ekspresi fisik seperti membenturkan kepala sebagai cara untuk mengatakan bahwa ia fustasi atau marah.
Membenturkan kepala juga bisa menjadi cara bayi untuk menenangkan diri setelah mengalami peristiwa yang membuat stres.
4. Butuh Perhatian
Sering kali perilaku agresif dilakukan oleh anak semata-mata karena butuh perhatian dari orang tuanya. Tak jarang bayi belajar bahwa orang tuanya akan datang dan memberikan perhatian kepadanya jika ia membenturkan kepala sehingga menjadikan cara tersebut untuk mendapatkan perhatian.
5. Bagian dari Pertumbuhannya
Menurut penelitian, bayi memiliki sekelompok perilaku berulang seperti mengisap jempol atau membenturkan kepala sebagai mekanisme untuk mengembangkan sistem saraf agar dapat berinteraksi dengan pengaruh lingkungan. Ketika bayi terlihat membenturkan kepalanya itu bisa jadi mereka tengah menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
6. Adanya Gangguan Perkembangan
Ada kemungkinan bahwa membenturkan kepala adalah tanda kelainan kondisi perkembangan seperti autisme atau masalah psikologis dan neurologis. Untuk membedakan gerakan ritmik normal dan masalah perkembangan, Parents perlu mengamati kapan saja bayi melakukan perilaku tersebut dan frekuensinya.
Amati pula apakah ada gejala lain seperti keterlambatan bicara, ledakan emosi, atau interaksi sosial yang buruk yang dapat mengindikasikan adanya gangguan perkembangan pada anak.
7. Sleep Related Rhytmic Movement Disorder (RMD)
Gangguan ini melibatkan gerakan tubuh yang berulang dan terjadi saat mengantuk atau tidur. Kondisi RMS didiagnosis ketika anak membenturkan kepala atau perilaku serupa lainnya yang menyebabkan cedera pada anak dan mengganggu tidur secara signifikan.
Menurut penelitian, ada sekitar 0,34% hingga 2,87% bayi dan balita yang mengalami gangguan ini.
Anak-anak yang menderita RMD memang tidak dapat melukai diri sendiri secara serius selama ada tindakan pencegahan keselamatan dasar. Namun berdasarkan sebuah studi, penderita RMD cenderung lebih sering mengalami gangguan tidur, kualitas tidur yang rendah, dan masalah seperti penurunan konsentrasi atau memori.
RMD disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
- Kondisi medis
- Penggunaan obat-obatan
- Gangguan kesehatan mental
- Penyalahgunaan zat
Obat-obatan mungkin akan diresepkan untuk penderita RMD jika gerakan tubuhnya mengganggu tidur atau menyebabkan cedera.
Artikel Terkait: Mengapa bayi suka ngeces berlebihan? Kenali penyebab dan cara mengatasinya berikut ini
4 Cara Merespons Bayi yang Membenturkan Kepala Sendiri
1. Jangan Berikan Perhatian Berlebihan
Jika bayi membenturkan kepala untuk sekadar mendapatkan perhatian, hindari memberikan hal yang mereka inginkan karena mereka dapat belajar untuk mengasosiasikan perilaku tersebut dengan kehadiran orang tua.
Berteriak, langsung menghampiri, dan mengangkat bayi bisa membuat si kecil terus-menerus melakukan perilaku tersebut karena ia mengganggap ia bisa mendapatkan perhatian kapanpun ia melakukannya.
Hindari reaksi-reaksi berlebihan dan hanya tanggapi bayi dengan biasa-biasa saja. Parents pun bisa memberi tahunya bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan atau bisa berbahaya.
2. Lindungi Anak dari Cedera
Pastikan keselamatan si kecil ketika ia mulai menunjukkan kebiasaan membenturkan kepala. Periksa apakah ada sekrup atau baut yang bisa melukainya jika membentur kepala ke boks bayi atau tempat tidur.
Parents bisa mencoba meletakkan selimut antara dinding dan boks/tempat tidur untuk mengurangi suara berisik yang ditimbulkan dan mencegah dinding rusak.
3. Alihkan Perhatian
Apabila bayi suka membenturkan kepala karena menyukai ritme yang ditimbulkannya, cobalah mengalihkan perhatiannya ke hal yang lain yang tidak berbahaya. Bayi yang menyukai ritme biasanya juga menyukai ritme lain seperti musik, menari, atau suara-suara perkusi.
Ajaklah ia bermain dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan dan melibatkan musik serta irama untuk menyalurkan energi berlebih yang ia miliki.
4. Bantu Bayi untuk Rileks
Agar bayi merasa rileks dan nyaman saat ia mengantuk, cobalah mengatur rutinitas sebelum tidur yang konsisten. Coba mandi air hangat, digendong dan di ayun perlahan di pangkuan, serta memutar musik lembut.
Saat bayi sudah tertidur, usap-usaplah punggungnya dengan lembut agar ia tetap nyaman.
Artikel Terkait: Bukan pertanda ingin adik, ini makna dan manfaat bayi suka gigit jari kaki!
Kapan Harus ke Dokter Saat Bayi Suka Membenturkan Kepala?
Sumber: Shutterstock
Jika anak hanya membenturkan kepala pada waktu malam hari atau tidur siang, tidak perlu khawatir karena perilakunya ini dilakukan untuk membantu agar ia mudah tertidur.
Akan tetapi, apabila anak sering membenturkan kepala di siang hari saat ia tidak mengantuk atau terus membenturkan kepalanya dan menyakiti diri sendiri, Parents mungkin perlu khawatir.
Meski jarang terjadi, membenturkan kepala dapat dikaitkan dengan autisme dan gangguan perkembangan lainnya. Amati kapan saja saat terjadi benturan kepala dan konsultasi kepada dokter jika Parents curiga ada masalah perkembangan lainnya.
Segera temui dokter jika ada gejala gangguan perkembangan lain seperti keterlambatan bicara, kontol kepala yang buruk, atau kecanggungan. Dokter akan mengevaluasi anak dan melihat apakah ada masalah pada tumbuh kembangnya.
Selain itu, benturan kepala yang menyebabkan cedera adalah tanda bahwa Parents harus membawanya ke dokter. Misalnya jika bayi atau balita membenturkan atau memukul kepalanya saat marah atau mengamuk hingga menyebabkan memar atau pendarahan, mungkin akan membantu jika mencari tahu alasannya ke dokter anak atau psikolog.
***
Tak perlu khawatir jika bayi suka membenturkan kepala karena itu merupakan salah satu fase perkembangan yang harus dilalui. Hal tersebut normal selama anak tidak mencederai dirinya sendiri dan terjadi hanya pada waktu sebelum atau saat tidur.
Pastikan si kecil aman di tempat tidurnya, bisa dengan memasang penahan atau busa lembut di kasurnya. Hindari memberikan terlalu banyak bantal atau selimut di tempat tidur bayi karena berisiko menimbulkan Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Semoga informasi mengenai bayi suka membenturkan kepala ini bermanfaat!
Baca Juga:
Kaki Bayi Anda Suka Menendang Ketika Menyusu? Ini Penyebabnya
4 Cara Tepat Menghadapi Kebiasaan Bayi yang Suka Memasukkan Benda Ke Mulut
Mengapa Bayi dan Balita Suka Menarik Rambut Ibu?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.