Sepertiapa bentuk kepala bayi yang normal?
Setelah berbulan-bulan menunggu kelahiran bayi, pasti Anda sudah membayangkan bagaimana menggemaskannya rupa sang bayi.
Namun, saat bayi lahir, ternyata fisik si Kecil mungkin tidak sesempurna yang Anda bayangkan.
Mulai dari bentuk kepala bayi yang mungkin terlihat aneh menurut Anda, agak lonjong atau peyang, kepala bayi tidak simetris, kulit yang bersisik, berjerawat, lain-lain.
Hal tersebut pun akhirnya sering kali membuat Bunda bertanya-tanya, sebenarnya seperti apa sih bentuk kepala bayi yang normal?
Jangan khawatir dulu.
Bentuk kepala yang unik tersebut biasanya hanya bertahan selama beberapa hari hingga berminggu-minggu setelah anak lahir.
Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang bentuk kepala bayi baru lahir yang mungkin tidak seindah yang Anda bayangkan.
Mengenal Bagian dan Bentuk dari Kepala Bayi
Selama menurut dokter tidak ada masalah serius pada bentuk kepala bayi Anda yang baru lahir, Anda tidak perlu cemas.
Namun, Anda juga perlu mengetahui bagian-bagian dari kepala bayi Anda.
Daerah Lunak (Soft Spot)
Sebenarnya, ada dua titik daerah lunak atau fontanel yang terletak di kepala bayi baru lahir, satu di bagian atas dan yang lain di bagian belakang.
Daerah ini memiliki dua peran yang sangat penting, yaitu membantu pergerakan tengkorak bayi untuk melewati jalan lahir, dan menyisakan ruang bagi otak bayi Anda yang berkembang pesat setelah lahir.
Menurut para ahli neonatal, daerah lunak berbentuk belah ketupat (diamond-shaped) yang ada di bagian atas kepala bayi dapat bertambah besar hingga mencapai dua inci lebarnya.
Spot ini akan mulai menutup ketika bayi berusia sekitar enam bulan dan menutup sepenuhnya ketika dia mencapai usia sekitar 18 bulan.
Soft spot kedua yang terletak di bagian belakang kepala bayi akan lebih sulit ditemukan. Spot ini berukuran sekitar setengah inci lebih lebar dan biasanya berbentuk segitiga.
Satu hal yang perlu diketahui, jangan kaget ketika Anda menemukan bagian ini berdenyut.
Dr. Tia Hubbard, dokter anak dari University of California di San Diego Medical Center, mengimbau para orang tua untuk tidak perlu khawatir, spot bertekstur lunak ini lebih kuat dari yang Anda kira.
“Bagian ini memang seharusnya lunak karena untuk memungkinkan pertumbuhan otak bayi yang pesat, yang terjadi di tahun pertama kehidupan. Tetapi jika Anda menyentuhnya, spot ini akan terasa tidak terlalu rapuh asalkan Anda berhati-hati,” ungkap Dr. Tia, seperti dikutip dalam laman theAsianparent Singapura.
Daerah lunak ini juga ditutupi membran berserat tebal yang melindungi otak bayi Anda. Meskipun begitu, hindari menekan-nekan atau terlalu sering menyentuh bagian lunak ini.
Ukuran Kepala Bayi
Hal lain yang mungkin harus diperhatikan tentang bentuk kepala bayi Anda saat lahir adalah seberapa besar ukurannya dibandingkan dengan bagian tubuhnya yang lain.
Jika ukuran lingkar kepala bayi dinilai tidak proporsional atau ada hal lain yang mencurigakan, segera hubungi dokter anak.
Rambut Bayi
Saat lahir, bayi Anda mungkin rambutnya masih cenderung botak, dengan rambut-rambut halus yang memenuhi kepalanya.
Namun, beberapa bayi juga bisa memiliki rambut yang tebal.
Rambut yang ia miliki saat bayi, tidak menjadi patokan bagi perkembangan rambutnya ketika dewasa.
Beberapa minggu pertama, rambut bayi bisa saja tumbuh dengan tekstur dan warna berbeda dari sebelumnya.
Cradle Cap
Cradle cap, kondisi yang juga disebut dermatitis seborhoik ini menyebabkan kulit kepala bayi Anda mengelupas, tampak seperti sisik hingga bercak merah.
Macam Bentuk Kepala Bayi dan Penyebabnya
Berikut beberapa bentuk dan ukuran kepala bayi yang perlu Parents ketahui.
1. Kepala Lonjong atau Conehead
Selama kelahiran, tekanan yang terjadi saat melewati jalan lahir sering menyebabkan tulang yang membentuk tengkorak bayi Anda bergeser dan tumpang tindih.
Karena tekanan ini, jangan terkejut ketika melihat anak memiliki kepala yang lonjong saat lahir.
Kondisi ini sangat mungkin terjadi jika Anda memiliki persalinan yang lama, atau jika menggunakan alat vakum untuk membantu kelahiran.
Namun, sangat kecil risikonya jika anak mengalami operasi caesar atau bayi Anda lahir sungsang.
Kepala bayi berbentuk lonjong termasuk normal, dan dalam beberapa hari, kepalanya akan menjadi lebih bundar.
2. Kepala Peyang (Flat Head)
Karena tengkorak bayi masih relatif lunak bahkan setelah lahir, maka penekanan atau meletakkan kepala bayi di posisi yang sama dalam waktu yang lama dapat menyebabkan bentuk kepalanya lebih datar.
Dalam istilah medis, kondisi kepala bayi peyang disebut sebagai positional plagiocephaly.
Ciri-ciri bentuk kepala bayi peyang adalah ketika ia berada dalam posisi tidur, kepala bayi sering hanya menghadap pada satu sisi.
Serta, ciri lainnya adalah bayi terasa sering sulit mengubah arah letak kepala atau sulit melihat ke arah lain.
Meski begitu, jangan khawatir dulu, Bun. Kondisi ini tidak akan memengaruhi perkembangan otak buah hati, kok.
Namun, tetap perlu diatasi ya agar tidak menyebabkan penampilan fisik yang tidak proposional.
“Plagiocephaly tidak memengaruhi perkembangan otak bayi, tetapi jika tidak diobati dapat mengubah penampilan fisik mereka dengan menyebabkan pertumbuhan wajah dan kepala yang tidak proporsional,” ungkap ahli neonatal di KK Women’s and Children’s Hospital, seperti dikutip dari sumber.
Artikel terkait: Plagiocephaly; Sindrom kepala peyang pada Bayi dan Cara Menanganinya
Tips Mengatasi Kepala Bayi Tidak Rata
Bentuk kepala bayi memang tidak selalu harus dikhawatirkan.
Selama beberapa bulan ke depan, Anda bisa melakukan beberapa cara agar bentuk kepala bayi bisa lebih sempurna.
Berikut beberapa tips terkait dengan apa yang dapat Anda lakukan di rumah:
- Tummy time: Pastikan bayi Anda mendapatkan tummy time setiap hari untuk membantu memperkuat otot-otot di lehernya dan membantu kontrol kepala yang lebih baik. Hal ini akan membantu pembentukan tengkorak bayi Anda lebih merata.
- Lebih sering menggendong bayi: Lebih sering menggendong bayi ketika ia bangun akan membantu mengurangi tekanan pada kepala bayi.
- Ubah arah: Cobalah ubah arah kepala bayi Anda ketika tertidur, jangan sampai pada posisi yang lama terus-menerus. Anda juga bisa mengubah arah kepala bayi Anda saat tiduran di ranjang.
- Interaksi kreatif: Jika bayi Anda terjaga dan telentang, posisikan diri Anda di sisi yang berlawanan. Ajak ia berbicara atau bernyanyi sehingga ia terdorong untuk melihat ke arah yang lain, tidak hanya satu arah saja. Anda juga bisa mencoba mengubah posisi ranjang bayi Anda di ruangan, jadi banyak hal baru yang menarik untuk ia lihat.
Para ahli sangat melarang penggunaan bantal pada bayi Anda untuk mencegah risiko kematian mendadak atau SIDS.
Selain itu, Dr. Michael Lim, konsultan Pediatric Pulmonary & Sleep Service, Departemen Pediatri, National University Hospital menyarankan agar bayi tidak tidur di hammock atau ayunan sarung karena berisiko bagi kesehatan.
Ahli neonatal di KK Women’s and Children’s Hospital menyarankan agar Anda berkonsultasi dengan spesialis jika bentuk kepala bayi Anda belum normal hingga ia berusia empat sampai delapan bulan.
Kapan Harus Khawatir Tentang Bentuk Kepala Bayi Anda?
Keanehan pada bentuk kepala bayi biasanya akan hilang dengan sendirinya, atau melalui perawatan sederhana.
Namun dalam beberapa kasus, mungkin ada tanda-tanda yang menunjukkan masalah yang lebih serius pada perubahan bentuk kepala bayi seperti berikut:
- Menurut para ahli, sebuah spot lunak yang berbentuk cekung bisa menunjukkan si Kecil dehidrasi, dan ubun-ubun menonjol bisa menjadi tanda adanya tekanan pada otak.
- Jika Anda melihat si kecil sangat sering memegangi kepalanya dengan satu sisi, ini bisa disebabkan oleh kondisi otot seperti tortikolis.
Jadi, hubungi dokter segera jika tanda-tanda mencurigakan terlihat pada bayi ya, Bun! Dokter mungkin akan merekomendasikan terapi fisik dan perawatan yang sesuai untuk menangani kondisi bayi Anda.
Baca juga:
Ini Bentuk Kepala Bayi Normal Serta Cara Mengatasi Kepala Peyang dan Lonjong
Tes MRI buktikan kepala bayi berubah bentuk selama proses persalinan
Serba-Serbi Ubun-Ubun Bayi yang Wajib Bunda Pahami
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.