Zat besi merupakan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk itu, zat besi anak harus dipenuhi ya, Parents!
Zat besi memiliki banyak peran bagi kesehatan tubuh si Kecil. Salah satu peran paling penting zat besi adalah membantu memindahkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Selain itu, telah dibuktikan secara ilmiah bahwa bayi dan anak-anak membutuhkan zat besi untuk perkembangan otak yang sehat lho, Parents.
Sayangnya, jika pola makan si Kecil tidak baik, dia mungkin mengalami kekurangan zat besi. Tanpa pengobatan, kekurangan zat besi dapat memengaruhi tumbuh kembangnya.
Terkadang, kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi (ADB) yang berdampak serius bagi kesehatan si Kecil.
Anemia defisiensi besi dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif, penurunan sistem imun dan masih banyak lagi.
Artikel terkait: Anemia pada Anak: Ketahui Penyebab, Gejala, hingga Faktor Risiko
Apa Ciri-ciri Anak Kekurangan Zat Besi?
Dilansir dari Mayoclinic, sebagian besar kasus kekurangan zat besi pada anak-anak tidak menunjukan gejala.
Gejala biasanya mulai muncul saat anak sudah mengalami anemia defisiensi besi.
Gejala anemia defisiensi besi termasuk:
- Pucat pada bibir, gusi, tepi kelopak mata, atau hingga dasar kuku
- Gampang kelelahan
- Gampang sesak napas saat beraktivitas atau berolahraga
- Tangan dan kaki dingin
- Pertumbuhan dan perkembangan melambat
- Nafsu makan yang buruk
- Napas cepat yang tidak teratur
- Masalah perilaku atau lebih mudah marah
- Sering mengalami infeksi
- Punya keinginan untuk mengonsumsi makanan yang sedikit atau tidak mengandung nutrisi sama sekali, seperti es.
Artikel terkait: 13 Penyebab Kepala Bayi Panas tetapi Tangan dan Kaki Dingin
Kapan Anak Diberi Suplemen Zat Besi?
American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar semua bayi menjalani tes anemia defisiensi besi mulai usia 9 bulan hingga 12 bulan.
Jika dari hasil tes darah menyatakan anak mengalami kekurangan zat besi, maka mereka mungkin memerlukan suplemen yang diminum setiap hari.
Selain itu, mereka yang memiliki faktor risiko kekurangan zat besi juga mungkin memerlukan suplemen zat besi nih, Parents.
Anak-anak yang berisiko mengalami kekurangan zat besi adalah:
- Bayi lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah
- Bayi yang minum susu sapi atau susu kambing murni sebelum usia 1 tahun
- Bayi yang minum susu formula yang tidak diperkaya dengan zat besi
- Anak berusia 1 hingga 5 tahun dan minum lebih dari 710 mililiter susu sapi, susu kambing, atau susu kedelai dalam sehari
- Anak yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti infeksi kronis atau diet terbatas
- Anak yang tercemar timbal
- Mereka yang kurang mengonsumsi makanan kaya zat besi
- Anak yang kelebihan berat badan atau obesitas
- Remaja perempuan juga berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan zat besi. Tubuh mereka kehilangan zat besi saat menstruasi.
Artikel terkait: 6 Rekomendasi Susu Tinggi Zat Besi untuk Anak di 2024
Apa Saja Zat Besi untuk Anak?
Terdapat banyak makanan yang kaya zat besi untuk Si Kecil, Parents, seperti:
1. Daging tanpa Lemak
Daging merah dan unggas mengandung banyak zat besi heme yang mudah dicerna oleh tubuh.
Bagian daging, jeroan, dan khususnya hati memiliki banyak zat besi yang tinggi.
Satu porsi hati sapi, misalnya, mengandung 5mg besi.
Spaghetti dengan saus daging dan tomat adalah pilihan makanan lezat dan kaya zat besi yang bisa dicoba Si Kecil.
2. Sereal yang Diperkaya Zat Besi
Satu porsi sereal yang diperkaya zat besi biasanya dapat memenuhi 100 persen kebutuhan harian zat besi anak.
Namun, perlu diperhatikan bahwa sereal juga seringkali mengandung banyak gula, jadi pastikan untuk memeriksa komposisi setiap merek serealnya ya, Parents.
3. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan adalah pilihan makanan yang juga tinggi zat besi dan mineral lainnya. Misalnya:
- Setengah cangkir lentil mengandung 3mg zat besi
- Setengah cangkir kacang merah mengandung 2mg zat besi
Cobalah menambahkan kacang-kacangan saat Parents memasak nasi untuk mendapatkan makanan berprotein lengkap dan tinggi zat besi untuk Si Kecil.
4. Bayam dan Sayuran Hijau Lainnya
Sayuran berdaun hijau tua seperti kangkung, brokoli, dan bayam merupakan makanan yang kaya zat besi.
Setengah cangkir bayam rebus mengandung sekitar 3mg zat besi.
Cobalah menyajikan bayam atau sayuran lainnya ke dalam telur orak-arik dan pasta untuk Si Kecil.
5. Kismis dan Buah-buahan Kering Lainnya
Buah kering dapat memberi tambahan zat besi pada anak dan dapat membantu mencegah sembelit.
Rasa buah kering juga cenderung disukai oleh Si Kecil. Jadi, jangan ragu memberikan buah kering untuk anak ya, Parents.
6. Telur
Telur merupakan sumber protein, vitamin, dan mineral, termasuk zat besi. Satu butir telur rebus mengandung 1mg zat besi.
Si Kecil bisa mengonsumsi telur dengan berbagai cara, seperti:
- Direbus
- Diorak-arik
- Disajikan menjadi telur dadar
- Dicampurkan dalam masakan nasi dan mi
Artikel terkait: Resep Sehat Keluarga: Ayam Isi Bayam dan Keju Favorit Si Kecil
Bagaimana Cara Meningkatkan Zat Besi pada Anak?
Untuk meningkatkan zat besi untuk si Kecil, Parents bisa melakukan:
- Sajikan makanan kaya zat besi untuk makanan utama dan camilan anak
- Berdiskusilah dengan dokter mengenai kemungkinan perlunya skrining anemia pada anak
- Berdiskusilah dengan dokter mengenai kemungkinan perlunya suplementasi zat besi untuk anak.
***
Itulah informasi tentang zat besi, kegunaan dan cara mencukupinya untuk si Kecil.
Semoga informasi ini bermanfaat, Parents!
Baca Juga:
Harus Cukup, Ini Jumlah Konsumsi Harian Protein Sesuai Usia Anak!
5 Tanda Kebutuhan Nutrisi Anak Sudah Tercukupi
Energi dan Kalori yang Dibutuhkan Anak Sesuai Usia, Jenis Kelamin, dan Tingkat Aktivitas
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.