Ada banyak penyakit yang umum terjadi pada anak-anak. Salah satunya adalah roseola infantum.
Meski termasuk penyakit ringan dan tidak berbahaya, Parents perlu mengenali gejala dan cara menangani roseola dengan baik.
Roseola infantum adalah penyakit infeksi yang umum terjadi pada bayi dan balita.
Gejala yang terjadi adalah demam tinggi yang disertai dengan ruam pada kulit setelah demam turun.
Baca terus untuk mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit ini.
Artikel terkait: 8 Jenis Penyakit Kulit Bayi yang Bisa Menular, Waspadai Gejalanya!
Penyebab Roseola Infantum
Roseola infantum disebabkan oleh human herpesvirus 6 (HHV-6). Gejala ditandai dengan demam secara tiba-tiba dan ruam yang berkembang setelah suhu tubuh kembali ke normal.
Wabah roseola bisa bersifat musiman dan dapat menyebar di lingkungan tertentu.
Roseola infantum banyak terjadi pada anak yang berusia enam bulan hingga tiga tahun. Usia puncak terjadinya adalah 9-21 bulan.
Artikel terkait: Busui Waspada! 7 Makanan yang Bisa Memicu Penyakit Kolik pada Bayi
Cara Penularan Roseola Infantum
Mengutip dari situs resmi The Royal Children’s Hospital Melbourne, Roseola adalah penyakit yang bersifat menular.
Virus dari penyakit ini menyebar lewat cairan atau droplets yang dikeluarkan penderitanya melalui batuk atau bersin ke udara.
Masa inkubasi roseola adalah sekitar 9-10 hari setelah paparan. Anak-anak dengan roseola hanya dapat menyebarkan infeksi sebelum demam dan/atau ruam muncul.
Setelah gejala roseola sudah timbul, maka penyakitnya sudah tidak lagi menular.
Hingga kini masih belum ada cara yang diketahui untuk mencegah penyebaran roseola dan belum ada vaksinnya.
Menjaga kebersihan secara menyeluruh dan rutin mencuci tangan adalah cara terbaik untuk membantu mengurangi penyebaran virus tersebut.
Artikel terkait: 9 Penyebab Bayi Menarik atau Menggaruk Telinga, Awas Gejala Penyakit!
Gejala Roseola Infantum
Sekalipun dalam beberapa kasus menyebutkan bahwa gejala awalnya tak terdeteksi, tetap ada gejala yang dapat diwaspadai. Antara lain:
1. Demam
Gejala roseola infantum dimulai sekitar 5 sampai 15 hari setelah infeksi. Demam berkisar 39,5-40,5 °C dan bisa dimulai secara tiba-tiba.
Demam bisa berlangsung selama tiga sampai lima hari.
2. Kejang
Sekitar 5 sampai 15% dari anak-anak mengalami kejang, sebagai akibat dari demam tinggi. Terutama demam yang meningkat dengan cepat.
3. Hidung Meler dan Diare Ringan
Meskipun demam tinggi, anak biasanya waspada dan aktif. Gejala ini sering disalahartikan sebagai flu biasa pada anak-anak sehingga terlambat ditangani.
Selain itu, beberapa anak juga mengalami sakit perut.
4. Pembesaran Kelenjar Getah Bening
Pembesaran terjadi pada kelenjar getah bening di belakang kepala, sisi leher, dan di belakang telinga. Demam biasanya hilang pada hari keempat.
5. Ruam
Anak-anak yang terjangkit roseola infantum mengalami ruam dalam beberapa jam atau sehari setelah demam turun. Ruam yang terbentuk berwarna merah dan datar atau tidak berbintil.
Terjadi sebagian besar pada bagian dada dan perut, serta ukuran yang tidak terlalu besar pada wajah, lengan, dan kaki.
Ruam ini tidak gatal dan dapat berlangsung dari beberapa jam sampai dua hari ke depan.
Anak yang terkena penyakit ini akan sangat rewel dan kelelahan. Maka, butuh kesabaran ekstra dari orang tua untuk mendampinginya.
Selain itu, kondisi orang tua juga harus sehat selama anak masih sakit.
Waspadai kemungkinan terjadinya penularan virus kepada anak-anak lain. Bila perlu, berlakukan masa isolasi untuk anak yang terkena virus agar saudaranya yang lain tidak tertular.
Artikel terkait: Ini Pentingnya Menggunakan Produk Dermatologist untuk Kulit Bayi
Kapan Harus Temui Dokter?
Pada sebagian besar kasus, roseola tidak memerlukan perawatan medis profesional dan cukup beristirahat di rumah saja.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan jika gejala roseola yang dirasakan anak bisa jadi sangat tidak nyaman dan mengganggu sehingga membutuhkan perawatan tertentu dari dokter.
Parents sebaiknya menghubungi dokter jika anak:
- Tampak lesu, sangat mengantuk, dan sulit dibangunkan
- Frekuensi pipisnya tampak lebih sedikit daripada biasanya.
- Demam tidak kunjung membaik setelah 48 jam
- Mengalami kejang yang berlangsung kurang dari lima menit
- Mengalami ruam kulit bintik-bintik kecil merah terang atau bintik-bintik ungu, dan/atau memar yang tidak dapat dijelaskan yang tidak berubah menjadi warna kulit (memucat) saat ditekan. Ini mungkin merupakan tanda infeksi meningokokus
Sebaiknya segera hubungi unit gawat darurat jika:
- Anak mengalami kejang yang berlangsung lebih dari lima menit
- Anak tidak bangun setelah kejang
Artikel terkait: Kejang pada Bayi, Kenali Tanda-Tanda dan Cara Mengatasinya
Diagnosis
Tidak ada tes untuk roseola, seperti tes darah, tes menggunakan rontgen, atau lain sebagainya.
Roseola tidak dapat didiagnosis sampai demam hilang dan ruam muncul.
Dalam beberapa kasus, dokter akan memeriksa anak dan melakukan beberapa tes untuk menyingkirkan penyebab demam lainnya.
Roseola mungkin didiagnosis berdasarkan gejalanya, tetapi sayangnya gejala awalnya mirip dengan banyak penyakit yang umum diderita anak-anak lainnya, seperti campak.
Akan tetapi, yang membedakan roseola dan campak adalah posisi ruamnya.
Ruam roseola sering dimulai di dada atau punggung, sementara ruam campak dimulai di kepala atau wajah.
Kemungkinan Komplikasi
Roseola biasanya tidak menimbulkan komplikasi. Namun, pada sekitar 15 persen kasus roseola, demam tinggi bisa menyebabkan kejang demam.
Kejang demam adalah kejang dan periode tubuh tidak responsif yang biasanya berlangsung selama beberapa menit. Memang tampaknya parah namun kejang demam biasanya jarang berbahaya.
Dalam kasus yang sangat jarang, roseola dapat menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya seperti ensefalitis, yaitu peradangan pada struktur otak.
Risiko terjadinya ensefalitis lebih tinggi pada anak-anak dan orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Menurut penelitian, infeksi virus HHV-6 primer (virus yang menyebabkan roseola) telah dikaitkan dengan sejumlah besar komplikasi potensial termasuk miokarditis, rhabdomyolysis, trombositopenia, sindrom Guillain-Barre, dan juga hepatitis.
Cara Menangani Roseola Infantum
Tidak ada pengobatan khusus untuk roseola. Seperti penyakit virus pada umumnya, gejala harus dilewati hingga virus hilang dengan sendirinya.
Hal paling penting yang dapat Parents lakukan adalah membuat anak beristirahat dan mendapat banyak cairan untuk menghindari dehidrasi.
Jika anak terlampau tidak nyaman atau demam terlalu tinggi, dokter mungkin menyarankan memberinya acetaminophen anak-anak (atau ibuprofen, untuk anak-anak berusia minimal 6 bulan) untuk menurunkan demam.
Parents juga dapat mencoba untuk menurunkan demam anak dengan menyekanya dengan air hangat (tidak dingin) atau memandikannya dengan air suam-suam kuku.
Jangan pernah memberikan aspirin pada anak. Hal ini dapat memicu Sindrom Reye, suatu kelainan langka tetapi berpotensi fatal.
Artikel terkait: Impetigo pada Bayi: Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, Mencegah
Apa yang Harus Dilakukan?
Seperti kebanyakan virus, roseola akan sembuh dengan sendirinya. Setelah demam mereda, anak akan segera merasa lebih baik.
Ruam roseola tidak berbahaya dan akan hilang dalam waktu 1 hingga 3 hari. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan.
Tetap di Rumah
Virus roseola sangat menular, terutama ketika ruam belum muncul.
Virus tersebut dapat menyebar melalui air liur atau tetesan pernapasan lainnya ketika anak yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara.
Oleh karena itu, agar tidak menulari orang lain sebaiknya anak tetap diam di rumah sejak mulai menunjukkan gejala.
Beri Anak Banyak Cairan
Biarkan anak beristirahat jika merasa tidak enak badan dan pastikan mereka minum banyak cairan. Cairan dapat membantu mencegah risiko dehidrasi akibat panas tinggi.
Pastikan Anak Nyaman
Gunakan hanya pakaian dan selimut yang tipis serta ringan.
Untuk meredakan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh demam, mandikan anak dengan spons atau waslap air hangat kemudian kompres anak secara berkala hingga panas turun.
Jika demam membuat mereka tidak nyaman, beri anak parasetamol atau ibuprofen khusus anak-anak. Jangan lupa untuk memeriksa dosis pada botol.
Perhatikan Tanda-Tanda Kegawatdaruratan
Anda harus menghubungi dokter segera jika anak mengalami:
- Kesulitan bernapas, batuk, atau tanda-tanda pneumonia lainnya.
- Demam 38,9° C atau lebih tinggi selama lebih dari 24 jam tanpa gejala lain.
- Ruam yang terasa gatal atau nyeri.
- Mual, muntah, atau diare.
- Tanda-tanda dehidrasi, seperti urine berwarna gelap dan tampak lemah lesu.
Terkadang, demam yang sangat tinggi dapat menyebabkan kejang. Jika ini terjadi pada anak, mereka mungkin saja pingsan untuk waktu yang singkat.
Lengan dan kaki mereka mungkin tersentak selama beberapa detik atau menit. Mereka juga bisa kehilangan kontrol untuk buang air kecil maupun besar.
Segera bawa anak ke unit gawat darurat jika mengalami kejang-kejang. Namun, untungnya sebagian besar kejang pada anak kecil tidak berlangsung lama dan tidak berbahaya.
Artikel terkait: Diare pada Bayi: Penyebab, Ciri, dan Cara Mengatasi
Apa yang Tidak Boleh Dilakukan?
Sumber: Freepik
- Jangan berikan aspirin kepada anak dan jangan kombinasikan ibuprofen dengan parasetamol, kecuali jika diresepkan oleh dokter.
- Untuk anak di bawah 2 bulan, jangan berikan parasetamol. Jika anak memiliki berat badan di bawah 5 kg dan berusia di bawah 3 bulan, jangan beri mereka ibuprofen.
- Anak-anak dengan asma juga tidak boleh diberikan ibuprofen.
Artikel terkait: Penyakit Cacar Air – Gejala, Penyebab, Cara Mengobatinya
Pencegahan Roseola Infantum
Tidak ada vaksin untuk mencegah roseola. Menjaga kebersihan dengan baik adalah cara terbaik untuk mencegah orang lain terkena virus.
Untuk dapat menurunkan risiko infeksi roseola, lakukan hal-hal berikut ini:
- Menghindari kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi.
- Batuk dan bersin di siku.
- Sering mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer jika tidak dapat menemukan air dan sabun.
Jika anak sudah pernah terkenal roseola, tubuhnya akan membentuk antibodi untuk mencegah infeksi virus roseola di masa depan.
Namun, mungkin saja anak-anak terkena roseola lebih dari sekali pada kasus yang jarang.
Biasanya, mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau terganggu akan mengalami roseola kembali.
Sebagian besar anak akan sembuh dari roseola tanpa masalah komplikasi kesehatan jangka panjang
Pertanyaan Populer Terkait Roseola Infantum
Roseola infantum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada anak.
Berikut adalah beberapa pertanyaan terkait roseola infantum yang telah dirangkum oleh theAsianparent.
Berapa lama virus roseola sembuh?
Roseola umumnya akan sembuh dalam waktu sekitar satu minggu dan ruam-ruamnya akan berlangsung selama satu hingga tiga hari.
Roseola termasuk self limiting disease yang akan sembuh dengan sendirinya dan tak memerlukan perawatan tertentu.
Untuk membantu anak agar merasa lebih nyaman pastikan ia cukup asupan cairan dan banyak istirahat.
Bahayakah roseola pada bayi?
Roseola tidak berbahaya dan umumnya bukanlah penyakit yang serius. Setelah demamnya turun, anak akan berangsur-angsur pulih oleh karena itu tidak perlu khawatir.
Anak terkena roseola apakah boleh mandi?
Penderita roseola boleh-boleh saja mandi agar tubuh tetap nyaman dan bersih. Disarankan untuk mandi dengan menggunakan air hangat atau menggunakan waslap.
Hindari penggunaan air dingin saat memandikan anak yang terkena roseola.
Apa beda campak dan roseola?
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Morbilivirus, sedangkan roseola disebabkan oleh Human herpesvirus tipe 6 (HHV-6) atau Human herpesvirus tipe 7 (HHV-7).
Untuk membedakan campak dan roseola, Parents dapat mengamati ruamnya.
Ruam campak pada umumnya berwarna merah atau coklat kemerahan, sedangkan ruam roseola warnanya merah muda.
Selain itu penyebaran ruamnya pun berbeda.
Pada penderita campak biasanya ruam pertama kali muncul di wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh, sementara ruam roseola umumnya muncul di perut terlebih dahulu.
Ruam roseola apakah gatal?
Ya, ruam roseola bisa terasa gatal dan kurang nyaman bagi bayi dan anak-anak.
Apakah roseola perlu antibiotik?
Anak yang menderita roseola tidak perlu diberikan antibiotik atau obat antivirus.
Pengobatan roseola biasanya hanya meliputi obat-obat untuk meringankan gejalanya seperti obat pereda nyeri, penurun panas, dan pengurang rasa gatal.
Apakah roseola bisa sembuh sendiri?
Roseola merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya dan jarang memerlukan perawatan medis tertentu.
Apa salep untuk roseola infantum?
Pada umumnya roseola tidak membutuhkan salep untuk perawatannya.
Namun Parents bisa mencoba menggunakan salep yang mengandung zinc oxide atau petroleum jelly untuk membantu mencegah iritasi pada kulit.
Parents juga bisa menggunakan krim pelembap pada kulit anak atau bayi setiap sehabis mandi.
Sebaiknya konsultasikan pada dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan salep jenis apapun pada anak yang menderita roseola.
Apa bedak untuk roseola infantum?
Untuk meringankan gejala gatal-gatal yang mungkin timbul karena ruam saat menderita roseola, Parents dapat menggunakan bedak salicyl atau losion yang mengandung kalamin.
Konsultasikan terlebih dahulu pada dokter sebelum memberikan bedak untuk anak yang menderita roseola.
***
Roseola adalah virus yang sangat umum terjadi di kalangan anak-anak, tetapi jarang menyebabkan masalah serius. Gejalanya biasanya membaik dengan perawatan sederhana di rumah.
Akan tetapi, anak mungkin tanpa sadar telah menginfeksi orang lain pada saat gejala muncul.
Segera setelah Anda tahu anak atau menunjukkan gejala, Parents harus mengambil langkah-langkah kebersihan yang tepat dan menjauhkan anak dari anak-anak lain untuk menghentikan penyebaran virus.
Itulah beberapa hal penting yang harus Parents ketahui mengenai roseola infantum.
Tak perlu panik jika si Kecil mengalami penyakit yang satu ini, cukup rawat ia di rumah dengan kompres atau obat penurun panas.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat, ya!
Baca juga:
Kenali Milia pada Bayi, Bintik Putih yang Muncul di Wajah Si Kecil
6 Cara Mengatasi Ruam Air Liur Bayi di Rumah, Kenali Penyebabnya!
Ciri Kulit Bayi Sensitif, Penyebab, dan Tips Merawatnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.