X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Penyakit Cacar Air – Gejala, Penyebab, Cara Mengobatinya

Bacaan 5 menit

Pernah melihat keluarga, saudara, atau rekan yang mengalami penyakit cacar air? Ruamnya yang khas membuatnya tak sulit dikenali. Sebelum vaksin cacar tersedia di tahun 1995, lebih dari 90 persen individu telah terinfeksi ketika mereka berusia 15 tahun.

Cacar air adalah penyakit infeksi yang biasanya menyerang anak-anak usia 5-9 tahun. Pada kelompok usia ini, infeksi kerap bersifat ringan. Namun, bila mengenai bayi baru lahir, ibu hamil, individu dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun (individu dengan HIV atau penerima transplantasi organ), dapat terjadi komplikasi yang berat seperti infeksi kulit, radang paru (pneumonia), dan peradangan otak (ensefalitis). 

Penyakit ini tergolong sangat menular. Individu yang mengalaminya dapat menularkan penyakit bahkan sebelum muncul ruam kulit atau gejala apapun.

Artikel terkait: 12 Penyakit Kulit yang Sering Menyerang Anak-Anak

Gejala Penyakit Cacar Air

penyakit cacar air

Pada orang dewasa, penyakit cacar air umumnya dimulai dengan gejala awal (prodromal) berupa demam, rasa lemas, sakit kepala, pegal-pegal, sakit menelan, dan tidak nafsu makan. Ruam kulit baru muncul satu hari setelah gejala awal ini timbul. Pada anak-anak, gejala awal ini kerap kali absen sehingga hanya tampak ruam kulit yang khas.

Ruam akibat cacar air pada awalnya tampak sebagai kulit yang kemerahan, terasa perih dan gatal. Setelah itu, menjadi lepuhan-lepuhan yang berisi air dan kemudian pecah. Setelah pecah, lepuhan akan mengering, mengeras, dan membentuk koreng. Ruam-ruam ini umumnya muncul di wajah, dada dan punggung, serta lengan dan kaki.

Lepuhan baru dapat terus muncul di seluruh tubuh selama empat hari setelah kemunculan yang pertama. Pada hari keenam, lepuhan telah sepenuhnya menjadi koreng dan memerlukan waktu 1-2 minggu untuk mengelupas. Koreng yang mengelupas dapat meninggalkan bekas pada kulit dan membutuhkan waktu untuk memudar.

Gejala-gejala ini kurang lebih muncul 2 minggu setelah terinfeksi. Periode inilah yang disebut dengan masa inkubasi, yakni waktu dari terjadinya infeksi hingga timbulnya gejala. Individu yang terinfeksi mulai dapat menularkan penyakit sejak 48 jam sebelum timbulnya ruam hingga lepuhan kulit telah sepenuhnya membentuk koreng. Oleh sebab itu, individu dengan cacar air harus menghindari kontak dengan orang lain yang rentan terinfeksi selama masih menularkan..

Diagnosis cacar air tidaklah sulit. Bentuk ruam kemerahan yang khas pada cacar air mudah dikenali, apalagi bila disertai dengan riwayat medis yang mendukung. Meski demikian, pada beberapa kasus mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan.

Penyebab Cacar Air

penyakit cacar air

Cacar air disebabkan oleh Varicella-zoster virus (VZV), yakni virus dari keluarga herpesvirus. Cacar air atau varicella zoster merupakan bentuk penyakit akibat infeksi VZV yang pertama kali. Setelah sembuh, VZV tidak sepenuhnya hilang dari tubuh melainkan hidup dorman (tidur) di sistem saraf manusia. Saat daya tahan tubuh melemah, virus dapat aktif kembali (reaktivasi) dan menimbulkan penyakit cacar api atau herpes zoster.

Individu yang belum pernah mengalami cacar air atau belum pernah divaksin dapat tertular ketika menghirup udara yang mengandung VZV. Penularan juga bisa terjadi melalui kontak langsung dengan ruam kulit individu yang sedang terinfeksi cacar air. 

Artikel terkait: Gejalanya mirip, ini beda campak, roseola dan rubella

Cara Mengobati Cacar Air

Pengobatan cacar air bertujuan untuk meringankan gejala dan mengatasi virus penyebabnya. 

  • Obat-obatan untuk Meringankan Gejala

Gejala demam dapat diatasi dengan mengonsumsi paracetamol sedangkan gatal-gatal yang dirasakan dapat diredakan dengan mengonsumsi antihistamin seperti chlorpheniramine maleate (CTM), diphenhydramine, cetirizine, atau loratadine. Obat oles calamine juga dapat membantu mengurangi rasa gatal. Kulit yang gatal sebisa mungkin tidak digaruk karena dapat menyebabkan infeksi kulit dari bakteri-bakteri pada kuku.

Penyakit Cacar Air – Gejala, Penyebab, Cara Mengobatinya

  • Obat Antivirus

Untuk mengatasi virus penyebab, digunakan obat acyclovir atau valacyclovir. Obat-obat ini paling efektif bila digunakan dalam waktu 24 jam sejak ruam muncul dan tidak lagi bermanfaat setelah 72 jam. Oleh sebab itu, obat-obat ini tidak selalu digunakan pada kasus cacar air kecuali, pada kelompok yang berisiko tinggi mengalami komplikasi penyakit, seperti:

  • Orang dewasa
  • Anak-anak di atas 12 tahun yang belum pernah divaksin
  • Individu dengan penyakit paru kronis (seperti fibrosis kistik) atau penyakit kulit kronis (eksim atau dermatitis atopik)
  • Individu yang mengonsumsi kortikosteroid atau aspirin jangka panjang
  • Serta, individu dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, seperti individu dengan HIV atau penerima transplantasi organ

Cacar air yang terjadi pada kehamilan tidak diobati menggunakan obat antivirus, melainkan Varicella Zoster Immunoglobulin (VZIG). Ini merupakan antibodi dari VZV yang disuntikkan ke dalam tubuh ibu hamil untuk melawan infeksi. Di samping itu, ibu hamil harus dimonitor secara ketat di rumah sakit agar infeksinya tidak sampai menimbulkan komplikasi. 

Artikel terkait: Serba-Serbi Imunisasi Campak yang Perlu Mam Ketahui

Pencegahan Cacar Air

Sejak ditemukannya vaksin cacar air, penyakit ini dapat dicegah melalui program vaksinasi. Dari hasil studi, 80-90 persen individu yang divaksin terlindungi dari infeksi. Memang ini berarti masih ada kemungkinan 10-20 persen yang tetap mengalami penyakit meski sudah divaksin. Namun demikian, penyakit yang dialami biasanya ringan, tidak disertai demam dan ruam tidak terlalu berat. 

penyakit cacar air

Rekomendasi vaksinasi cacar air yang berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut.

  • Vaksinasi cacar air pada anak. Vaksin diberikan pada anak berusia di atas 1 tahun sebanyak 1 kali. Untuk anak berusia di atas 13 tahun, diberikan 2 kali dengan jarak 4-8 minggu. Vaksin ini tidak diperlukan lagi bila anak sudah pernah terinfeksi cacar air sebelumnya.
  • Vaksinasi cacar air pada orang dewasa. Sama seperti anak-anak, vaksin cacar air bisa diberikan pada orang dewasa yang belum pernah terinfeksi. Vaksinasi diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak 4-8 minggu.

Vaksin cacar air tergolong virus hidup yang dilemahkan, oleh sebab itu tidak boleh diberikan pada ibu hamil serta individu dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun atau mengalami penyakit berat. Vaksin juga tidak boleh diberikan pada individu dengan riwayat reaksi alergi berat terhadap neomycin atau gelatin.

Cacar air adalah penyakit yang sangat menular, tetapi sangat bisa dicegah melalui vaksinasi. Oleh sebab itu, segera kunjungi fasilitas kesehatan atau dokter Anda untuk mendapatkannya.

Cerita mitra kami
Selain Menjaga Kebersihan, Ini Upaya Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis A
Selain Menjaga Kebersihan, Ini Upaya Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis A
Mengenal Lebih Jauh Gejala Hepatitis A
Mengenal Lebih Jauh Gejala Hepatitis A
Diare dan Dehidrasi pada Anak
Diare dan Dehidrasi pada Anak
Faktor Risiko Hepatitis A: Seseorang Lebih Mudah Terkena Hepatitis A Jika Memiliki Kondisi Ini
Faktor Risiko Hepatitis A: Seseorang Lebih Mudah Terkena Hepatitis A Jika Memiliki Kondisi Ini

Baca juga:

id.theasianparent.com/yang-perlu-anda-ketahui-tentang-penyakit-cacar-air

id.theasianparent.com/cacar-air-dewasa

id.theasianparent.com/virus-campak-pada-bayi-dan-orang-dewasa

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

dr. Fiona Amelia, MPH

Diedit oleh:

Finna Prima Handayani

  • Halaman Depan
  • /
  • Penyakit
  • /
  • Penyakit Cacar Air – Gejala, Penyebab, Cara Mengobatinya
Bagikan:
  • Cacar Air pada Anak: Ketahui Gejala, Penularan, dan Perawatannya

    Cacar Air pada Anak: Ketahui Gejala, Penularan, dan Perawatannya

  • Cacar Air pada Bayi - Bisakah Bayi Baru Lahir Tertular Cacar Air?

    Cacar Air pada Bayi - Bisakah Bayi Baru Lahir Tertular Cacar Air?

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

Author Image

dr. Fiona Amelia, MPH

Medical Writer dengan pengalaman di dunia kesehatan digital selama 5 tahun terakhir. Dokter sekaligus ibu dari 2 putra ini memiliki passion yang kuat di dalam dunia parenting serta edukasi seputar kesehatan ibu dan anak. Menyukai travelling dan olahraga, khususnya bulutangkis dan bersepeda. Untuk kontak, email di [email protected] atau DM Instagram @amelifio.
  • Cacar Air pada Anak: Ketahui Gejala, Penularan, dan Perawatannya

    Cacar Air pada Anak: Ketahui Gejala, Penularan, dan Perawatannya

  • Cacar Air pada Bayi - Bisakah Bayi Baru Lahir Tertular Cacar Air?

    Cacar Air pada Bayi - Bisakah Bayi Baru Lahir Tertular Cacar Air?

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.