Salah satu hal penting yang perlu Bunda perhatikan adalah ciri kulit bayi sensitif. Pasalnya, mayoritas bayi memiliki kulit yang lebih sensitif, apalagi jika dibandingkan dengan orang dewasa.
Hal itu karena mereka memiliki kulit yang lapisan pelindungnya masih belum terbentuk dengan baik. Oleh karena itu, kulit bayi perlu dapat perlindungan dan perawatan ekstra dan serta tepat.
“Kulit sensitif cukup umum pada bayi dan balita. Sebagian besar masalah kulit dapat dicegah atau diobati dengan mudah,” ujar Sunil Kalia, seorang dokter kulit di Vancouver, mengutip dari laman Today’s Parents.
Pada kulit bayi yang sensitif, lapisan pelindungnya rentan menjadi kering, terkena iritasi, hingga muncul noda pada kulit.
Akibatnya, terbentuk bercak kemerahan di kulit si Kecil dan ia pun bisa merasakan gatal-gatal.
Meskipun begitu, kulit sensitif bayi bisa diatasi dan dirawat dengan baik. Oleh karenanya, Bunda perlu mengetahui seperti apa ciri-ciri kulit bayi yang sensitif.
Dengan demikian, akan lebih mudah bagi Bunda menentukan cara perawatan kulit yang baik bagi si Kecil.
Artikel Terkait: Wajib tahu! 3 jenis kulit bayi dan cara tepat merawatnya
Ciri Kulit Bayi Sensitif
Yuk, Bunda, simak apa saja ciri-ciri kulit sensitif pada bayi berikut ini.
1. Eksim
Gambar: Freepik
Ciri kulit bayi sensitif yang pertama yaitu adanya eksim. Eksim adalah kondisi kulit yang terjadi karena kelembapannya tidak terjaga.
Akibatnya, kulit akan menjadi kering, terasa gatal, iritasi, dan meradang.
Miriam Weinstein, seorang dokter kulit anak di Rumah Sakit Anak Toronto, Kanada, menyebutkan, “eksim, yang juga terkadang disebut sebagai dermatitis atopik merupakan kondisi kulit kronis yang memengaruhi sekitar 17 persen anak-anak.”
Artikel Terkait: 11 Cream Bayi Terbaik, Aman untuk Kulit Sensitif Buah Hati
2. Heat Rash, Salah Satu Ciri Kulit Bayi Sensitif
Gambar: Freepik
Heat rash atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan biang keringat, ruam panas, atau ruam keringat merupakan gangguan dari tanda kulit sensitif pada bayi.
Kondisi ini dapat muncul pada lipatan kulit karena anak memakai pakaian ketat atau sintetis.
Selain itu, terlalu lama berada di kursi mobil juga dapat menyebabkan terjadinya ruam panas pada anak. Semua ini timbul saat kulit anak menjadi panas dan tidak berventilasi dengan baik.
Tara Chobotuk, seorang dokter anak di Halifax, mengatakan bahwa heat rash terjadi karena keringat terperangkap di bawah kulit.
“Keringat terperangkap di bawah kulit dan membuatnya menjadi merah dan bergelombang. Bayi bisa mengalami kesulitan mengatur suhu tubuh, dan bisa dehidrasi dengan cepat. Pastikan mereka nyaman dan tidak kepanasan,” jelas Tara.
3. Kulit Pecah-Pecah
Gambar: Freepik
Ciri kulit bayi sensitif yang berikutnya adalah kulit yang pecah-pecah, teriritasi, merah, dan bersisik. Kondisi ini sering terjadi apabila bayi terpapar cuaca dingin serta angin.
Tidak hanya itu, seringnya intensitas mencuci tangan bayi juga dapat menyebabkan punggung tangannya menjadi kering dan sakit.
Jika si Kecil sering menjilat bibirnya yang kering, kulit di sekitar mulutnya pun bisa memburuk karena air liur.
4. Kulit Bayi Sensitif Ditandai dengan Kulit yang Kering
Gambar: Freepik
Ciri kulit sensitif bayi lainnya adalah kulit yang kering. Mengutip dari Raising Children Network, akan terlihat adanya bercak bersisik dan kasar pada kulit kering meskipun biasanya kulit kering tidak terlalu terasa gatal atau merah.
Tanda Kulit Bayi Sensitif
Sumber: Pexels
Beberapa gejala kulit bayi yang sensitif terkadang mirip seperti gejala alergi atau kondisi kulit lainnya, tetapi bedanya tanda-tanda kulit sensitif bersifat sementara.
Jika bayi Parents memiliki salah satu dari tanda-tanda berikut ini, maka kemungkinan mereka memiliki kulit sensitif.
1. Kulit Kering dan Bersisik
Beberapa bayi mengalami kulit kering dan ruam setelah kontak dengan berbagai zat.
Perlu diketahui bahwa ketika kulit menjadi kering, tubuh kehilangan kelembapan dan lemak yang berfungsi sebagai pelindung kulit dari berbagai faktor yang menyebabkan iritasi kulit.
Biasanya kondisi ini muncul di area yang permukaannya tidak terlindungi seperti tangan, wajah, dan lengan.
2. Kemerahan
Ruam atau kemerahan merupakan masalah umum yang sering dialami oleh bayi. Menurut Rumah Sakit Anak Seattle, beberapa ruam yang dianggap normal adalah:
- Ruam yang terjadi karena terkena gumoh, air liur, atau panas.
- Jerawat bayi yang tampak kemerahan, umum terjadi dalam 2 hingga 4 minggu setelah lahir.
- Milia, yaitu benjolan putih kecil yang muncul di wajah. Sekitar 40% bayi mengalami milia saat lahir.
- Eritema Toksikum, yaitu bercak merah dengan bagian tengah berwarna putih atau kuning kecil. Lebih dari 50% bayi akan mengalami Eritema Toksikum dalam waktu 1 hingga 2 setelah lahir.
Akan tetapi, ruam yang disebabkan oleh kulit sensitif bayi biasanya terjadi ketika kulit terpapar bahan kimia tertentu atau berada di suhu tertentu. Kemerahan ini bersifat sementara dan akan hilang dalam waktu yang tidak lama.
3. Sensasi Tertentu pada Kulit
Pemilik kulit sensitif sering kali merasakan sensasi kurang nyaman seperti kesemutan, perih, tegang, gatal, atau nyeri.
Begitu pula dengan bayi yang memiliki kulit sensitif, di mana ia biasanya akan menjadi rewel karena tidak nyaman.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2019, salah satu mekanisme patologis kulit sensitif adalah disfungsi neurosensori yang menyebabkan sensasi tertentu pada kulit.
4. Ruam Popok
Ruam popok adalah jenis peradangan kulit (dermatitis) yang sangat umum terjadi pada bayi. Tanda ruam popok adalah bercak atau ruam merah cerah pada pantat bayi.
Penyebab terjadinya ruam popok adalah popok basah yang jarang diganti, kulit yang sensitif, dan gesekan.
5. Perubahan atau Reaksi Kulit Tertentu
Bayi dengan kulit sensitif mungkin mengalami reaksi tertentu setelah mandi menggunakan sabun tertentu atau memakai losion.
Hal ini biasanya disebabkan oleh wewangian atau bahan lain yang terkandung dalam produk tersebut.
Perubahan kulit juga dapat terjadi setelah berpakaian dan dibungkus dengan selimut atau bedong. Hal ini dikarenakan paparan dari deterjen atau zat pewarna.
Jika Parents melihat adanya perubahan atau reaksi kulit selama atau setelah aktivitas rutin yang melibatkan kontak dengan deterjen, pewarna, sabun, atau pewangi, ini merupakan tanda-tanda kulit bayi yang sensitif.
Penyebab Kulit Bayi Sensitif
Sumber: Pexels
1. Bayi Masih Menyesuaikan Diri dengan Kehidupan di Luar Rahim
Seperti yang kita ketahui, kulit adalah organ terbesar dari tubuh manusia yang melindungi organ-organ lainnya. Di dalam rahim, bayi sudah memiliki kulit dan kulitnya terlindungi dari paparan berbagai faktor eksternal.
Akan tetapi, sejak lahir butuh waktu untuk bayi berkembang dan menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim. Kulit bayi tidak sama dengan kulit orang dewasa.
2. Kulit Bayi Lebih Mudah Kehilangan Kelembapan
Kulit bayi dapat menyerap lebih banyak air dan kehilangan air lebih cepat, sehingga kulit bayi cenderung kering dan sensitif.
Sistem kekebalan tubuh bayi masih berkembang dari waktu ke waktu.
Ketika kulit mereka kehilangan air dan kelembapannya ada kemungkinan lebih besar mereka mengalami iritasi dan infeksi kulit dibandingkan orang dewasa.
3. Paparan Bahan Kimia
Iritasi kulit bayi sering kali disebabkan oleh berbagai faktor eksternal dan internal yang memengaruhi kulit sensitif bayi. Penyebab yang paling umum adalah faktor bahan kimia yang dapat mengiritasi kulit, yaitu sebagai berikut:
- Deterjen pencuci pakaian
- Losion bayi
- Sabun bayi
- Popok
- Wewangian
- Bahan tertentu pada pakaian, sprei, bedong, dan selimut bayi yang sehari-hari kontak langsung dengan kulit bayi
Untuk mencegah hal ini Parents dapat menggunakan deterjen atau sabun khusus yang ramah untuk kulit bayi. Pastikan segala sesuatu yang kontak langsung dengan kulit bayi aman untuk kulitnya yang sensitif.
4. Kondisi Cuaca dan Lingkungan
Kondisi cuaca dan lingkungan yang berbeda-beda pun dapat menyebabkan perubahan pada kulit bayi. Beberapa bayi juga sensitif terhadap faktor lingkungan, misalnya:
- Suhu panas
- Suhu dingin
- Angin
- Paparan sinar matahari
- Debu
Oleh karena itu, pastikan lingkungan bayi bersih dan berada di suhu yang tepat agar kulit bayi tidak mengalami iritasi.
Artikel Terkait: Panduan merawat kulit bayi yang lembut dan sensitif
Cara Merawat Kulit Bayi Sensitif
1. Jangan Terlalu Sering Memandikan Bayi
Jika bayi terlalu sering mandi, kulit mereka bisa menjadi semakin kering. Oleh karena itu, sebaiknya jangan mandikan bayi setiap hari, dua atau tiga kali seminggu saja sudah cukup hingga bayi mulai merangkak.
Gunakan waslap basah untuk membersihkan pantat dan alat kelamin bayi, area sekitar mulut, serta lipatan kulit.
Ketika memandikan bayi, hindari juga sabun yang mengandung pewangi dan pewarna.
2. Sering Mengganti Popok Bayi
Gantilah popok bayi setiap 2 hingga 4 jam sekali dan setiap mereka buang air besar. Untuk menyekanya gunakan bola kapas yang dibasahi atau tisu khusus ganti popok.
Sesekali biarkan bayi tanpa popok agar kulitnya tidak terlalu lembap. Letakkan ia di atas sprei tahan air atau handuk besar.
Apabila bayi mengalami ruam popok, gunakan krim popok atau salep yang mengandung zinc oxide yang dapat menghalangi kulit dari urine dan kotoran.
3. Cuci Semua Baju Baru Bayi
Jangan lupa untuk selalu mencuci baju bayi sebelum dipakai untuk pertama kali setelah dibeli. Menurut American Academy of Pediatrics, mencuci baju baru dapat membantu menghilangkan potensi iritasi yang berasal dari toko atau pabrik baju.
4. Hindari Pemicu Iritasi Kulit
Parents bisa membantu bayi dengan kulit sensitif dengan menghindari pemicu iritasi kulit seperti air liur, air seni, sabun atau detergen tertentu, dan produk perawatan kulit dengan pewarna atau parfum.
Tips Mandi untuk Bayi Berkulit Sensitif
Untuk Bunda yang memiliki bayi berkulit sensitif, beberapa cara khusus memang diperlukan dalam menangani kondisinya. Salah satu di antaranya adalah ketika mandi.
Bagi bayi yang berkulit sensitif, maka Bunda tidak boleh sembarangan memandikannya. Ada berbagai hal yang harus Bunda perhatikan agar kulit sensitif si Kecil tetap terawat dengan baik.
Yuk, Bunda, simak tips mandi untuk merawat kulit sensitif bayi berikut ini.
1. Jangan Mandi Terlalu Lama
Gambar: Freepik
Walaupun mandi bisa menjadi hal yang sangat menyenangkan untuk si Kecil, tetapi bagi bayi yang memiliki kulit sensitif tidak boleh mandi terlalu lama, ya, Bun.
Mandi yang terlalu lama justru dapat membuat kulitnya semakin kering karena produksi minyak alami di kulit menghilang.
Kulit yang semakin kering pun akan memperparah kondisi kulit sensitif bayi.
Selain itu, pastikan menggunakan sabun mandi yang mengandung pelembap, ya, Bun, agar kulit sensitif si Kecil terlindungi kelembapannya.
2. Bilas Tubuh Bayi hingga Bersih
Gambar: Freepik
Setelah Bunda memandikan si Kecil, bilas tubuhnya sampai bersih. Jika tidak, maka kulitnya akan gatal-gatal. Kemudian, keringkan tubuh bayi dengan handuk.
Dalam mengeringkan tubuhnya, gunakan handuk yang lembut dan keringkan hanya dengan menepuk-nepuk handuk ke tubuhnya ya, Bun.
Jika Bunda mengeringkan tubuhnya dengan menggosok handuk, maka bisa membuat kulit sensitif bayi menjadi kemerahan dan semakin teriritasi.
Artikel Terkait: Jangan sampai salah, ini 7 produk sabun pilihan untuk bayi dengan kulit sensitif!
3. Berikan Losion Pelembap Setelah Mandi
Gambar: Freepik
Setelah mandi dan tubuh bayi dikeringkan, jangan lupa mengoleskan losion pelembap ke kulitnya.
Oleskan pelembap minimal dua kali sehari. Ini bertujuan untuk menjaga kelembapan dan kelembutan kulit si Kecil.
Gunakan pelembap yang hipoalergenik dan non-iritatif agar tidak merusak kulitnya. Selain itu, hindari penggunaan pelembap berbahan pewarna serta pewangi sintetik, ya, Bun.
Cara Menjaga Kesehatan Kulit Bayi yang Sensitif
1. Gunakan Pelembap untuk Mengatasi Kulit Kering
Bayi yang memiliki kulit kering atau pecah-pecah membutuhkan pelembap ekstra. Gunakan losion pelembap yang bebas pewangi dan pewarna untuk bayi berkulit sensitif.
Parents juga dapat menggunakan minyak alami dari tumbuhan seperti minyak zaitun, kelapa, atau biji bunga matahari.
2. Lindungi Kulit Bayi dari Sinar Matahari
Jika bayi berusia kurang dari 6 bulan, jauhkan mereka dari sinar matahari langsung sebanyak mungkin.
Lindungi bayi dengan pakaian lengan panjang dan celana yang berbahan ringan dan menyerap keringat.
Bayi yang berusia lebih dari 6 bulan sudah boleh diberikan sedikit tabir surya dengan spektrum luas dan tahan air.
Pilihlah tabir surya atau sunscreen yang mengandung titanium dioksida atau zinc oxide yang cenderung tidak mengiritasi kulit.
3. Perhatikan Kuku Bayi
Kuku bayi memang kecil dan tipis, tetapi bisa jadi cukup tajam untuk menyebabkan goresan dan luka pada kulitnya.
Potonglah kuku bayi setiap minggu agar tetap pendek dan tidak melukai kulit.
Itulah ciri kulit bayi sensitif dan cara merawatnya yang perlu Bunda ketahui. Semoga bermanfaat, Bunda!
Pertanyaan yang Sering Ditanyakan Seputar Ciri Kulit Bayi Sensitif
Apa Penyebab Kulit Bayi Sensitif?
Kulit bayi sensitif karena pada umumnya, ia memiliki lapisan pelindung (stratum korneum) yang masih belum terbentuk dengan baik dan lebih tipis dari orang dewasa pada umumnya.
Sehingga, kulit bayi perlu mendapatkan perawatan dan perlindungan ekstra.
Bagaimana Cara Mengatasi Kulit Bayi yang Sensitif?
Mengatasi kulit bayi yang sensitif bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu yang bisa dilakukan adalah memandikan si Kecil paling tidak 2-3 kali seminggu, jangan setiap hari ya, Bun.
Selalu ganti popok bayi yang sekiranya sudah mulai basah agar kulit tetap kering serta selalu kenakan bayi baju yang bersih dan sudah dicuci untuk menghindari potensi iritasi.
Sampai Kapan Kulit Bayi Sensitif?
Umumnya, ketika bayi memasuki usia 3 bulan, kulit bayi kemungkinan tidak lagi sensitif. Namun, bayi bisa saja mengalami masalah kulit meski usianya sudah 6 bulan atau lebih besar.
Baca Juga:
Masalah pada Kulit Bayi
Hati-hati! Bercak Putih di Wajah Bayi Bisa Jadi Tanda Dermatitis Atopik
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.