Anak kejang demam? Kondisi ini tentu bisa membuat Parents khawatir bukan?
Pun dengan saya. Ketika anak saya masih bayi, kondisi anak demam hingga kejang merupakan salah satu kondisi yang kerap membuat saya paranoid. Bukan apa-apa, kondisi seperti ini sering kali dikaitkan dengan meningkatnya risiko epilepsi. Tak heran jika anak mengalmikejang saat demam, orang tua menjadi ketakutan.
Namun, sebelum panik, tidak mengetahui apa yang perlu dilakukan sebagai pertolongan pertama saat anak mengalami kejang demam, tak ada salahnya jika Parents memahami lebih dulu seluk belum segala hal yang terkait dengan kondisi demam disertai kejang pada anak.
Mengenali jenis kejang saat demam pada anak dan bayi
dr. Meta Hanindita SpA menjelaskan bahwa kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada saat ada kenaikan suhu tubuh. Di mana jika diukur menggunakan termometer di rektal, suhu tubuh di atas 38 derajat celcius. Kondisi ini disebabkan karena proses ekstrakranium atau di luar kepala.
Kejang saat demam ini juga ada terbagi menjadi dua macam, yang sederhana dan kompleks. Kejang demam sederhana berlangsung singkat, kurang dari 15 menit dan tidak berulang dalam waktu 24 jam.
“80% dari seluruh kejang demam pada anak biasanya merupakan kondisi kejang demam sederhana. Sedangkan, kejang demam kompleks merupakan terjadi lebih dari 15 menit, berulang atau lebih dari 1x dalam 24 jam, atau kejang sebagian tubuh.”
Sebenarnya, siapa saja yang berisiko mengalami kejang demam?
Sebenarnya, 25-4% kejang serta demam dialami oleh anak-anak yang berusia 6 bulan-5 tahun. Artinya, apabila terdapat kejang pada anak di bawah 6 bulan atau di atas 5 tahun, bisa jadi bukan suatu kejang demam.
Apakah kondisi bisa berulang?
Ya, tentu saja, oleh kerena itu orangtua memang perlu waspada.
Kondisi seperti apa yang membuat seorang anak memiliki risiko mengalami kejang dengan demam berulang?
1. Riwayat kejang demam pada ayah, ibu atau keluarga lain.
2. Usia kurang dari setahun.
3. Temperatur yang rendah saat kejang.
4. Cepat kejang setelah demam.
Kalau seluruh faktor di atas ada, maka kemungkinan demam kejang bisa tberulang kembali, bahkan kemungkinannya sebesar 80%. Jika memang tanda-tanda ini tidak semuanya dialami, bukan berarti tidak berulang, karena kemungkinannya masih tetap ada, namun persentasenya hanya 10-15%.
Sebagai pertolongan pertama, apa yang perlu dilakukan?
Sebenarnya yang paling utama yang diperlukan adalah, jangan panik. Orangtua perlu tenang lebih dulu sehingga bisa tahu apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Kemudian, langkah berikutnya ialah jangan lupa untuk melongggarkan pakaian anak, khususnya di bagian leher.
Saat anak kejang, orangtua juga tidak perlu memasukkan apa pun ke dalam mulut, baik itu sendok, kapas, tisu, atau sapu tangan.
Lalu, posisikan anak tidur telentang dengan kepala miring, dan cek suhu tubuhnya. Orangtua perlu mencatat, sehingga tahu berapa lama anak mengalami kejang. Lalu berikan obat anti kejang yang dimasukan lewat anus.
Apakah kondisi demam kejang ini bisa menyebabkan anak cacat?
Sebenarnya, kejadian kecacatan sebagai komplikasi dari kejang saat demam tidak pernah dilaporkan. Sama dengan perkembangan pasien, akan tetap normal pada mereka yang sebelumnya memang normal. Komplikasi yang menyebabkan kematian juga tidak pernah dilaporkan.
Apakah perlu melakukan rontgen atau sekalian CT Scan?
Foto x-ray atau CT scan biasanya hanya dikerjakan atas indikasi seperti adanya kelainan yang menetap, seperti anggota badan lemah sebelah, atau kaki lumpuh, sebenarnya foto kepala tidak perlu dikerjakan. Jika tidak, maka foto kepala tidak perlu dikerjakan.
***
Semoga penjelasan dr. Meta Hanindita SpA bermanfaat, ya.
Baca juga:
Waspadai 5 Penyakit Gangguan Kejang Pada Bayi yang Wajib Anda Ketahui
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.