Penyakit campak adalah penyebab kematian yang cukup besar di dunia. Dilansir dari Healthline, ada sekitar 110.000 kematian global karena kasus penyakit campak yang terjadi tahun 2017. Sebagian besar kasusnya terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.
Di beberapa negara berkembang seperti Asia dan Afrika, campak sangat umum terjadi dengan angka kematian menembus lebih dari 95%. Salah satu penyebabnya adalah infrastruktur kesehatan yang kurang baik dan kepadatan penduduk berlebihan yang meningkatkan risiko terinfeksi.
Sementara melansir dari Media Indonesia, di Indonesia sendiri ada 12,2 juta anak yang belum terlindungi vaksin yang dapat mencegah infeksi penyakit campak. Vaksin campak diberikan pada usia bayi 9 bulan dan dilanjutkan dengan vaksin gabungan MMR atau MR untuk mencegah campak, gondongan, dan rubella.
Sudahkah si kecil mendapatkan vaksinasi wajibnya?
Gejala dan Penyebab Penyakit Campak
Paramyxovirus adalah virus penyebab campak
Penyebab dari penyakit campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus jenis paramyxovirus. Virus ini sangat menular dan hidup di dalam rongga hidung dan lendir tenggorokan orang yang terinfeksi. Paramyxovirus menyebar lewat percikan air liur yang keluar ketika penderita batuk dan bersin, serta bertahan hingga dua jam di udara tempat orang tersebut bersin.
Apabila seseorang menghirup udara yang terkontaminasi atau menyentuh permukaan yang terkena percikan air liur yang mengandung virus dan menyentuh mata, hidung, atau mulut, maka mereka dapat terinfeksi.
Bisa saja seorang penderita campak menularkan penyakitnya kepada orang lain sebelum ia mengetahui dirinya telah terinfeksi.
Menurut Center of Disease Control and Prevention (CDC), jika belum mendapatkan vaksin sebelumnya, orang yang dekat dengan penderita campak berisiko 90% akan tertular.
Mengutip dari laman resmi World Health Organization (WHO), sekitar 10 hingga 12 hari setelah terpapar virus, gejala yang paling pertama nampak adalah demam tinggi selama 4 hingga 7 hari. Selain itu, gejala lainnya adalah sebagai berikut.
- Hidung meler
- Batuk
- Lemas
- Mata merah dan berair
- Nyeri badan
- Tidak berselera makan
- Bintik-bintik putih kecil di dalam pipi
- Munculnya ruam kemerahan di wajah dan leher bagian atas
Ruam kemerahan akan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk tangan dan kaki, dalam waktu 3 hari kemudian berangsur-angsur hilang setelah kurang lebih seminggu.
Jika mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya Parents segera menghubungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Kematian yang terjadi akibat campak sebagian besar disebabkan oleh komplikasi yang timbul setelah terinfeksi virus. Biasanya komplikasi serius cenderung terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun atau orang dewasa di atas usia 30 tahun.
Anak-anak yang kekurangan gizi, kurang vitamin A, dan mengalami penurunan fungsi kekebalan tubuh akibat penyakit HIV/AIDS juga berisiko mengalami penyakit campak yang lebih parah dibandingkan anak yang normal.
Komplikasi dari penyakit campak ada beberapa yang cukup serius seperti kebutaan, infeksi pembengkakan otak (Ensefalitis), dan infeksi pernafasan parah seperti pneumonia. Selain itu diare parah, dehidrasi, dan infeksi telinga juga sangat mungkin terjadi.
Cara Mengobati Campak
Jika belum pernah mendapatkan imunisasi campak, seseorang akan lebih berisiko tertular terutama ketika berada di wilayah yang mengalami wabah campak atau kekurangan vitamin A.
Untuk mencegah infeksi virus Campak, cara paling utama adalah mendapatkan imunisasi campak.
Bayi di bawah usia 12 bulan juga merupakan kelompok yang paling rentan terinfeksi campak. Bayi akan mendapatkan perlindungan dari campak melalui imunitas pasif yang diberikan lewat plasenta saat masih dalam kandungan dan selama menyusui. Kekebalan tersebut hilang dalam waktu 2,5 bulan setelah lahir atau setelah berhenti menyusui.
Campak dapat sembuh dengan sendirinya sekitar 2 hingga 3 minggu, tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini.
Namun biasanya dokter akan memberikan obat pereda nyeri untuk membantu meredakan gejala campak seperti badan nyeri dan lemas. Penderita campak dianjurkan untuk banyak beristirahat sambil memulihkan diri dan memastikan tubuh mendapat cukup asupan cairan dan nutrisi yang baik.
Anak yang didiagnosis menderita campak akan diberikan suplemen vitamin A untuk memulihkan kadar vitamin A yang biasanya rendah ketika menderita campak dan mencegah kerusakan mata dan kebutaan. Jika muncul tanda-tanda infeksi mata, telinga, dan pernafasan, barulah biasanya dokter meresepkan antibiotik.
Itulah hal-hal yang perlu diketahui mengenai gejala, penyebab, dan cara mengobati penyakit campak. Jangan lupa untuk memberikan si kecil vaksinasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan agar ia kebal akan penyakit tersebut.
Baca Juga:
Hal Penting Seputar Virus Campak yang diderita oleh Bayi hingga Orang Dewasa
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.