X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
  • Korea Update
  • Hidrasi Keluarga
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
    • Korea Update
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Aku Hamil
    • Tips Kehamilan
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Project Sidekicks
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Sangat Menular! Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Penyakit Campak

Bacaan 4 menit
Sangat Menular! Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Penyakit CampakSangat Menular! Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Penyakit Campak

Sudahkah si kecil mendapatkan vaksin campak? Berikut adalah gejala, penyebab, dan cara mengobati penyakit campak yang perlu Parents ketahui.

Penyakit campak adalah penyebab kematian yang cukup besar di dunia. Dilansir dari Healthline, ada sekitar 110.000 kematian global karena kasus penyakit campak yang terjadi tahun 2017. Sebagian besar kasusnya terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.

Di beberapa negara berkembang seperti Asia dan Afrika, campak sangat umum terjadi dengan angka kematian menembus lebih dari 95%. Salah satu penyebabnya adalah infrastruktur kesehatan yang kurang baik dan kepadatan penduduk berlebihan yang meningkatkan risiko terinfeksi.

Sementara melansir dari Media Indonesia, di Indonesia sendiri ada 12,2 juta anak yang belum terlindungi vaksin yang dapat mencegah infeksi penyakit campak. Vaksin campak diberikan pada usia bayi 9 bulan dan dilanjutkan dengan vaksin gabungan MMR atau MR untuk mencegah campak, gondongan, dan rubella.

Sudahkah si kecil mendapatkan vaksinasi wajibnya?

Artikel Terkait: Serba-Serbi Imunisasi Campak yang Perlu Mam Ketahui

Gejala dan Penyebab Penyakit Campak

Sangat Menular! Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Penyakit Campak

Paramyxovirus adalah virus penyebab campak

Penyebab dari penyakit campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus jenis paramyxovirus. Virus ini sangat menular dan hidup di dalam rongga hidung dan lendir tenggorokan orang yang terinfeksi. Paramyxovirus menyebar lewat percikan air liur yang keluar ketika penderita batuk dan bersin, serta bertahan hingga dua jam di udara tempat orang tersebut bersin.

Apabila seseorang menghirup udara yang terkontaminasi atau menyentuh permukaan yang terkena percikan air liur yang mengandung virus dan menyentuh mata, hidung, atau mulut, maka mereka dapat terinfeksi.

Bisa saja seorang penderita campak menularkan penyakitnya kepada orang lain sebelum ia mengetahui dirinya telah terinfeksi.

Menurut Center of Disease Control and Prevention (CDC), jika belum mendapatkan vaksin sebelumnya, orang yang dekat dengan penderita campak berisiko 90% akan tertular.

Sangat Menular! Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Penyakit Campak

Mengutip dari laman resmi World Health Organization (WHO), sekitar 10 hingga 12 hari setelah terpapar virus, gejala yang paling pertama nampak adalah demam tinggi selama 4 hingga 7 hari. Selain itu, gejala lainnya adalah sebagai berikut.

  • Hidung meler
  • Batuk
  • Lemas
  • Mata merah dan berair
  • Nyeri badan
  • Tidak berselera makan
  • Bintik-bintik putih kecil di dalam pipi
  • Munculnya ruam kemerahan di wajah dan leher bagian atas

Ruam kemerahan akan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk tangan dan kaki, dalam waktu 3 hari kemudian berangsur-angsur hilang setelah kurang lebih seminggu.

Jika mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya Parents segera menghubungi dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Artikel Terkait: Gejalanya Mirip, Ini Beda Campak, Roseola, dan Rubella

Komplikasi yang Mungkin Terjadi

penyakit campak

Kematian yang terjadi akibat campak sebagian besar disebabkan oleh komplikasi yang timbul setelah terinfeksi virus. Biasanya komplikasi serius cenderung terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun atau orang dewasa di atas usia 30 tahun.

Anak-anak yang kekurangan gizi, kurang vitamin A, dan mengalami penurunan fungsi kekebalan tubuh akibat penyakit HIV/AIDS juga berisiko mengalami penyakit campak yang lebih parah dibandingkan anak yang normal.

Komplikasi dari penyakit campak ada beberapa yang cukup serius seperti kebutaan, infeksi pembengkakan otak (Ensefalitis), dan infeksi pernafasan parah seperti pneumonia. Selain itu diare parah, dehidrasi, dan infeksi telinga juga sangat mungkin terjadi.

Cara Mengobati Campak

Sangat Menular! Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Penyakit Campak

Jika belum pernah mendapatkan imunisasi campak, seseorang akan lebih berisiko tertular terutama ketika berada di wilayah yang mengalami wabah campak atau kekurangan vitamin A.

Untuk mencegah infeksi virus Campak, cara paling utama adalah mendapatkan imunisasi campak.

Bayi di bawah usia 12 bulan juga merupakan kelompok yang paling rentan terinfeksi campak. Bayi akan mendapatkan perlindungan dari campak melalui imunitas pasif yang diberikan lewat plasenta saat masih dalam kandungan dan selama menyusui. Kekebalan tersebut hilang dalam waktu 2,5 bulan setelah lahir atau setelah berhenti menyusui.

Campak dapat sembuh dengan sendirinya sekitar 2 hingga 3 minggu, tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini.

Namun biasanya dokter akan memberikan obat pereda nyeri untuk membantu meredakan gejala campak seperti badan nyeri dan lemas. Penderita campak dianjurkan untuk banyak beristirahat sambil memulihkan diri dan memastikan tubuh mendapat cukup asupan cairan dan nutrisi yang baik.

Anak yang didiagnosis menderita campak akan diberikan suplemen vitamin A untuk memulihkan kadar vitamin A yang biasanya rendah ketika menderita campak dan mencegah kerusakan mata dan kebutaan. Jika muncul tanda-tanda infeksi mata, telinga, dan pernafasan, barulah biasanya dokter meresepkan antibiotik.

Cerita mitra kami
Selain Menjaga Kebersihan, Ini Upaya Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis A
Selain Menjaga Kebersihan, Ini Upaya Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis A
Mengenal Lebih Jauh Gejala Hepatitis A
Mengenal Lebih Jauh Gejala Hepatitis A
Diare dan Dehidrasi pada Anak
Diare dan Dehidrasi pada Anak
Faktor Risiko Hepatitis A: Seseorang Lebih Mudah Terkena Hepatitis A Jika Memiliki Kondisi Ini
Faktor Risiko Hepatitis A: Seseorang Lebih Mudah Terkena Hepatitis A Jika Memiliki Kondisi Ini

Itulah hal-hal yang perlu diketahui mengenai gejala, penyebab, dan cara mengobati penyakit campak. Jangan lupa untuk memberikan si kecil vaksinasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan agar ia kebal akan penyakit tersebut.

Baca Juga:

Hal Penting Seputar Virus Campak yang diderita oleh Bayi hingga Orang Dewasa

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Annisa Pertiwi

Diedit oleh:

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • Penyakit
  • /
  • Sangat Menular! Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Penyakit Campak
Bagikan:
  • Hal Penting Seputar Virus Campak yang diderita oleh Bayi hingga Orang Dewasa

    Hal Penting Seputar Virus Campak yang diderita oleh Bayi hingga Orang Dewasa

  • Jangan Keliru, Ini 10 Perbedaan Campak Jerman dan Biasa yang Perlu Parents Tahu

    Jangan Keliru, Ini 10 Perbedaan Campak Jerman dan Biasa yang Perlu Parents Tahu

  • 12 Film Dewasa Thailand yang Sensual, Tontonan Pas buat "Malmingan" Bareng Pasangan

    12 Film Dewasa Thailand yang Sensual, Tontonan Pas buat "Malmingan" Bareng Pasangan

  • Andhika Hingga Tora, 7 Artis Ini Tak Pilih Kasih Jadi Ayah Sambung

    Andhika Hingga Tora, 7 Artis Ini Tak Pilih Kasih Jadi Ayah Sambung

app info
get app banner
  • Hal Penting Seputar Virus Campak yang diderita oleh Bayi hingga Orang Dewasa

    Hal Penting Seputar Virus Campak yang diderita oleh Bayi hingga Orang Dewasa

  • Jangan Keliru, Ini 10 Perbedaan Campak Jerman dan Biasa yang Perlu Parents Tahu

    Jangan Keliru, Ini 10 Perbedaan Campak Jerman dan Biasa yang Perlu Parents Tahu

  • 12 Film Dewasa Thailand yang Sensual, Tontonan Pas buat "Malmingan" Bareng Pasangan

    12 Film Dewasa Thailand yang Sensual, Tontonan Pas buat "Malmingan" Bareng Pasangan

  • Andhika Hingga Tora, 7 Artis Ini Tak Pilih Kasih Jadi Ayah Sambung

    Andhika Hingga Tora, 7 Artis Ini Tak Pilih Kasih Jadi Ayah Sambung

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2022. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.