Ada tidak, ya, tanda bayi tidak kenyang minum ASI?
Pertanyaan tersebut pasti terlontar dari para Bunda, termasuk ibu baru. Termasuk bertanya-tanya: “Apakah saya perlu menyusuinya lagi (padahal baru selesai disusui)?” atau “Apakah ASI saya cukup untuknya?”.
Jangan khawatirkan hal itu, Bunda. Ketika bayi merasa tidak kenyang, ada tandanya, kok, dan itu bisa Anda pelajari.
Begini tanda bayi tidak kenyang minum ASI!
Tanda Bayi Tidak Kenyang Minum ASI atau Kekurangan ASI
Foto: Unsplash
Tentu sulit untuk mengetahui berapa banyak ASI yang diminum bayi dari payudara Bunda.
Namun, ada beberapa tanda yang dapat memandu Bunda untuk mengetahuinya. Berikut ini tanda bayi tidak kenyang minum ASI:
1. Popoknya Kering
Salah satu tandanya, menurut Institute of Health Visiting Zoe Ralph, seperti melansir National Health Service (NHS), adalah popok yang kering.
“Bayi biasanya akan memberi tahu Anda, popok yang basah dan kotor merupakan salah satu indikasinya,” kata Zoe.
2. Bayi Tidak Menelan
Selama menyusui, Bunda tidak melihat dan mendengar isapan payudara dan bayi menelan ASI dalam jeda sesekali saat mengisap.
Padahal ditegaskan Zoe, salah satu tanda baik bayi tidak kekurangan ASI adalah, “… Anda mendengar suara bayi menelan.”
Lalu seharusnya ketika bayi menyusu, Bunda akan melihatnya dengan isapan cepat, panjang, dan berirama. Saat mengisap, pipi bayi terlihat bulat, tidak cekung.
3. Masih Rewel
Umumnya bayi yang puas menyusu atau merasa kenyang akan merasa rileks dan mengantuk setelah menyusui.
Namun, bayi Bunda justru terus rewel dan bibirnya terlihat kering (tidak lembap), tanda ia masih sangat haus atau lapar.
4. Payudara Tetap Kencang
Seharusnya jika bayi menyusu dengan benar, payudara Bunda akan terasa lebih lebih lembek atau lembut tanda bayi sudah ‘mengurasnya’.
Namun, ketika payudara Bunda tetap kencang dan putingnya terlihat rata, seperti terjepit, atau putih/pucat, tanda perlekatan mulut bayi di areola tidak benar sehingga kemungkinan bayi juga jadi tidak kenyang menyusu.
5. Susah Naik Berat Badan
Melansir dari laman Healthline, sejumlah bayi memang akan kehilangan berat badan setelah lahir. Namun, jika ia tidak kembali ke berat lahir dalam 2 minggu, Bunda perlu berkonsultasi ke dokter untuk memastikan apakah asupan ASI yang ia terima selama ini cukup atau tidak?
6. Tidak Timbul Let Down Reflex
Let down reflex adalah refleks yang membantu ASI keluar lebih lancar. Jika refleks ini tidak berjalan lancar, dapat dipastikan jika bayi tidak mendapatkan cukup ASI.
7. Urine Bayi Berwarna Gelap
Bayi tidak kenyang minum ASI atau kurang mendapatkan ASI bisa dilihat pula dari warna urinenya. Warna urine bayi cenderung gelap dan baunya cukup menyengat.
8. Mulut Bayi Kering
Bayi yang kurang mendapat ASI pun bisa dilihat dari mulut atau bibirnya yang kering.
9. Mata Bayi Kering
Mata bayi yang kering berarti tanda jika ia mengalami dehidrasi karena kurang asupan dan cairan. Cirinya yaitu jika bayi menangis tetapi tidak mengeluarkan air mata.
10. Terasa Sakit Proses Pelekatan
Tanda bayi kekurangan ASI pun bisa dirasakan oleh Bunda, yakni saat proses menyusui berlangsung.
Maka itu, pastikan jika Bunda telah melakukan pelekatan yang tepat saat menyusui si kecil untuk menghindari rasa nyeri dan payudara bengkak.
Artikel terkait: Cluster Feeding Adalah Kondisi Bayi Sering Menyusu, Kenali Tanda dan Penyebabnya
Tanda Bayi Lapar
Sebelum bayi dapat berbicara, ia akan menunjukkan tanda-tanda lapar atau kenyang dengan menggunakan suara atau gerakan. Dan tangisan sering kali menjadi tanda lapar yang paling umum.
Pada Bayi Baru Lahir
Akan tetapi, pada bayi baru lahir, biasanya mereka sangat jarang menunjukkan kondisi lapar dengan menangis.
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), umumnya bayi baru lahir menunjukkan tanda-tanda lapar atau tanda bayi tidak kenyang minum ASI dengan melakukan ini:
- Menempatkan tangan di mulutnya, atau seakan-akan tangannya menampar mulutnya
- Memutar kepala ke arah payudara bila Anda memeluknya
- Mengerut atau menjilat bibirnya
- Bayi mengepalkan tangannya.
Pada Bayi yang Lebih Besar
Sementara pada bayi yang lebih besar, mereka akan melakukan ini bila sedang lapar:
- Berusaha mencapai atau menunjuk ke makanan.
- Membuka mulutnya saat ditawari sendok atau makanan.
- Menjadi bersemangat ketika melihat makanan.
- Menggunakan gerakan tangan atau membuat suara untuk memberi tahu Anda bahwa dia masih lapar.
Artikel terkait: Bayi saya lapar atau kenyang? Kenali tanda-tandanya berikut ini!
Tanda-Tanda Bayi Sudah Cukup ASI
Tanda bayi cukup ASI sehari-harinya sangat mudah untuk diketahui, Bunda.
Selain dengan memperhatikan tanda-tanda bayi kekurangan ASI yang sudah dijelaskan di atas, Bunda bisa mengeceknya dengan cara sebagai berikut:
- Berat badan bayi terus bertambah di sepanjang 2 minggu pertama kehidupannya, tapi normal juga bila bayi kehilangan sebagian dari berat lahirnya selama waktu itu.
- Anak tampak sehat setiap saat, dan waspada ketika terbangun dari tidur.
- Bayi melepaskan mulutnya dari payudara ibu, menutup mulut, membalikkan kepalanya dari payudara, dan kondisi tangannya rileks.
- Di minggu pertama kehidupannya, bayi buang air besar berwarna kuning lembut seukuran koin setiap hari.
- Sejak hari ke-5 dan seterusnya, popoknya basah dan Anda harus lebih sering menggantinya, setidaknya 6 kali setiap 24 jam. Sebelumnya, selama 48 jam pertama kehidupannya, Anda mungkin hanya 2-3 kali mengganti popoknya.
Bila Bunda kesulitan mengetahui seperti apa tekstur atau bentuk popok yang basah pada bayi baru lahir, ambilah popok sekali pakai yang bersih, lalu tuangkan 2 hingga 4 sendok makan air. Seperti itulah gambaran tentang popok yang basah pada bayi baru lahir.
Tanda Bayi Cukup ASI Dilihat dari Fesesnya
Sementara untuk feses bayi baru lahir, seperti ini gambaran yang diberikan Children Health Quesland Government:
- Hari 1: Setidaknya 1 popok basah; feses berwarna hijau kehitaman yang lengket.
- Hari 2: Setidaknya 2 popok basah; feses berwarna hijau kehitaman yang lembut.
- Hari 3: Setidaknya 3 popok basah; feses berwarna cokelat kehijauan.
- Hari 4: Setidaknya 4 popok basah; urine berwarna pucat/bening; feses berwarna cokelat kehijauan atau cokelat kekuningan.
- Hari 5 dan seterusnya: Setidaknya 5 atau lebih popok basah; urine pucat/bening; 3 atau lebih dalam sehari dan warnanya kuning mustard atau cair.
Tanda-Tanda Pelekatan Bayi Tepat
- Bayi Anda memiliki mulut yang lebar dan mulut yang penuh dengan payudara.
- Dagu bayi Anda menyentuh payudara Anda, bibir bawahnya digulung ke bawah (Anda tidak selalu bisa melihat ini) dan hidungnya tidak menempel di payudara Anda.
- Anda tidak merasakan sakit pada payudara atau puting saat bayi Anda menyusu, meskipun beberapa isapan pertama mungkin terasa kuat.
- Anda dapat melihat lebih banyak kulit gelap di sekitar puting (areola) di atas bibir atas bayi daripada di bawah bibir bawahnya.
Artikel terkait: Bayi Susah Tidur dan Menyusu Terus Sepanjang Malam? Ini Tipsnya
Cara untuk Meningkatkan Suplai ASI
Meningkatkan suplai atau produksi ASI sebenarnya tidaklah sulit. Kuncinya adalah rutin menyusui. Semakin sering bayi menyusu secara langsung dari payudara, maka semakin tinggi juga payudara memproduksi ASI.
Selain cara di atas, cobalah beberapa cara mudah dan sederhana berikut ini:
- Mintalah bidan, ahli kesehatan atau konsultan/spesialis menyusui untuk memberikan Bunda edukasi mengenai hal ini, seperti: Bagaimana cara memposisikan payudara atau bayi saat menyusui, dan seperti apa perlekatan mulut bayi ke payudara yang benar. Minta juga mereka untuk mengawasi Anda saat menyusui si kecil, sehingga mereka bisa menilai apakah yang Anda lakukan sudah benar atau belum.
- Sebisa mungkin hindari memberikan bayi menyusu dengan botol (ASI perah atau susu formula) selama 6 bulan pertama kehidupannya. Tunggu sampai bayi benar-benar mapan dalam menyusui.
- Susui bayi sesering mungkin atau sebanyak yang mereka inginkan.
- Memerah ASI setelah menyusui akan sangat membantu meningkatkan suplai ASI pada payudara Anda.
- Berikan kedua payudara Anda (bergantian) setiap kali bayi menyusui –jangan hanya salah satu payudara.
- Dekatkan bayi dengan Anda, dan peluk bayi dari kulit ke kulit (skin to skin). Ini salah satu cara Anda mengenali tanda-tanda bayi siap menyusu sejak dini sebelum bayi mulai menangis (ketika lapar/haus).
Hal-Hal yang Memengaruhi Suplai ASI
Dari penjelasan di atas, maka bisa disimpulkan apa saja yang memengaruhi suplai atau produksi ASI. Di antaranya adalah:
- Pelekatan atau penempatan mulut bayi yang buruk ke payudara ibu.
- Bunda tidak cukup sering memberi makan bayi.
- Ibu masih mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol, atau bahkan masih terikat pada kebiasaan merokok selama fase menyusui bayi. Kedua hal tersebut berisiko tinggi mengganggu produksi ASI Anda.
- Tindakan operasi pada payudara yang dilakukan sebelumnya, terutama pada bagian puting. Menghabiskan waktu jauh dari bayi sesaat setelah kelahiran, misalnya karena kelahiran prematur atau ibu mengalami sakit serius yang tidak memungkinkan untuk segera merawat bayinya.
- Menyusui bayi dengan botol atau susu formula di saat kemampuan menyusui bayi (secara langsung) mapan.
- Ibu menggunakan pelindung puting susu. Biasanya digunakan pada ibu dengan puting rusak dengan tujuan agar bayi bisa tetap mengonsumsi ASI langsung dari payudara. Meski berisiko berkurangnya produksi ASI tapi ini lebih baik daripada berhenti menyusui.
- Ibu mengonsumsi sejenis dopamin, ergotamine dan pyridoxine.
- Ibu mengalami kecemasan, stres atau depresi.
- Bayi mengalami tongue tie yang membatasi pergerakan lidahnya dan menyebabkannya kesulitan mengisap payudara dan menelan.
Bagaimana, Bunda, tidak sulit, kan, untuk mengetahui tanda bayi tidak kenyang minum ASI? Bunda cukup mengenalinya dengan melihat gestur atau bahasa tubuh si kecil saja.
Konsultasikan dengan dokter anak jika ada yang membuat Anda khawatir mengenai kebutuhan ASI si kecil.
“Mereka dapat menawarkan saran untuk memastikan bayi berada di posisi yang benar atau apakah mereka melakukan perlekatan yang tepat pada payudara Anda,” pungkas Zoe.
Baca juga:
10 Posisi Menyusui yang Baik dan Benar, Mana yang Paling Pas Bun?
5 Cara Menyusui Bayi Baru Lahir, Diawali dengan IMD
Bolehkah Ibu Menyusui Minum Obat Hipertensi? Begini Penjelasannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.