Si Kecil rutin minum ASI tapi berat badan bayi tidak naik atau malah turun, kenapa, ya?
Banyak Bunda meresahkan hal ini, karena ASI eksklusif dinilai merupakan asupan gizi terbaik bagi bayi yang dapat menunjang berat badannya.
Namun, memang ada beberapa penyebab berat badan bayi bayi tidak naik meski diberi ASI eksklusif.
Berikut ini penjelasannya.
Rutin Minum ASI tapi Berat Badan Bayi Turun, Apa Penyebabnya?
Beberapa penyebab si Kecil minum ASI tapi berat badan bayi turun di antaranya adalah pelekatan menyusui yang keliru, bayi mengalami tongue-tie, hingga jumlah ASI yang sedikit. Berikut ini penjelasannya:
1. Pelekatan Menyusui yang Tidak Benar

Pelekatan menyusui atau posisi perlekatan mulut bayi ke payudara yang tidak benar menjadi salah satu hal yang memicu.
Anak merasa kesulitan mendapatkan ASI karena posisi tidak pas. Bisa jadi, ASI yang didapat menjadi tidak cukup.
Disarankan bagi bunda untuk mendekap bayi menempel ke dada bunda, sehingga tidak ada jarak antara dada bunda dengan dada bayi, untuk lebih mengoptimalkan perlekatan mulut bayi ke payudara bunda.
2. Bayi Sebenarnya Jarang Menyusui
Beberapa Bunda mungkin merasa sudah rutin memberikan si Kecil ASI, tetapi nyatanya jadwal menyusui bayi masih belum optimal.
Menyusui bayi yang baru lahir setidaknya setiap 2 hingga 3 jam sepanjang siang dan malam selama enam hingga delapan minggu pertama.
Jika si Kecil ingin menyusui lebih sering, turuti saja ya Bunda, karena prinsip ASI adalah on demand, sesuai kebutuhan sang bayi.
Seiring bertambahnya usia anak, mereka tidak perlu menyusui lama untuk mendapatkan ASI yang mereka butuhkan.
Namun, selama beberapa minggu pertama, usahakan bayi Anda tetap terjaga dan aktif mengisap selama mungkin.
3. Bayi Sakit
Tak kalah penting cobalah cek apakah bayi mengalami sariawan di mulutnya?
Jika ya, hal ini bisa membuat bayi tidak bisa menyusui dengan baik. Hal inilah yang membuat berat lambat bertambah.
4. Tounge Tie maupun Lip Tie
Tounge tie maupun Lip tie dapat menghambat proses menghisap ASI, karena lidah bayi sulit bergerak fleksibel untuk memerah ASI dan mulut bayi sulit untuk membuka secara lebar, sehingga sebagian besar areola bunda tidak dapat masuk ke mulut mungil sang bayi.
Bila dijumpai kondisi seperti ini, sebaiknya bunda segera berkonsultasi ke konselor laktasi, apakah kondisi ini masih bisa diobservasi atau perlu dilakukan tindakan frenektomi atau insisi tounge tie maupun lip tie.
5. Jumlah ASI Sedikit

Kondisi ibu juga memungkinkan bayi tidak cukup menyusui, misalnya jumlah ASI yang sedikit.
Teruslah rangsang bayi untuk ASI mengalir deras. Anda juga bisa berkonsultasi dengan konselor laktasi untuk solusi terbaik.
6. Bayi Lahir Prematur
Bayi prematur atau yang lahir sebelum usia 37 minggu umumnya tidak memiliki energi untuk menyusui selama mungkin.
Mereka mudah mengantuk karena kondisi tubuhnya.
7. Masalah oral
Adanya masalah di mulut juga membuat sulit bayi menyusu, utamanya jika payudara ibu cenderung besar.
Bayi dengan masalah di lidah atau bibir sumbing bisa jadi mengalami masalah yang sama.
8. Sakit Kuning
Bayi dengan penyakit kuning juga membuat ia mudah mengantuk dan malah tidak tertarik menyusui.
9. Refluks
Bayi dengan refluks gumoh atau muntah setelah menyusu juga bisa mengalami berat bertambah lambat walaupun sudah rajin menyusui.
Ketika muntah ASI keluar, ditambah lagi asam dari refluks yang dapat mengiritasi tenggorokan dan kerongkongan.
10. Penyakit
Bayi dengan penyakit atau infeksi mungkin tidak dapat menyusui dengan baik. Mereka sulit menambah berat badan, terutama jika mengalami diare atau muntah.
12. Masalah Neurologis
Kondisi seperti sindrom Down dapat menghambat kemampuan bayi untuk menyusu dengan benar.
Bagaimana Cara Menaikkan Berat Badan Bayi yang Minum ASI?

Cara menaikkan berat badan bayi yang minum asi adalah dengan berfokus pada peningkatan produksi ASI dan perbaikan cara menyusui.
Periksalah perlekatan dengan benar, pastikan mulut bayi menempel dengan payudara. Susui bayi setiap dua hingga tiga jam sekali atau setiap kali bayi ingin menyusu.
Hindari memberikan dot karena dot bisa mengganggu proses mengisap ASI pada payudara bunda.
Usahakan bayi aktif menyusui sekitar 20 menit per sekali sesi menyusui.
Jika ia mulai mengantuk, buatlah tetap terjaga dengan mengubah posisi atau mengajak mengobrol.
Apabila masalahnya ada pada produksi ASI, Bunda bisa memanfaatkan booster ASI atau minuman aman untuk meningkatkan kuantitas ASI.
Jika terpaksa harus beralih ke susu formula, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi terbaik.
Semoga bermanfaat!
***
Baca Juga:
Bagaimanakah Rasa, Warna dan Bau ASI yang Normal? Ini Penjelasannya!
Amat Dianjurkan WHO, Yuk Mengenal Metode Responsive Feeding MPASI!
Perbedaan ASI Foremilk dan Hindmilk, Mana yang Lebih Baik?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.