X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Waspadai Gejala Depresi Postpartum pada Ibu yang Baru Melahirkan, Ini Penyebab dan Tips Mencegahnya

Bacaan 10 menit
Waspadai Gejala Depresi Postpartum pada Ibu yang Baru Melahirkan, Ini Penyebab dan Tips Mencegahnya

Depresi postpartum sering terjadi kepada ibu yang baru pertama kali melahirkan.

Mungkin Bunda sudah tak asing lagi dengan kondisi postpartum depression (PPD). Postpartum depression atau depresi postpartum yang rentan terjadi pada ibu adalah kondisi ketika seorang ibu yang baru saja melahirkan merasakan sedih, rasa bersalah, serta kelelahan yang ekstrim dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini biasanya terjadi pada ibu yang baru pertama kami memiliki anak. Namun, tak menutup kemungkinan terjadi juga pada ibu yang telah beberapa kali melahirkan.

Melahirkan dan memiliki anak memang momen yang membahagiakan. Tetapi, masa-masa ini memang masa yang paling menantang dan membutuhkan kesiapan secara mental. Sebab, seorang ibu akan mengalami perubahan hidup yang jauh berbeda, menyangkut fisik, psikis, maupun kehidupan sosialnya. 

Untuk mengetahui lebih jelas tentang depresi postpartum, simak ulasan selengkapnya di sini, Bun!

Artikel Terkait: Bunda, kenali 4 tanda depresi paska melahirkan atau postpartum depression ini

Table of Contents

  • Apa Itu Depresi Postpartum
  • Gejala
  • Penyebab
  • Jenis Depresi Postpartum
  • Diagnosis
  • Komplikasi Depresi Postpartum 
  • Pengobatan Depresi Postpartum
  • Pencegahan

Apa Itu Depresi Postpartum

Semua setuju kalau kelahiran seorang bayi akan memicu berbagai emosi yang kuat. Mulai dari rasa syukur dan gembira, hingga ketakutan dan kecemasan luar biasa saat merawat dan menjaganya. Sebagian besar, seorang ibu baru akan mengalami kondisi ini, namun tidak semua sampai ke tahap depresi postpartum. Beberapa ibu hanya mengalami baby blues selama 2 minggu setelah melahirkan.

Lantas, apa itu depresi postpartum (PPD)? Mengutip dari WebMD, depresi postpartum adalah campuran kompleks dari perubahan fisik, emosional, dan perilaku yang terjadi pada beberapa ibu setelah melahirkan. 

PPD adalah bentuk depresi berat, yang umumnya dimulai dalam waktu 4 minggu setelah melahirkan dan berlangsung lama. Terjadi karena dipengaruhi oleh ketidakseimbangan zat kimia di otak, perubahan fisik, dan kondisi psikologis setelah melahirkan. 

Adapun perubahan kimia dalam tubuh ini juga mengakibatkan penurunan hormon yang cepat sehingga Bunda merasakan perubahan suasana hati yang ekstrim, kelelahan, dan kecemasan yang intens. Penderitanya juga bisa merasa putus harapan, tidak mau mengurus anaknya, dan merasa tidak menjadi ibu yang baik. 

Selain perubahan kimia ini, perubahan sosial dan psikologis ketika baru memiliki bayi juga bisa meningkatkan risiko depresi. Sekitar 1 dari setiap 10 ibu ini akan mengalami depresi yang lebih parah dan bertahan lebih lama setelah melahirkan. Sekitar 1 dari 1.000 ibu mengembangkan kondisi yang lebih serius, yang disebut psikosis pasca persalinan.

Depresi postpartum juga bisa dialami oleh ayah. Biasanya terjadi pada 3-6 bulan setelah bayi lahir. Seorang ayah rentan merasakan depresi postpartum, terlebih jika sang istri mengalami kondisi ini juga.

Gejala Depresi Postpartum pada Ibu yang Baru Melahirkan

Waspadai Gejala Depresi Postpartum pada Ibu yang Baru Melahirkan, Ini Penyebab dan Tips Mencegahnya

Sebelum seorang ibu mencapai keadaan depresi postpartum, ada keadaan yang dinamakan baby blues syndrome. Ini merupakan gangguan perubahan mood pada ibu setelah melahirkan.

Depresi postpartum sendiri memiliki gejala yang mirip dengan baby blues syndrome, tetapi dengan durasi yang lebih lama serta intensitas yang lebih berat. Adapun gejala umum dari depresi postpartum yang sering dialami ibu, di antaranya:

  • Gangguan perubahan mood
  • Perasaan cemas
  • Rasa sedih
  • Sensitif secara emosional terhadap sesuatu
  • Merasa bersalah
  • Menangis berlebihan, seringkali tanpa alasan yang jelas
  • Penurunan konsentrasi
  • Gangguan makan seperti penurunan atau peningkatan nafsu makan yang ekstrim
  • Gangguan tidur, sulit tidur (insomnia) atau terlalu banyak tidur
  • Menjauh dari keluarga
  • Kesulitan dalam merawat bayi
  • Libido rendah
  • Kelelahan yang parah

Kondisi PPD juga mendatangkan gejala depresi berat lainnya, seperti:

  • Tidak tertarik pada bayi atau merasa seperti tidak terikat dengan mereka
  • Perasaan tertekan dan bersalah
  • Perasaan marah dan kesal yang parah
  • Kehilangan kesenangan terhadap apapun
  • Perasaan tidak berharga, putus asa, dan tidak berdaya
  • Pikiran tentang kematian atau bunuh diri
  • Pikiran menyakiti diri sendiri atau orang lain, bahkan bayinya
  • Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan

Pada beberapa perempuan, mereka juga mengalami gejala gangguan obsesif kompulsif (OCD) pada masa nifas (sekitar 1%-3% perempuan). OCD biasanya terkait dengan kekhawatiran tentang kesehatan bayi atau ketakutan irasional akan membahayakan bayi. Gangguan panik juga bisa terjadi, dan semua kondisi dan depresi ini bisa dirasakan secara bersamaan.

Depresi postpartum yang tidak diobati bisa membahayakan ibu baru dan bayi mereka. Karena itu, seorang ibu atau keluarga terdekatnya harus mencari bantuan profesional ketika:

  • Gejala bertahan lebih dari 2 minggu
  • Mereka tidak bisa beraktivitas secara normal
  • Mereka tidak bisa mengatasi situasi sehari-hari
  • Mereka memiliki pikiran untuk menyakiti diri mereka sendiri atau sang bayi
  • Mereka merasa sangat cemas, takut, dan panik hampir sepanjang hari

Artikel Terkait: Depresi pasca persalinan berbeda dengan baby blues, kenali perbedaannya di sini!

Penyebab Depresi Postpartum pada Ibu yang Baru Melahirkan

Waspadai Gejala Depresi Postpartum pada Ibu yang Baru Melahirkan, Ini Penyebab dan Tips Mencegahnya

Secara umum, sebenarnya tidak ada penyebab depresi postpartum. Namun, permasalahan psikis dan perubahan kondisi fisik pada ibu setelah melahirkan memiliki peran dalam memicu terjadinya depresi postpartum.

1. Perubahan Fisik

Terdapat perubahan hormon yang sangat besar dalam tubuh ibu setelah persalinan (terutama hormon perempuan yang disebut estrogen dan progesteron). Tidak hanya itu, hormon tubuh lain, seperti yang diproduksi oleh tiroid juga mengalami perubahan sebagai akibat penyesuaian dari perubahan tersebut. Hormon tiroid ini berperan dalam memberikan perubahan mood setelah melahirkan. Penurunan hormon tiroid juga membuat Anda merasa lelah, lesu, dan tertekan.

Percaya atau tidak, kelelahan dan kurang tidur juga bisa sangat memicu kondisi ini, lho. Saat Anda kurang tidur dan kewalahan, Anda mungkin kesulitan menangani masalah kecil sekalipun.

Ketika kelelahan dan tidak bisa mengendalikan perasaan, kecemasan juga akan muncul. Biasanya kecemasan ini akan memicu pikiran-pikiran buruk dan overthinking lain, seperti merasa tidak mampu untuk merawat bayi yang baru lahir dan sebagainya.

2. Permasalahan Psikis

Memiliki bayi (terutama untuk yang pertama kali) cukup sering menyebabkan ibu menjadi cemas serta merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya dalam merawat bayi yang baru lahir. Perasaan-perasaan seperti ini apabila terjadi secara berkepanjangan, maka dapat menyebabkan ibu berada di dalam keadaan depresi.

Beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya depresi postpartum, antara lain:

  • Memiliki riwayat depresi sebelum hamil, atau selama kehamilan
  • Usia saat hamil (semakin muda, semakin tinggi kemungkinannya)
  • Ambivalensi tentang kehamilan
  • Jumlah anak (semakin sering melahirkan, semakin besar kemungkinan mengalami depresi pada kehamilan berikutnya)
  • Riwayat keluarga dengan gangguan mood
  • Mengalami peristiwa traumatis yang sangat menegangkan, seperti kehilangan pekerjaan atau krisis kesehatan
  • Memiliki anak berkebutuhan khusus atau masalah kesehatan
  • Memiliki anak kembar atau kembar tiga
  • Memiliki riwayat depresi atau gangguan disforik pramenstruasi (PMDD)
  • Tidak memiliki support system atau lingkungan yang mendukung kehamilannya.
  • Hidup sendiri
  • Konflik rumah tangga

Jenis Depresi Postpartum

Ada tiga istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan suasana hati yang dialami ibu setelah melahirkan, yaitu:

1. Baby Blues

Terjadi pada 70% ibu pada hari-hari awal setelah melahirkan. Anda mungkin mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba, seperti merasa sangat senang dan kemudian merasa sangat sedih. Juga mungkin menangis tanpa alasan dan dapat merasa tidak sabar, rewel, gelisah, cemas, kesepian, dan sedih. 

Cerita mitra kami
Menghadirkan Kebahagian Lewat #SentuhanIbu, Ibu Bahagia, Janin Sehat, Bayi Tumbuh Optimal
Menghadirkan Kebahagian Lewat #SentuhanIbu, Ibu Bahagia, Janin Sehat, Bayi Tumbuh Optimal
Melahirkan secara Operasi Caesar: Fakta, Manfaat, dan Efek Sampingnya
Melahirkan secara Operasi Caesar: Fakta, Manfaat, dan Efek Sampingnya
Cara Mudah Persiapan Caesar Langsung dari Ahlinya di C-Ready Learning, Tertarik Coba?
Cara Mudah Persiapan Caesar Langsung dari Ahlinya di C-Ready Learning, Tertarik Coba?
3 Cara Menurunkan Berat Badan Pasca Persalinan, Cek Bun!
3 Cara Menurunkan Berat Badan Pasca Persalinan, Cek Bun!

Baby blues dapat berlangsung hanya beberapa jam atau selama 1 sampai 2 minggu setelah melahirkan. Biasanya, Anda tidak memerlukan perawatan medis atau tenaga profesional untuk mengatasi baby blues. Kondisi ini biasanya akan membaik dengan sendirinya bila Anda sudah menemukan pola dan kenyamanan saat mengurus bayi.

2. Depresi Postpartum (PPD)

Dapat terjadi beberapa hari atau bahkan berbulan-bulan setelah melahirkan. PPD dapat terjadi setelah kelahiran anak pertama, kedua, ataupun seterusnya. Anda dapat memiliki perasaan yang mirip dengan baby blues, seperti kesedihan, keputusasaan, kecemasan, tetapi Anda merasakannya jauh lebih kuat. 

Ketika sudah tidak bisa beraktifitas dengan baik, Anda perlu menemui penyedia layanan kesehatan, seperti dokter kandungan atau psikolog. Mereka dapat membantu Anda mengatasi gejala depresi dan membuat rencana perawatan yang dibutuhkan. 

Jika Anda tidak mendapatkan pengobatan untuk PPD, gejalanya bisa bertambah buruk.

3. Psikosis Postpartum

Psikosis postpartum adalah penyakit mental yang sangat serius, yang dapat dialami ibu baru. Penyakit ini bisa terjadi dengan cepat, seringkali dalam 3 bulan pertama setelah melahirkan. 

Penderitanya bisa mengalami hilang kesadaran, mengalami halusinasi pendengaran (mendengar hal-hal yang tidak benar-benar terjadi, seperti orang berbicara) dan delusi (sangat mempercayai hal-hal yang jelas-jelas tidak rasional). 

Gejala lain termasuk insomnia (tidak bisa tidur), perasaan gelisah dan marah, kecemasan, gelisah, diiringi dengan perasaan dan perilaku yang aneh dan tidak biasa. Ibu yang mengalami psikosis pasca melahirkan membutuhkan perawatan segera dan hampir selalu membutuhkan pengobatan. Terkadang, pasien akan dirujuk ke rumah sakit karena mereka berisiko melukai diri sendiri atau orang lain.

Bagaimana Depresi Postpartum Didiagnosis?

Seorang dokter atau psikolog biasanya mendiagnosis seorang ibu dengan depresi pascapersalinan berdasarkan gejalanya. Terkadang, ibu itu sendiri memerhatikan gejalanya. Di lain waktu, pasangan, anggota keluarga, atau teman yang bersangkutan yang memerhatikan gejalanya.

Komplikasi Depresi Postpartum 

depresi postpartum pada ibu

Apabila tidak ditangani dengan tepat, lama-kelamaan depresi postpartum dapat mengganggu hubungan antara anak dengan ibu, serta menyebabkan permasalahan di dalam keluarga. Tentu Bunda tidak ingin ini terjadi, bukan?

Depresi postpartum dapat menyebabkan terjadinya komplikasi, seperti:

 Bagi Ibu

Depresi postpartum yang dibiarkan terus-menerus serta tidak diberikan penanganan yang tepat dapat bertahan hingga berbulan-bulan. Hal ini akan meningkatkan risiko ibu terkena gangguan depresi kronik dan depresi-depresi besar yang lainnya. 

 Bagi Ayah

Depresi postpartum dapat menimbulkan efek yang berkepanjangan dalam keluarga. Jika sang ibu mengalami depresi postpartum, maka ini juga dapat meningkatkan risiko depresi pada ayah. 

Bagi Anak

Anak dengan ibu yang mengalami depresi postpartum bukan tidak mungkin memiliki gangguan emosi dan perilaku. Misalnya, gangguan makan dan tidur, mudah menangis, serta keterlambatan di dalam bicara

Pengobatan Depresi Postpartum

depresi postpartum pada ibu

Jika Bunda merasakan tanda dan gejala dari depresi postpartum, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Penting sekali bagi Bunda untuk segera menghubungi dokter apabila gejala tidak hilang dalam dua minggu.

Atau ketika gejala semakin memburuk, semakin sulit untuk merawat bayi, semakin sulit untuk mengerjakan pekerjaan sehari-hari, bahkan hingga Bunda memiliki pemikiran untuk mencelakai bayi.

Apabila depresi postpartum sudah terjadi, untuk pengobatannya sering melibatkan psikoterapi atau menggunakan obat-obatan, atau bisa juga kombinasi dari keduanya. 

1. Psikoterapi

Melalui psikoterapi akan memungkinkan Parents untuk dapat bertemu langsung dengan psikiater atau psikolog, kemudian membicarakan seluruh masalah yang mendasari terjadinya depresi ini. Psikoterapi bertujuan untuk mencari jalan keluar bagaimana menyikapi suatu masalah, sehingga tidak menyebabkan beban tersendiri bagi ibu.

2. Obat Antidepresan 

Jika dibutuhkan, obat-obatan antidepresan dapat diberikan oleh dokter. Bagi ibu yang sedang menyusui bayi, obat antidepresan umumnya tidak akan menimbulkan efek samping bagi bayi, meskipun dapat masuk ke dalam ASI.

Artikel Terkait: Waspada gejala Postpartum Psychosis, keinginan untuk menyakiti bayi

Pencegahan Depresi Postpartum pada Ibu yang Baru Melahirkan

depresi postpartum pada ibu

Untuk mencegah terjadinya depresi postpartum, maka sebaiknya segera beritahukan kepada dokter jika sebelumnya Bunda memiliki riwayat gangguan kejiwaan seperti kecemasan atau depresi. Konsultasi dengan dokter dapat Bunda lakukan saat melakukan pengecekan rutin kehamilan.

  • Selama kehamilan – Dokter akan mengobservasi gejala dan tanda dari depresi pada ibu, karena selama kehamilan ada beberapa ibu yang mungkin memiliki kecenderungan untuk mengalami depresi ringan. 
  • Setelah bayi lahir – Setelah bayi lahir dokter akan merekomendasikan pemeriksaan rutin untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda depresi atau baby blues syndrome pada sang ibu. 

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Bunda untuk mencegah depresi atau baby blues setelah melahirkan: 

  • Meminta bantuan. Biarkan orang lain tahu bagaimana mereka dapat membantu Bunda.
  • Bersikaplah realistis tentang harapan Bunda untuk diri sendiri dan bayi.
  • Berolahraga dalam batasan yang wajar. Mungkin Bunda bisa meminta saran dokter tentang olahraga yang aman setelah melahirkan. atau luangkan waktu jalan-jalan, dan keluar rumah untuk istirahat.
  • Konsumsi makanan sehat dan bernutrisi. Juga hindari alkohol dan kafein.
  • Tingkatkan hubungan dengan pasangan, misalnya dengan luangkan waktu untuk we time.
  • Luangkan waktu untuk me time, di mana Bunda bisa menjadi diri sendiri dan kembali mencharge energi.
  • Tetap berhubungan dengan keluarga dan teman, jangan mengisolasi diri sendiri.
  • Tidur atau istirahatlah saat bayi tidur.

Demikian informasi seputar depresi postpartum pada ibu. Semoga bermanfaat.

***

Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah

Postpartum depression

www.mayoclinic.org/diseases-conditions/postpartum-depression/symptoms-causes/syc-20376617 

Postpartum Depression

www.webmd.com/depression/guide/postpartum-depression

Postpartum Depression

kidshealth.org/en/parents/ppd.html 

Postpartum Depression

www.apa.org/pi/women/resources/reports/postpartum-depression 

What to know about postpartum depression

www.medicalnewstoday.com/articles/237109 

Postpartum Depression

my.clevelandclinic.org/health/diseases/9312-postpartum-depression 

Baca Juga:

Ayah Juga Bisa Alami Depresi Postpartum

“Lahiran caesar, istri saya dapat cibiran dari keluarga,” curhatan seorang suami

Penelitian: Bidan Dapat Mengalami PTSD Setelah Menyaksikan Persalinan yang Traumatis

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

ddc-calendar
Bersiaplah untuk kelahiran bayi dengan menambahkan HPL Anda
ATAU
Hitung tanggal HPL
img
Penulis

Cut Nadia M. Rahmah

Diedit oleh:

Finna Prima Handayani

  • Halaman Depan
  • /
  • Melahirkan
  • /
  • Waspadai Gejala Depresi Postpartum pada Ibu yang Baru Melahirkan, Ini Penyebab dan Tips Mencegahnya
Bagikan:
  • Ayah Juga Bisa Alami Depresi Postpartum

    Ayah Juga Bisa Alami Depresi Postpartum

  • Bunda, kenali 4 tanda depresi paska melahirkan atau postpartum depression ini

    Bunda, kenali 4 tanda depresi paska melahirkan atau postpartum depression ini

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • Ayah Juga Bisa Alami Depresi Postpartum

    Ayah Juga Bisa Alami Depresi Postpartum

  • Bunda, kenali 4 tanda depresi paska melahirkan atau postpartum depression ini

    Bunda, kenali 4 tanda depresi paska melahirkan atau postpartum depression ini

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar kehamilan.