Bunda, pernah mendengar istilah medis tongue tie? Tongue tie atau ankyloglossia adalah kondisi mulut yang dapat memengaruhi banyak hal bagi kesehatan bayi. Bila bayi mengalami kondisi ini, ia mungkin akan mengalami kendala dalam proses menyusui, masalah kesehatan gigi, saluran napas, sampai kemampuan berbicara si kecil. Karena itu, kondisi ini sebaiknya tidak dibiarkan dan perlu mendapat evaluasi dokter tentang bagaimana mengatasinya.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang pengertian, penyebab, gejala, sampai bagaimana mengatasinya, simak ulasan selengkapnya di sini!
Artikel terkait: Ini Perbedaan Gejala COVID-19 dan Flu Pada Anak Menurut Ahli, Parents Wajib Tahu!
Pengertian
Tongue tie adalah salah satu jenis kelainan bawaan pada bayi. Sebuah kondisi di mana bagian frenulum lidah Si Kecil terlalu pendek sehingga ia tidak leluasa bergerak.
Frenulum sendiri adalah jaringan tipis di bawah lidah bagian tengah, menghubungkan lidah dengan dasar mulut. Normalnya, frenulum terpisah sebelum bayi lahir. Namun pada bayi dengan tongue-tie, frenulum tetap melekat dengan bagian dasar mulut.
Kondisi ini dialami oleh 3 hingga 5 persen bayi yang baru lahir. Umumnya, tongue-tie tidak menimbulkan gejala atau pun menimbulkan masalah pada bayi. Meski begitu, beberapa bayi yang mengalami hal ini juga kerap mengalami beberapa komplikasi serius sehingga kondisi ini perlu segera diatasi.
Mengutip dari Healthline, prevalensi bayi yang mengalami tongue-tie belum diketahui pasti. Bukti saat ini menunjukkan kondisi ini dialami 3 persen hingga 5 persen, tergantung pada kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi frenulum.
Bobby Ghaheri, MD, seorang otolaryngologist, mengatakan sangat penting untuk membedakan bahwa prevalensi 3 sampai 5 persen itu hanya terhitung untuk anterior tongue-tie yang jelas atau terlihat saja.
“Alasan mengapa kita lebih sering mendengar tentang tongue-tie sekarang adalah bahwa penelitian dalam 10 hingga 11 tahun terakhir telah menunjukkan bahwa bagian lidah yang bertanggung jawab untuk menyedot adalah bagian tengah lidah, bukan ujungnya,” kata Ghaheri.
Penelitian terbaru ini mengacu pada bagian lidah yang dibatasi oleh ikat lidah posterior, yang menurut Ghaheri sedikit keliru karena tongue-tie masih di bawah bagian depan lidah tetapi kurang terlihat.
Perbedaannya dengan Lidah Normal
Lidah normal biasanya terasa halus saat diraba dan tidak memiliki gangguan di bawah lidah. Biasanya, frenulum lingual terpisah sebelum lahir, memungkinkan lidah bebas bergerak.
Akan tetapi, anak dengan tongue-tie, frenulum lingual tetap menempel di bagian bawah lidah. Mengapa hal ini terjadi sebagian besar tidak diketahui, meskipun beberapa kasus lidah diikat dikaitkan dengan faktor genetik tertentu.
Penyebab
Kondisi yang termasuk kelainan kongenital ini biasanya lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Penyebab dari kondisi ini sendiri pun belum diketahui secara pasti.
Meski begitu, beberapa studi menyebutkan, bayi yang mengalami tongue-tie biasanya memiliki orangtua dengan riwayat yang sama. Sehingga para peneliti menduga bahwa faktor genetik bisa saja menjadi penyebabnya.
Gejala
Gejalanya pun cenderung sulit diketahui. Namun, biasanya kondisi ini bisa terdeteksi saat Si Kecil sedang menyusui. Kondisi ini juga dapat bervariasi tergantung pada usia anak.
Bayi yang baru lahir mungkin mengalami kesulitan menyusui karena mereka tidak bisa mendapatkan perlekatan yang baik ke payudara atau menyusui dengan baik. Gejalanya dapat berupa perlekatan yang lemah, perlekatan yang mudah lepas, gusi yang tergigit, dan nyeri atau cedera pada puting ibu yang menyusuinya.
Sedangkan pada anak-anak yang lebih besar mungkin mengalami kesulitan berbicara dengan jelas dan tidak bisa menjulurkan lidah melewati gigi mereka.
Anak-anak dengan kondisi ini juga memiliki gejala:
1. Kesulitan Menyusui
Proses menyusu lebih lama karena ia kerap memasukkan dan mengeluarkan mulutnya dari puting. Si Kecil juga cenderung lebih rewel pada saat itu.
Selain itu, saat si kecil menyusui terdengar suara berdecak, dan ia tidak bisa mengunci puting ibu secara baik saat menyusui. Si kecil lebih tampak seperti mengunyah dibandingkan mengisap.
Karena kesulitan saat menyusui, ia jadi sering rewel karena merasa lapar meski sudah diberikan ASI. Bila tidak disadari, dampaknya berat badan si kecil sulit naik karena ia tidak mendapat asupan ASI yang cukup.
2. Tampak Gelisah karena Lapar
Karena tidak cukup mendapatkan ASI, si kecil akan tampak gelisah karena lapar. Semakin ia gelisah, semakin ia rewel dan mungkin akan menangis terus menerus.
3. Terdapat Luka
Ada luka di bawah lidah ketika frenulum tersangkut di antara gigi depan bawah. Biasanya bayi atau anak dengan gejala ini akan kesulitan dan kesakitan untuk membuka mulutnya.
4. Mengalami Kerusakan Gigi
Pada balita yang sudah memiliki gigi, kondisi tongue-tie dapat menyebabkan kerusakan gigi. Hal ini karena mereka tidak dapat membersihkan makanan dari gigi mereka dengan lidah.
5. Kesulitan Berbicara
Ikatan lidah dapat mempersulit anak-anak untuk berbicara dengan jelas atau mengucapkan suara tertentu seperti huruf d, l, t, th, dan lain-lain.
6. Sering Menjilat Bibir
Mereka akan terlihat sering menjilat bibir. Gerakkan lidah mereka pun seperti menjilat es krim.
Sedangkan tanda-tanda pada ibu ketika menyusui bayi dengan tongue-tie adalah sebagai berikut:
- Puting yang sakit atau pecah-pecah
- Produksi ASI sedikit atau menurun karena intensitas menyusui si kecil berkurang
- Mastitis (radang payudara), karena ASI tidak dikeluarkan secara optimal ketika bayi tidak menyusui dengan benar.
Bila Bunda mengalami gejala ini, tidak selalu karena si kecil mengalami tongue-tie. Namun, ada baiknya untuk memerhatikan gejala di atas agar bisa memastikan penyebabnya.
Diagnosis
Dokter anak dapat mendiagnosis kondisi ini bila gejala di atas dialami si kecil. Namun, Andrea Tran, RN, MA, IBCLC, mengatakan bahwa konsultan laktasi mungkin Bunda memerlukan konsultasi dengan ahli laktasi agar masalah menyusui si kecil ditangani terlebih dahulu.
Apalagi bila Bunda sudah mengalami gejala seperti nyeri puting susu, atau bahkan mastitis. Kondisi ini bisa menghambat kenaikan berat badan bayi secara drastis, dan produksi ASI menurun.
Dalam kasus tersebut, Tran menyarankan ibu dan bayinya ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut. Jika dokter laktasi kesulitan mengidentifikasi tongue-tie, atau mereka memiliki kekhawatiran tentang diagnosisnya, Bunda bisa disarankan untuk ke dokter telinga, hidung, dan tenggorokan (THT atau otolaryngologist), atau dokter gigi anak untuk evaluasi lebih lanjut.
Tujuan dari evaluasi ini tidak lain untuk menentukan tingkat ketegangan pada frenulump bibir dan lidah pada jaringan di sekitarnya.
Evaluasi menyeluruh tongue-tie, terutama ketika menentukan apakah akan melakukan intervensi pembedahan, harus mencakup penilaian fungsi lidah, terutama selama menyusui.
Cara Mengecek
Parents dapat menguji tongue-tie pada anak dengan menggesekkan jari di bawah lidahnya. Benjolan kecil di bawah lidah dapat mengindikasikan potensi masalah. Benjolan yang lebih besar biasanya berarti lebih banyak masalah dengan pelekatan dan menyusui.
Jika Parents menemukan kulit seperti selaput di bawah lidah, kemungkinan besar akan menimbulkan masalah. Tanda-tanda lain yang mungkin mengindikasikan bayi mengalami tongue-tie meliputi:
- kesulitan mengangkat lidah mereka atau menggerakkannya dari sisi ke sisi
- kesulitan menjulurkan lidah
- lidah mereka terlihat berbentuk hati saat dijulurkan.
Tipe
Johns Hopkins Medicine mengatakan bahwa ada beberapa tipe tongue-tie bila dilihat dari seberapa buruk kondisi frenulumnya. Berikut ini beberapa diantaranya:
Tipe I
Frenulum tipis dan elastis, dan menambatkan ujung lidah ke tonjolan di belakang gigi bawah.
Tipe II
Frenulum halus dan elastis, dan lidah berlabuh 2 – 4 milimeter dari ujung ke dasar mulut dekat dengan punggung di belakang gigi bawah. Artinya tongue-tie lebih panjang.
Tipe III
Frenulum tebal dan kaku, dan menambatkan lidah dari bagian tengah bawah ke dasar mulut.
Tipe IV
Frenulum terletak di posterior atau tidak terlihat, tetapi saat menyentuh area tersebut dengan ujung jari, pemeriksa dapat merasakan serat-serat yang menahan lidah, dengan atau tanpa permukaan yang menebal dan mengkilap di dasar mulut.
Evaluasi menyeluruh tidak hanya mempertimbangkan tingkat di atas saja, tetapi juga seberapa baik lidah anak dapat bergerak. Alat penilaian Hazelbaker untuk fungsi frenulum lingual (HATLFF) atau alat serupa, dapat digunakan untuk menilai fungsi lidah.
Seorang otolaryngologist yang mengkhususkan diri dalam pediatri dapat memberikan bimbingan kepada orang tua tentang kondisi tongue-tie yang dialami. Jika keluhan utama adalah kesulitan menyusui, konsultan laktasi atau ahli makanan bayi dapat membantu menilai pemberian ASI dan memberikan intervensi non-bedah.
Pengobatan
Bila mengalami gejala, jangan ragu untuk langsung memeriksakan bayi ke dokter ya, Bunda. Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan pada mulut bayi untuk melihat bentuk dan pergerakan lidahnya.
Pengobatan ini juga bergantung pada tingkat keparahannya. Jika si kecil yang mengalami kondisi ini masih bisa makan secara baik, dokter biasanya akan menunggu dan memantau perkembangannya terlebih dulu.
Faktanya, frenulum lidah sebenarnya bisa merenggang seiring waktu, hingga kondisi lidah pendek ini bisa diatasi dengan sendirinya.
Jika bayi dengan tongue-tie masih mengalami kesulitan menyusui, tim perawatan akan mencoba mengatasi masalah tersebut tanpa operasi. Mungkin akan disarankan untuk terapi dengan:
- Dokter anak
- Dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT)
- Perawat atau konsultan laktasi
- Terapis wicara-bahasa
Akan tetapi, jika tongue-tie yang dialami bayi menyebabkan ia kesulitan makan atau menyusui, bahkan hingga kekurangan nutrisi, dokter akan melakukan prosedur bedah. Langkah pengobatan ini juga ditentukan sesuai dengan tingkat keparahan. Jika operasi diperlukan, dokter THT akan melakukan:
1. Bedah Frenotomi
Dokter memotong frenulum dengan pisau bedah, laser, atau gunting. Prosedur sederhana dan cepat ini sering dilakukan tanpa anestesi pada bayi berusia kurang dari 3 bulan karena area tersebut memiliki sedikit ujung saraf atau pembuluh darah. Ini aman untuk dilakukan dan dievaluasi sambil rawat jalan. Ini dilakukan pada kondisi yang tergolong ringan.
2. Bedah Frenuloplasty
Untuk anak yang lebih besar atau jika frenulum terlalu tebal untuk frenotomi sederhana, dokter akan melakukan operasi untuk membebaskannya. Anak mendapat anestesi umum untuk tidur melalui prosedur dan tidak merasakan sakit. Jika jahitan digunakan untuk menutup sayatan, jahitan akan larut dengan sendirinya.
Artikel terkait: Lidah bayi berwarna putih, berbahayakah? Kenali penyebab dan cara mengatasinya berikut ini
Biaya Operasi
Di Indonesia, biaya operasi pemisahan atau frenotomy berkisar mulai dari Rp 1,3 juta, semua tergantung dengan kondisi anak dan obat yang digunakan.
Langkah Pencegahan
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab dan langkah mencegah kondisi ini. Namun, Parents masih bisa mencegah agar kondisi ini tidak menimbulkan komplikasi serius pada si kecil.
Komplikasi
Sementara itu, komplikasi dari kondisi lidah pendek ini juga tidak hanya akan menimbulkan masalah dalam hal menyusui. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini pun dapat berisiko mengganggu perkembangan mulut bayi seperti berbicara dan menelan makanan di kemudian hari.
Beberapa komplikasi atau dampak yang perlu diwaspadai dari kondisi ini, di antaranya adalah:
- Bayi akan kesulitan menyusu dan akhirnya menyebabkan kurangnya asupan nutrisi penting untuk tumbuh kembangnya.
- Berisiko membuat anak sulit bicara terutama mengeluarkan suara seperti ‘t’,’r’, ‘l’, ‘th’, hingga ‘s’.
- Lidah Si Kecil berfungsi untuk membersihkan sisa makanan yang menempel pada gigi atau di sela-sela gusinya. Jika frenulum lidah anak pendek, maka fungsi tersebut tidak bisa berjalan dengan baik sehingga menimbulkan masalah seperti infeksi pada gusi.
- Kondisi ini juga bisa menimbulkan risiko membuat anak menjadi kesulitan melakukan aktivitas menggunakan lidahnya di kemudian hari. Misalnya, menjilat es krim atau pun memainkan alat musik tiup.
Artikel terkait: Menangani lidah putih bayi yang sering membuatnya rewel dan enggan menyusu
Kapan Harus ke Dokter?
Kita tahu bahwa kondisi ini bisa memicu masalah-masalah kesehatan yang krusial, seperti penurunan berat badan dan kegagalan untuk berkembang pada masa bayi. Selain masalah makan, tongue-tie juga dapat menyebabkan masalah oklusi gigi (misalignment) dan kesehatan ortodontik.
Beberapa orangtua mungkin memilih untuk tidak merawat kondisi karena mereka telah disarankan bahwa itu akan meregang seiring waktu. Namun, pada penelitian terbaru mengatakan kalau frenulum terdiri dari sejumlah besar sel kolagen yang tidak bisa meregang.
Dan meskipun beberapa kondisi ini memang tidak menimbulkan masalah yang signifikan. Namun, beberapa bayi mungkin saja mengalami komplikasi akibat hal ini. Oleh karena itu, segeralah periksakan si kecil ke dokter anak jika ia mengalami gejala yang telah disebutkan. Terlebih jika Bunda juga mengalami kondisi seperti:
- Selalu merasa sakit pada puting payudara saat dan setelah menyusui
- Terjadinya peradangan pada payudara
- Mengalami mastitis
- Kadar ASI menjadi sedikit
- Puting payudara pecah-pecah dan terasa perih saat disentuh.
Pertanyaan Populer
Parents mungkin khawatir dengan kondisi anak yang mengalami kondisi ini. Pasalnya, ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan sang anak yang berhubungan dengan kemampuan oromotor. Untuk menebus rasa penasaran Bunda, berikut beberapa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan terkait kondisi ini.
Apakah tongue tie bisa sembuh sendiri?
Tongue-tie yang tidak diobati mungkin tidak menimbulkan masalah saat anak bertambah besar, dan sesak apa pun dapat hilang secara alami saat mulut berkembang.
Apakah tongue tie berbahaya?
Tongue-tie dapat memengaruhi perkembangan mulut bayi, serta cara dia makan, berbicara, dan menelan. Misalnya, masalah menyusui, kesulitan bicara, kebersihan mulut yang buruk (kerusakan gigi dan radang gusi), serta tantangan dengan aktivitas oral lainnya (seperti menjilat es krim, menjilat bibir, berciuman, atau memainkan alat musik tiup).
Apakah bayi tongue tie bisa menyusu dengan normal?
Beberapa bayi dengan tongue-tie dapat menyusu tanpa masalah. Jika bayi dengan tongue-tie tidak dapat menggerakkan lidah atau mempertahankannya pada posisi yang benar, mereka mungkin mengunyah puting alih-alih mengisap. Hal ini dapat menyebabkan nyeri puting, serta mengganggu kemampuan bayi untuk mendapatkan ASI yang dapat menyebabkan nutrisi yang tidak memadai dan gagal tumbuh.
Apa ciri-ciri tongue tie pada bayi?
Beberapa bayi yang mengalami kondisi ini memiliki ciri-ciri, yaitu:
- Kesulitan mengangkat lidah ke gigi atas atau menggerakkan lidah dari sisi ke sisi
- Kesulitan menjulurkan lidah melewati gigi depan bawah
- Lidah yang tampak berlekuk atau berbentuk hati saat dijulurkan.
Apakah anak tongue tie harus dipotong?
Perawatan tidak selalu dibutuhkan, jika bayi mengalami tongue-tie tetapi dapat menyusu tanpa masalah. Namun, jika dibutuhkan, tongue-tie dapat ditangani dengan pembedahan untuk melepaskan frenulum (frenotomy). Semua tergantung dari hasil pemeriksaan dokter.
Operasi tongue tie ke dokter apa?
Umumnya, dokter anak akan memeriksa lidah untuk mengecek kondisi tongue-tie. Jika diperlukan operasi, maka dokter bedah anak akan bertindak.
Apakah tongue tie menyebabkan cadel?
Ada berbagai penyebab anak mengalami cadel. Salah satunya adalah tongue-tie di mana lidah tertambat ke dasar mulut yang menyebabkan masalah dengan kejelasan ucapan anak. Biasanya huruf konsonan yang sulit untuk diucapkan adalah ‘t’,’r’, ‘l’, ‘dz’, ‘z’, ‘th’, hingga ‘s’.
Kendati demikian, melansir Spaulding Rehabilitation Hospital, ada kesalahpahaman bahwa ikatan lidah akan menyebabkan masalah dengan kejelasan ucapan anak, atau bahwa seorang anak mungkin tidak dapat berbicara karena frenulum lingual yang terbatas. Terlepas dari kepercayaan umum ini, tidak ada bukti dalam literatur ilmiah bahwa ankyloglossia biasanya menyebabkan gangguan bicara.
Terlepas dari itu, untuk lebih detailnya, kunjungi dokter anak dan lakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui kondisinya. Terlebih jika Si Kecil sudah menunjukkan gejala tongue tie yang telah disebutkan. Semoga bermanfaat!
***
Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah & Nikita Ferdiaz
Baca juga:
Busui wajib Tahu! Gejala dan Cara Mengatasi Lip Tie pada Bayi
Perlukan Bayi Dipijat? Ini Fakta dan Panduan Memijat Bayi
Cadel, Penyebab dan Terapinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.