Bunda, sakit kepala pasca melahirkan sering terjadi pada perempuan yang baru saja melewati proses persalinan.
Diketahui, sejumlah perempuan mengalami sakit kepala di minggu pertama setelah melahirkan, meski tidak semua ibu mengalaminya.
Umumnya, gejala sakit kepala bisa dirasakan dalam waktu 24 jam hingga 6 minggu setelah bayi lahir.
Gejala sakit kepala ini biasanya tergolong ringan, tetapi bila dirasakan lebih dari 24 jam setelah proses persalinan dan sangat mengganggu, Bunda perlu mewaspadai dan mencari tahu penyebabnya.
Jenis Sakit Kepala Pasca Melahirkan (Postpartum Headache)
Ada banyak jenis sakit kepala yang mungkin Bunda alami selama periode pascamelahirkan, dan tingkat keparahannya juga beragam. Sakit kepala setelah melahirkan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
- Primer, yang termasuk sakit kepala tegang dan migrain
- Sekunder, yang disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya.
Perlu diketahui, proses persalinan membuat tubuh ibu mengalami perubahan dan adaptasi, termasuk perubahan hormon, efek obat bius, dan pola tidur yang terganggu.
Sakit Kepala Serius
Melansir dari situs Verrywellhealth, contoh sakit kepala yang jarang tetapi berbahaya yang memerlukan perhatian medis segera meliputi:
- Trombosis sinus dural
- Perdarahan subarakhnoid
- Meningitis
- Apopleksi hipofisis
- Diseksi arteri dan stroke.
Biasanya, proses melahirkan baik caesar dan normal akan memiliki efek samping berupa sakit kepala. Lalu, apa saja penyebab sakit kepala tersebut?
Penyebab Sakit Kepala Pasca Melahirkan
1. Stres dan Kelelahan
Persalinan merupakan proses yang menyita energi dan pikiran, Bun. Maka itu, berbagai bentuk kecemasan biasanya akan muncul dalam benak Bunda, terutama terkait keselamatan si jabang bayi.
Selain itu, ibu yang melalui persalinan normal sangat mungkin merasa kelelahan saat mengejan ketika proses kelahiran. Ditambah lagi, ibu juga mungkin kurang tidur.
Beberapa faktor tersebut pada akhirnya membuat ibu merasa pusing dan sakit kepala setelah bayi lahir.
2. Dehidrasi
Setelah bayi akhirnya lahir, perhatian dan fokus seorang ibu tercurah sepenuhnya untuk si buah hati. Ibu pun berusaha memberikan yang terbaik dengan ASI eksklusif.
Hanya saja, terkadang pemberian ASI tidak diimbangi dengan asupan cairan yang mencukupi sehingga ibu mengalami dehidrasi. Akibatnya, kepala terasa tegang dan mungkin terasa sakit di kedua sisinya.
Sakit kepala akibat dehidrasi gejalanya mirip dengan sakit kepala karena stres dan kelelahan. Rasa sakitnya bisa berlangsung 30 menit atau bertahan hingga seminggu.
3. Preeklamsia
Dalam sebuah penelitian yang terbit di American Journal of Obstetrics & Gynecology, para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Cincinnati mengkaji hasil dari 95 wanita dengan sakit kepala setelah melahirkan.
Hasilnya diketahui bahwa hampir 50% dari sakit kepala postpartum adalah migrain atau sakit kepala tipe tegang. Sebanyak 24% disebabkan oleh preeklamsia atau eklampsia.
Preeklamsia adalah kondisi sangat serius yang dapat terjadi sebelum atau setelah melahirkan.
Saat itulah Anda memiliki tekanan darah tinggi dan mungkin protein dalam urine. Ini dapat menyebabkan kejang, koma, atau jika tidak diobati, bisa berisiko menimbulkan kematian.
Sakit kepala yang disebabkan oleh preeklamsia bisa lebih parah dan dapat disertai rasa berdenyut, memburuk dengan aktivitas fisik, dan terjadi di kedua sisi kepala.
Kondisi ini mungkin juga diikuti perubahan penglihatan, sakit perut bagian atas, penurunan kebutuhan untuk buang air kecil, dan sesak napas.
Artikel terkait: 10 Hal yang Paling Sering Sebabkan Sakit Kepala Sebelah Kanan, Cek Parents!
4. Perubahan Hormon
Penyebab selanjutnya sakit kepala setelah melahirkan adalah perubahan hormon. Ya, faktor hormonal ini diduga juga memicu serangan migrain atau sakit kepala yang dirasakan para ibu.
The American Migraine Association menyatakan bahwa 1 dari 4 perempuan akan mengalami migrain dalam dua minggu pertama setelah melahirkan.
Kondisi ini diduga terjadi karena penurunan hormon yang terjadi pada hari-hari pertama setelah melahirkan.
5. Efek Samping Obat Bius
Jika Bunda melahirkan dengan operasi caesar, sakit kepala bisa disebabkan efek samping dari obat bius yang diberikan.
Sakit kepala dapat terjadi karena suntikan epidural atau tulang belakang yang diberikan sebelum persalinan, yang secara tidak sengaja menusuk dura prior.
Hal ini dapat menyebabkan sakit kepala parah dalam 72 jam pertama setelah prosedur bedah. Rasa sakit dan pusing terutama terasa ketika berdiri atau duduk tegak.
Sakit kepala akibat efek samping obat bius dapat disertai gejala lain, seperti leher kaku, mual dan muntah, serta perubahan penglihatan dan pendengaran.
6. Depresi Pascamelahirkan
Faktor lain yang juga mungkin jadi penyebab sakit kepala setelah melahirkan adalah depresi pascapersalinan. Kondisi mental ini dapat memengaruhi ibu secara berbeda.
Depresi setelah melahirkan bisa disertai beberapa gejala lainnya. Misalnya, kecemasan dan lekas marah, lelah, merasa bersalah, merasa tidak berharga, putus asa atau tidak berdaya, kurang nafsu makan, kesulitan berpikir, sering atau lama menangis, serta menarik diri dari lingkup sosial.
7. Kondisi Medis yang Serius
Tidak menutup kemungkinan, sakit kepala pasca melahirkan dipicu oleh kondisi medis lainnya yang lebih serius. Namun demikian, hal ini relatif jarang terjadi.
Contoh sakit kepala yang jarang tetapi berbahaya yang memerlukan perhatian segera, antara lain trombosis sinus dural, perdarahan subarachnoid, meningitis, apopleksi hipofisis, serta diseksi arteri dan stroke.
Artikel terkait: 10 Cara Mengatasi Sakit Kepala Area Belakang, Coba Lakukan Parents!
Apakah Sakit Kepala Pasca Melahirkan Berbahaya?
Sakit kepala postpartum terjadi tepat setelah melahirkan, biasanya dalam enam minggu pertama. Seperti yang sudah disebutkan di atas, sakit kepala ini dapat terjadi karena berbagai alasan yang berbeda.
Akan tetapi, biasanya rasa nyeri yang terasa di area kepala ini dipicu beberapa perubahan fisik dan emosional ibu setelah melahirkan. Misalnya kurang tidur, stres, dehidrasi, dan perubahan kadar hormon.
Secara umum, sakit kepala setelah melahirkan adalah kondisi yang tidak perlu dikhawatirkan. Pasalnya, sebagian besar sakit kepala dapat dikelola dengan istirahat yang cukup, makan sehat, dan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas.
Meski terkadang, sakit kepala pascapersalinan adalah tanda dari kondisi yang lebih serius, seperti preeklampsia.
Jika sakit kepala pascapersalinan tergolong parah atau disertai gejala lain, segera hubungi dokter.
Beberapa gejala yang harus diwaspadai, antara lain:
- Kehilangan penglihatan
- Muntah
- Sakit kepala datang tiba-tiba
- Detak jantung cepat
- Tekanan darah tinggi
- Penurunan kesadaran
- Perdarahan hebat
- Lengan atau kaki terasa lemah atau mati rasa
- Leher terasa kaku
- Berbeda dari migrain biasa
- Sakit kepala menjadi lebih buruk dalam waktu singkat
- Sakit kepala berubah ketika berpindah posisi
- Nyeri terasa mengganggu tidur di malam hari.
Ini adalah tanda-tanda darurat medis yang membutuhkan perhatian segera. Dokter akan memeriksa kondisi ibu dan mungkin juga menyarankan tes untuk mengetahui apa yang mungkin menyebabkan sakit kepala.
Artikel terkait: Sakit kepala tak harus minum obat, coba dulu 9 makanan pereda sakit kepala ini
Cara Mengatasi Sakit Kepala Pasca Melahirkan
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit kepala setelah melahirkan ialah mengonsumsi obat seperti paracetamol atau ibuprofen.
Meskipun obat-obatan tersebut dapat Bunda dapatkan dengan mudah di apotek tanpa resep, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
Bunda juga dapat memperbaiki waktu tidur yang terganggu, untuk mencegah sakit kepala dirasakan terus-menerus. Beristirahatlah di ruangan yang gelap dan sunyi.
Meskipun sulit mendapatkan pola tidur yang normal, Bunda bisa meminta bantuan pasangan untuk bergantian menjaga si buah hati.
Tidak kalah penting, perhatikan pola makan. Konsumsi makanan bergizi seimbang setiap hari dan penuhi kebutuhan cairan dengan minum air putih secara teratur.
Minum sedikit kafein dipercaya dapat meredakan sakit kepala setelah melahirkan. Termasuk sakit kepala tulang belakang yang mungkin dirasakan para ibu yang menjalani epidural untuk anestesi selama persalinan.
Saat sakit kepala menyerang, Bunda juga bisa menggunakan kompres dingin atau kompres es. Cara ini akan meringankan nyeri dan membuat perasaan lebih rileks.
Bila sakit kepala masih berlanjut atau frekuensinya semakin sering, maka segera periksakan diri ke dokter.
Jika sakit kepala disebabkan oleh masalah kesehatan lain, dokter mungkin akan memberi cairan infus, obat tekanan darah tinggi, atau obat nyeri lain yang aman untuk menyusui. Serta, dokter mungkin juga merekomendasikan bed rest selama proses penyembuhan.
Baca juga:
Setelah Melahirkan Belum Haid Bolehkah KB? Berikut Penjelasannya!
11 Risiko Penyakit yang Timbul Setelah Operasi Caesar, Bunda Harus Waspada!
Ibu ini bagikan tips atasi sakit di vagina setelah melahirkan, Bunda wajib baca!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.