10 Jenis Pemeriksaan Kehamilan Trimester Ketiga, Jangan Terlewat!
Cek jenis-jenis pemeriksaan kehamilan trimester ketiga untuk memantau kesehatan Bunda dan janin berikut ini, yuk!
Saat HPL semakin dekat, jangan sampai melewatkan pemeriksaan kehamilan trimester ketiga ya, Bunda.
Di fase ini, biasanya dokter akan lebih intens memantau kondisi kehamilan dan bayi di dalam kandungan.
Sebetulnya pemeriksaan yang dilakukan di trimester ketiga ini hampir sama dengan kunjungan Bunda di trimester pertama dan kedua.
Namun, di trimester terakhir masa kehamilan ini biasanya dokter atau bidan akan melakukan beberapa evaluasi tambahan yang dibutuhkan.
Apa saja? Mari membaca artikel ini sampai habis ya, Parents.
Artikel Terkait: Kehamilan Trimester Ketiga, Apa Saja Yang Harus Diperhatikan Bumil?
Daftar isi
Pemeriksaan Kehamilan Trimester Ketiga yang Harus Dilakukan
Di trimester akhir, jadwal pemeriksaan adalah sebagai berikut:
- Satu kali di usia kandungan 28 minggu.
- Satu kali di usia kandungan 32 minggu.
- Satu kali di usia kandungan 36 minggu.
- Seminggu sekali sejak usia kandungan 37 minggu sampai waktu persalinan tiba.
Berikut pemeriksaan kehamilan yang perlu dilakukan pada Bunda dan janin menjelang persalinan.
Pemeriksaan Kondisi Janin
Menjelang kelahiran, ada beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan terhadap janin untuk memastikan kesehatannya dan mendeteksi dini masalah tertentu pada janin Bunda.
1. Berat Badan Janin
Meskipun berat badan janin yang pasti belum bisa diketahui, tetapi dokter atau bidan akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memperkirakan BBJ (Berat Badan Janin) melalui beberapa cara.
Misalnya pengukuran fundus uteri, USG, serta perhitungan akumulasi berat badan ibu.
Memperkirakan berat badan janin ini sangat penting untuk menentukan metode persalinan. Apalagi jika Bunda ingin melahirkan secara normal, berat badan bayi tidak boleh lebih dari 3 kg.
Untuk berat badan bayi tergolong besar, dokter akan menganjurkan persalinan caesar.
2. Posisi Janin
Pemeriksaan penting lainnya yang akan dilakukan di trimester ketiga adalah pemeriksaan Manuver Leopold.
Dokter dapat mengetahui posisi janin dalam rahim melalui pemeriksaan tersebut, sehingga dapat menyarankan metode persalinan yang sesuai.
Pemeriksaan akan dilakukan melalui 4 tahap, yakni: Mengidentifikasi posisi kepala janin, bokong, tulang belakang, serta anggota geraknya.
Jika hasil Manuver Leopold belum cukup jelas, dokter atau bidan akan melakukan USG untuk membantu menentukan posisi bayi.
Apabila posisi kepala bayi mengarah ke bagian bawah, itu artinya normal dan ada kemungkinan Bunda bisa melahirkan secara alami.
Namun, posisi janin bisa saja sungsang, yakni jika posisi kepalanya berada di atas, sedangkan bokong dan kakinya berada di bawah.
Kemungkinan dokter akan mengambil tindakan caesar apabila menjelang HPL posisi janin tidak ada perubahan.
Artikel terkait: Kehamilan Trimester Ketiga, Apa Saja yang Dirasakan Ibu Hamil?
3. Gerakan Janin
Memasuki bulan ketujuh kehamilan, biasanya Bunda akan merasakan gerakan aktif janin dalam kandungan dengan merasakan tendangannya. Melalui pergerakan tersebut, Bunda akan tahu apakah janin sehat atau tidak.
Selain itu, dokter ataupun bidan akan melakukan pemeriksaan melalui tes USG dan kardiotokografi untuk memantau gerakan janin.
Bunda juga dapat menghitung gerakan janin sendiri di rumah, caranya adalah dengan meraba perut.
Janin biasanya bergerak minimal 10 kali dalam 2 jam setidaknya sekali sehari dan semakin aktif di malam hari.
Jika tidak ada pergerakan, mungkin ia sedang tidur. Bunda bisa membantu membangunkan bayi dengan memberinya rangsangan suara atau cahaya.
4. Skrining Streptokokus Grup B
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi dini gangguan pada bayi yang disebabkan infeksi. Jika Bunda ingin melakukan pemeriksaan ini, memang perlu mempersiapkan biaya yang lebih.
Namun, Bunda bisa tetap berkonsultasi dengan dokter atau bidan tentang keluhan-keluhan yang dirasakan agar bisa dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
5. Detak Jantung Bayi
Di trimester ketiga memantau detak jantung menjadi hal yang penting. Memantau detak jantung bayi juga penting dilakukan untuk mengetahui apakah janin dalam kondisi normal atau ada masalah tertentu.
Biasanya dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan detak jantung setiap kali Bunda melakukan pemeriksaan.
Artikel terkait: 6 Manfaat Konsumsi Kacang Hijau saat Trimester Ketiga, Baik untuk Bunda dan Janin
Pemeriksaan Kondisi Bunda
Selain pemeriksaan terhadap janin, di trimester ketiga ini pemeriksaan kondisi Bunda pun perlu dilakukan agar dokter atau bidan mengetahui sejauh mana Bunda siap untuk melakukan proses persalinan.
1. Pemeriksaan Serviks
Jelang persalinan, serviks akan mengalami perubahan karena meningkatnya kadar hormon estrogen. Hal itu menyebabkan jumlah lendir pada serviks meningkat.
Apalagi jika sudah mendekati hari perkiraan lahir, serviks juga akan terbuka sekitar 1-2 cm. Hal ini menandakan bahwa Bunda sudah siap melahirkan.
2. Pemeriksaan Lebar Panggul
Panggul memiliki peran penting dalam proses persalinan sebagai jalan keluarnya bayi.
Biasanya pemeriksaan lebar panggul dilakukan pada kehamilan minggu ke-36. Pemeriksaan ini pun wajib Bunda lakukan untuk menentukan metode persalinan.
Jika Bunda ingin melakukan proses persalinan secara normal maka lebar panggulnya harus besar. Sementara jika panggul Bunda kecil, kemungkinan kelahiran normal akan sulit dilakukan.
3. Pemeriksaan Urine Lengkap
Pemeriksaan ini pun perlu dilakukan untuk mengetahui kadar gula, protein, dan bakteriuria dalam urine.
Salah satu penyakit yang bisa terdeteksi melalui pemeriksaan urine adalah infeksi saluran kemih atau mencegah preeklampsia.
Infeksi yang satu ini cukup membahayakan bagi ibu hamil, sebab dapat meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur.
Konsultasikan dengan dokter bila hasil pemeriksaan urine lengkap yang Bunda lakukan menunjukkan kondisi yang positif.
Artikel terkait: 5 Jenis Olahraga Ibu Hamil Trimester Ketiga, Mana Favorit Bunda?
4. Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan ini sangat perlu dilakukan oleh Bunda di kehamilan trimester ketiga.
Biasanya dokter atau bidan akan meminta Bunda melakukan pemeriksaan darah lengkap untuk mengidentifikasi berbagai macam penyakit, seperti kolesterol, diabetes, hepatitis, asam urat, dan rubella.
Melalui tes darah, para tenaga medis juga bisa mengetahui apakah Bunda mengalami anemia atau tidak.
Apalagi jika kehamilan Bunda mengalami gangguan tertentu atau hamil anak kembar, maka pemeriksaan berikut akan dianjurkan:
- Tes Stress Contraction (CST)
Pemeriksaan ini penting dilakukan terutama jika Bunda memiliki kehamilan berisiko tinggi.
Menggunakan alat monitor fetus, respons detak jantung bayi terhadap kontraksi yang dirangsang oleh oksitosin atau stimulasi pada puting payudara akan diukur.
Hal ini dilakukan agar dokter dapat menilai apakah bayi dapat bertahan melalui tekanan pada saat persalinan.
- Tes Non-stress
Pemeriksaan ini ditujukan untuk Bunda yang sedang hamil anak kembar atau ibu hamil yang memiliki diabetes dan tekanan darah tinggi.
5. Amniosentesis
Amniosentesis adalah pemeriksaan untuk memastikan kondisi kesehatan bayi.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan adanya kelainan janin, fibrosis kistik, atau spina bifida pada bayi dalam kandungan.
Pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk memastikan fungsi paru-paru janin dan memastikan kondisi kesehatan bayi secara optimal.
Ada beberapa ibu hamil yang dianjurkan melakukan amniosentesis, yaitu yang memiliki kondisi berikut ini:
- Hasil USG dan pemeriksaan darah abnormal
- Wanita dengan riwayat kelainan kromosom dalam keluarga.
- Hamil di atas usia 40 tahun.
Artikel Terkait: Tes Amniocentesis untuk Ibu Hamil, Kenali Fungsi, Prosedur, hingga Risikonya
Bunda, demikian beragam pemeriksaan kehamilan trimester ketiga yang tidak boleh diabaikan, bahkan wajib dilakukan.
Jangan sampai terlewat, ya, ini semua demi kesehatan Bunda dan buah hati.
***
Baca juga:
Mengenal Mucus Plug, Sumbat Lendir yang Berperan Penting bagi Bumil
Bumil, Ini 8 Tips Merencanakan Cuti Melahirkan yang Perlu Disimak