Warga daerah Pati atau penduduk di wilayah Jawa Tengah pasti tak asing dengan kuliner yang satu ini. Nasi Gandul merupakan salah satu makanan khas Pati yang telah melegenda sejak tahun 1950-an.
Simak ulasan lengkap mengenai nasi gandul berikut ini.
Apa Itu Nasi Gandul?
Foto: Tangkapan Layar Youtube Separuh Aku Lemak
Laman Kemendikbud memaparkan bahwa nasi gandul atau yang juga biasa disebut sego gandul oleh warga lokal, adalah sebuah sajian nasi yang diberi irisan daging sapi atau empal, bisa juga dilengkapi dengan irisan jeroan sapi, kemudian disiram dengan kuah berempah di atas nasinya langsung.
Salah satu yang unik dari sego gandul ialah, nasinya disajikan di atas alas daun pisang yang diletakkan di atas piring keramik.
Pada masa dahulu, sego gandul dihargai cukup mahal, mengingat bahan lauknya adalah daging sapi, yang merupakan komoditas mahal. Hal ini membuat rakyat kalangan bawah tak mampu membelinya.
Dari masa ke masa, sego gandul mengalami perkembangan. Baik dari segi isian lauknya maupun harganya yang mengikuti arus inflasi dan nilai tukar rupiah serta harga bahan baku.
Kini, sego gandul tidak hanya diberi lauk empal dan jeroan sapi, tapi juga telor bacem dan tempe yang dirisi tipis kemudian digoreng kering.
Artikel terkait: 5 Resep Tempe dan Tahu Bacem, Olahan Praktis yang Legit Sekaligus Gurih!
Sejarah Sego Gandul
Sumber: Instagram @rini_kitchen dan @salisali0808
Melansir dari laman Kebudayaan Kemdikbud, dipercaya bahwa sego gandul dipopulerkan oleh Pak Meled, seorang warga dari desa Gajahmati yang pertamakali berjualan sego gandul pada tahun 1955. Usaha sego gandul Pak Meled diteruskan oleh menantunya setelah beliau meninggal di tahun 2002. Hingga saat ini, Desa Gajahmati dikenal sebagai pelopor dan pusat Sego Gandul di Pati, Jawa Tengah.
Asal Nama Nasi Gandul
Nama sego gandul diketahui berasal dari para pembeli sego gandul. Sego bermakna nasi, dan gandul bermakna sesuatu yang menggantung. Bila ditelusuri asal usulnya, pada saat pertamakali dijajakan, sego gandul dijual dengan pikulan berisi dua buah wadah besar. Satu wadah berupa kuali untuk kuah, dan satu wadah lagi merupakan bakul berisi nasi dan alat makan.
Pikulan dengan perlengkapan berjualan tersebut dijajakan secara keliling dengan berjalan kaki, dan kedua wadah besar menggantung di kedua sisi. Sehingga tampak menggantung dan bergoyang kesana kemari seirama langkah kaki sang penjual. Sebab itulah kuliner ini dinamakan nasi gandul, dan nama ini melekat hingga sekarang meski sego gandul tak lagi dijual dengan cara dipikul, melainkan di warung makan. Atau berjualan di pinggir jalan.
Foto: Tangkapan Layar Youtube Separuh Aku Lemak
Versi lain dari asal muasal nama sego gandul dituturkan oleh Sardi, salah seorang penjual nasi gandul di Pati sejak tahun 1978.
Pak Sardi mengatakan, “Nasi gandul itu masak dagingnya, daging sapi, kan sapi dipotong sore hari, lalu pahanya sapi digantungkan dan dipotong, terus diiris untuk dicampur kuah. Itu namanya nasi gandul, karna paha sapi digantung.”
Jadi, kalau dari versi Pak Sardi, dasar dari penamaan ‘gandul’ pada sego gandul bukan karena cara jualannya yang dipikul, melainkan karena paha sapinya yang digantung sebelum dipotong untuk dijadikan lauk.
Yang manapun versinya, kalau kata Youtuber Sari dari Channel Separuh Aku Lemak: “Nasi Gandul memang Endul!”
Artikel terkait: 7 Tempat Wisata Kuliner di Solo yang Wajib Parents Kunjungi
Resep Nasi Gandul
Sumber: Instagram @taunyamakan dan @henjiwong
Tak perlu jauh-jauh pergi ke Jawa Tengah jika Anda ingin mencicipi kelezatan sego gandul, bisa bikin sendiri kok di rumah dengan resep berikut ini!
Bahan-bahan:
- 500 gram daging sapi
- 350 gram jeroan sapi (usus, babat, paru)
- 1 liter santan
- 2 batang serai, memarkan
- 1 ruas lengkuas, memarkan
- 1 sdm gula merah sisir
- 2 lembar daun salam
- 5 lembar daun jeruk
- 1 sdt kaldu bubuk
- 4 sdm kecap manis
- 1/2 sdt pala bubuk
- Garam secukupnya
Bumbu halus:
- 10 butir bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 1 ruas kencur
- 3 cabai merah besar, rebus dulu
- 4 butir kemiri, sangrai
- 1 sdm ketumbar, sangrai
- 1/2 sdt terasi matang
Pelengkap:
- Sambel
- Bawang goreng
- Tempe goreng
- Perkedel
- Empal gunting
- Telor bacem
Cara membuat:
- Didihkan air, masukkan jeroan, rebus 10 menit. Angkat lalu buang airnya agar tidak bau amis. Ganti air baru lalu rebus lagi sampai jeroaan empuk. Angkat, lalu potong-potong.
- Tumis bumbu halus sampai wangi, dengan menggunakan api kecil. Masukkan serai, daun jeruk, dan daun salam, aduk sampai bumbu matang.
- Masukkan daging, aduk sampai berubah warna. Tuangi air, masak sampai daging empuk.
- Masukkan jeroan ke dalam rebusan daging, tuangi santan, bumbui garam, gula, pala bubuk, kecap manis dan lada bubuk. Masak sampai bumbu meresap. Koreksi rasa, bila sudah pas, matikan api.
- Penyajian: siapkan piring yang sudah dialasi daun pisang, tata nasi diatasnya, beri potongan daging lalu siram dengan kuah. Taburi bawang goreng, sajikan dengan pelengkap.
Artikel terkait: Resep Nasi Liwet, Versi Solo dan Sunda Ternyata Berbeda
Itulah sejarah dan resep nasi gandul yang nikmat menggugah selera. Apakah Parents pernah mencicipi kuliner khas Jawa Tengah ini?
Baca juga:
Inilah Sederet Fakta Menarik di Balik Lezatnya Lumpia Semarang, Cek di Sini!
Perlu Dicoba! Intip 5 Resep Makanan Khas Jogja yang Lezat Banget
10 Resep Masakan Khas Jawa Tengah yang Sedap, Jadi Kangen Kampung Halaman
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.