Usai proses melahirkan yang penuh perjuangan, merawat bayi kini pastinya menjadi prioritas utama Bunda. Namun, jangan lupa bahwa asupan makanan juga perlu diperhatikan agar proses pemulihan berlangsung cepat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui beberapa makanan yang dilarang setelah melahirkan normal maupun caesar.
Tahukah Bunda, makanan punya peran yang amat besar selama proses pemulihan pascapersalinan. Jenis makanan yang tepat akan memberikan suplai nutrisi dan segala manfaat yang dibutuhkan ibu.
Tidak hanya itu, makanan bergizi tinggi juga dibutuhkan untuk produksi ASI yang optimal. Dengan begitu, si kecil memperoleh asupan terbaik yang akan mendukung tumbuh kembangnya.
Sebaliknya, beberapa jenis makanan atau minuman tidak dianjurkan bagi ibu karena efek negatifnya. Makanan pantangan ini diketahui dapat membuat bayi lebih rewel, bahkan diduga bisa mengganggu perkembangan otaknya.
Lantas, makanan apa saja yang dilarang setelah melahirkan normal maupun caesar? Yuk, simak daftar lengkapnya berikut ini, Bunda!
8 Makanan yang Dilarang Setelah Melahirkan Normal dan Caesar
1. Makanan Laut yang Mengandung Merkuri Tinggi
Jenis makanan pertama yang tidak direkomendasikan untuk ibu setelah melahirkan adalah makanan laut atau seafood yang mengandung kadar merkuri yang tinggi.
Studi menemukan bahwa konsumsi seafood tinggi merkuri dapat mengganggu perkembangan otak dan sistem saraf bayi. Adapun seafood dengan kandungan merkuri tertinggi adalah yang berukuran besar, seperti ikan todak (swordfish), mackerel, dan tilefish.
Meski demikian, bukan berarti Bunda tidak boleh mengonsumsi ikan atau makanan laut lainnya, ya. Pasalnya, kandungan gizi ikan justru sangat dibutuhkan ibu dan bayi.
Pilihlah jenis seafood yang bebas kontaminasi. Contohnya, ikan yang memiliki kandungan merkuri terendah yaitu salmon, sarden, ikan kod, dan lele.
2. Gorengan dan Junk Food, Termasuk Makanan yang Dilarang Setelah Melahirkan Normal
Junk food dan makanan olahan lainnya tinggi akan kandungan kalori, lemak, gula, dan garam. Di sisi lain, jenis makanan tersebut sangat miskin zat gizi penting yang dibutuhkan selama masa pemulihan pascapersalinan, seperti protein, vitamin, mineral, dan serat.
Tidak cuma soal pemulihan, karena di saat yang sama, bayi yang sedang menyusu juga membutuhkan asupan ASI terbaik. Itu artinya, gorengan dan junk food bukanlah pilihan terbaik bagi Bunda dan si kecil.
Prioritaskan konsumsi makanan padat gizi, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, buah segar, sayuran, yoghurt, keju, susu, daging, dan ikan.
Artikel terkait: Tips Perawatan Pasca Melahirkan Normal dan Caesar yang Aman, Ini yang Perlu Dilakukan
3. Makanan yang Memicu Alergi
Terutama jika dalam keluarga ada riwayat alergi makanan, maka Bunda perlu berhati-hati saat mengonsumsi jenis makanan tertentu. Makanan yang umumnya menyebabkan alergi antara lain kacang tanah, telur, susu, kerang, ikan, gandum, dan kedelai.
Bayi yang mengalami alergi akan terlihat dari reaksi tubuhnya. Biasanya, ini terjadi dengan cepat dalam beberapa menit setelah terpapar alergen.
Adapun gejala alergi pada bayi umumnya berupa kulit memerah atau ruam dan gatal, pembengkakan wajah, lidah atau bibir, mata merah, gatal, berair, muntah, diare, batuk dan mengi, hidung meler, hingga sulit bernapas.
4. Alkohol, Dilarang Setelah Melahirkan Normal maupun Caesar
Jenis makanan dan minuman selanjutnya yang dilarang setelah melahirkan normal maupun caesar adalah minuman beralkohol. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa minum alkohol saat menyusui akan memengaruhi ibu dan bayi.
Minum alkohol telah terbukti dapat menyebabkan kantuk, kelemahan, dan mengurangi kemampuan ibu dalam mengasuh bayi. Alkohol juga dapat mempengaruhi produksi ASI.
Pada bayi, alkohol dapat menyebabkan gangguan tidur, asupan ASI berkurang, keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan motorik, serta penambahan berat badan yang tidak normal.
5. Minuman Ringan/Bersoda
Minuman kalengan seperti cola adalah ‘kalori kosong’ yang pada dasarnya hanya dipenuhi dengan gula. Jenis minuman ini tidak memberikan asupan nutrisi kepada Bunda maupun si kecil, kecuali lonjakan kalori yang akan didapatkan segera setelah mengonsumsinya.
Lonjakan energi yang terjadi dalam sekejap mungkin akan membuat Bunda merasa lebih mudah lelah setelah tubuh membakar banyak gula. Minuman ringan juga akan menambah kalori ekstra yang tidak memiliki nilai, itu artinya, bersiap-siaplah dengan penumpukan lemak atau kelebihan berat badan.
Artikel terkait: 10 Tips Meredakan Nyeri Pasca Melahirkan, Simak Caranya, Bun!
6. Kopi dan Teh dalam Jumlah Berlebih
Mengonsumsi minuman berkafein seperti kopi dan teh dalam jumlah sedang pada dasarnya tidak akan berdampak buruk bagi bayi. Dalam hal ini, para ahli menyebut jika 200-300 mg kafein setiap hari masing tergolong aman. Ini setara dengan 2-3 cangkir (ingat, cangkir, bukan gelas) teh atau kopi.
Adapun konsumsi minuman berkafein secara berlebihan akan memengaruhi bayi. Beberapa efek negatifnya seperti iritabilitas, pola tidur yang buruk, kegelisahan, dan rewel.
Bayi prematur dan bayi baru lahir memecah kafein lebih lambat daripada bayi yang lebih tua. Sehingga, efek samping kafein terhadap mereka lebih terlihat meski dalam jumlah sedikit.
Beberapa bayi bahkan bisa jadi lebih sensitif terhadap kafein daripada yang lain. Jika demikian, maka Bunda perlu benar-benar mengurangi asupan kafein atau tidak mengonsumsi kafein sama sekali sampai bayi sudah tidak menyusu lagi.
7. Makanan Bergas
Beberapa penelitian menemukan, selain makanan berkafein, makanan yang mengandung gas bisa memicu kolik pada bayi. Adapun contoh makanan bergas seperti kol, brokoli, kembang kol, dan bawang merah.
Pada bayi, kolik merupakan kondisi yang sangat umum dijumpai di masa awal kehidupannya. Bayi yang mengalami kolik akan menangis dan sulit ditenangkan.
Meski penyebab pasti kolik belum diketahui, para ahli menduga ini karena bayi kesulitan mencerna makanan lantaran sistem pencernaannya belum matang.
8. Makanan Pedas
Sebenarnya, larangan untuk mengonsumsi makanan pedas tidak berlaku untuk semua ibu. Ini hanya ditujukan bagi ibu dan bayi yang memang sensitif terhadap makanan pedas.
Jika bayi sensitif terhadap makanan pedas yang Bunda konsumsi, ia akan rewel setelah menyusu, menangis terus, tidur sangat sedikit, kerap terbangun tiba-tiba, dan tampak tidak nyaman.
Jadi, sangat penting untuk mengamati bagaimana respons si kecil setiap kali Bunda mengonsumsi makanan tertentu.
Risiko Mengonsumsi Makanan yang Dilarang Setelah Melahirkan Normal
Pola makan yang buruk akan membawa berbagai dampak buruk, tidak hanya bagi ibu namun juga bayi.
Pemulihan Lambat
Mengonsumsi makanan yang tidak berkualitas, akan membuat Bunda membutuhkan waktu terlalu lama untuk pulih dari efek melahirkan. Bunda akan lemah, pucat, dan sakit-sakitan selama berbulan-bulan.
Hal itu terjadi karena saat bayi menyusu terus-menerus, Bunda tidak mengimbanginya dengan asupan penuh gizi seperti makanan kaya protein, karbohidrat kompleks, serta sayuran dan buah-buahan kaya vitamin.
Mudah Infeksi, Efek Buruk Mengonsumsi Makanan yang Dilarang Setelah Melahirkan
Faktanya, pola makan yang buruk juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat Bunda rentan terhadap penyakit dan infeksi.
Masa setelah melahirkan adalah fase yang kritis. Ketika itu, tubuh kehilangan sebagian kemampuannya untuk melawan infeksi. Maka jika Bunda tidak mengomsumsi makanan sehat bergizi, kondisi fisik Bunda justru bisa memburuk.
Artikel terkait: 9 Manfaat mengonsumsi kunyit pasca melahirkan, Bunda perlu mencobanya!
Kulit Kusam
Tahukah Bunda, kondisi kulit bisa mencerminkan kecukupan asupan gizi. Jika seseorang memiliki pola makan yang buruk, ia cenderung memiliki kulit kusam dan bahkan kadang-kadang kulit mengalami peradangan.
Selain itu, nutrisi yang buruk juga dapat mempercepat penuaan kulit. Beberapa makanan memang terbukti menyebabkan penuaan dini, seperti makanan tinggi gula dan garam, makanan yang digoreng, serta minuman beralkohol.
Mengganggu Tumbuh Kembang Bayi
Seperti yang sudah disinggung di atas, minum alkohol apalagi dalam jumlah berlebihan tidak hanya memengaruhi kemampuan ibu dalam mengasuh bayi, tetapi juga bisa berefek negatif terhadap si kecil.
Sejumlah penelitian menemukan bahwa konsumsi alkohol dapat mengganggu produksi ASI. Pada akhirnya, ini bisa memengaruhi kecukupan asupan gizi si kecil.
Tak jauh berbeda dengan minuman berkafein. Beberapa efek negatif asupan kafein dalam jumlah berlebihan terhadap bayi antara lain iritabilitas, pola tidur yang buruk, kegelisahan, dan rewel.
Nah, itulah sederet makanan yang dilarang setelah melahirkan normal maupun caesar yang sebaiknya Bunda hindari. Tidak hanya menghambat proses penyembuhan atau pemulihan, beberapa di antaranya juga bahkan bisa memengaruhi tumbuh kembang si kecil. Jadi, selalu prioritaskan untuk mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, ya!
Baca juga:
Sering Sakit Kepala Setelah Melahirkan? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
5 Cara Tradisional untuk Perawatan Tubuh Pasca Melahirkan
id.theasianparent.com/tips-seks-pasca-melahirkan-untuk-para-ayah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.