Bermain di luar ruangan baik untuk perkembangan otak anak.
Perkembangan otak anak menarik untuk dipelajari
Selama ini kita menganggap memperdengarkan musik klasik pada bayi dalam rahim baik dapat menjadikannya jenius. Kita juga menganggap stres kurang baik untuk perkembangan otak anak. Lalu mengapa anak cepat menghafal sebuah lagu yang sedang ngehits di televisi?
Ilmu pengetahuan modern berhasil menyingkapkan beberapa hal menarik tentang perkembangan otak anak yang mungkin jauh di luar sangkaan Anda selama ini. Hal-hal unik apa sajakah itu?
1. Musik meningkatkan kemampuan bahasa anak
Menurut sebuah riset Northwestern University yang dipublikasikan oleh Journal of Neuroscience beberapa waktu lalu, mendengarkan musik membantu anak untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengenal aneka suku kata.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) yang mengikuti kelas musik selama dua tahun lebih mampu membedakan dua suku kata yang terdengar sama, daripada ABK yang hanya mengikuti kelas musik selama satu tahun. Beberapa aktivitas lain seperti membaca dan mendengarkan juga membantu meningkatkan kemampuan ini.
Mendaftarkan anak untuk les musik memang dapat mempercepat perkembangan otak anak dalam hal memahami dan mengucapkan suku kata. Namun, ada cara lain yang lebih praktis, yaitu memutar musik bergenre lembut (klasik, jazz, instrumental) ketika ia sedang bermain dan belajar.
2. Perkembangan otak anak dimulai sejak tahun-tahun pertama kehidupannya
Sekitar 700 hingga 1000 koneksi neural (saraf) terbentuk setiap detik pada tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak, menurut Harvard Center on the Developing Child (HCDC). Dan pada usia 3 tahun jumlah ini bertambah menjadi 1000 triliun koneksi neural dalam otak anak.
Baca juga: Omega 3 Meningkatkan Kecerdasan Anak
Koneksi neural adalah salah satu bagian dari perkembangan otak anak yang berperan penting dalam kemampuan mengolah informasi baru. Dan Anda harus bergerak cepat karena kemampuan ini akan menurun ketika mereka melampaui usia 5 tahun.
HCDC mengingatkan, hubungan antar saraf mudah sekali diperkuat, namun juga mudah terputus. Sehingga penting bagi seorang anak untuk mengenal berbagai jenis makanan, bahasa dan pengalaman baru pada tiga tahun pertama kehidupannya.
Membentuk kebiasaan baik juga perlu dilakukan pada usia ini agar mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang sukses.
Mendampinginya beraktivitas juga baik untuk perkembangan otak anak.
Manusia pada dasarnya suka belajar dan mudah beradaptasi, namun hal ini akan menjadi lebih sulit dilakukan ketika otak telah terbentuk sempurna. Seiring berlalunya waktu, dan juga akibat kebiasaan, otak manusia semakin kurang sensitif terhadap pengalaman baru.
3. Stres berkepanjangan meracuni perkembangan otak anak
Stres ringan itu normal dan baik untuk perkembangan otak si kecil, masih menurut HCDC. Seorang anak yang dibesarkan oleh orang-orang dewasa yang selalu mendukungnya, dampak stres bagi fisik anak biasanya tidak lama.
Selain itu, stres ringan juga melatih anak untuk bereaksi dan mengambil keputusan ketika mendadak berada di tengah situasi yang tidak menguntungkan.
Sebaliknya, stres terus menerus ditambah orang-orang dewasa/orangtua yang kurang perhatian akan merusak koneksi saraf secara permanen. Inilah stres yang dapat meracuni perkembangan otak buah hati, termasuk kesehatan dan kemampuan anak bersosialisasi.
Bentuklah sebuah lingkungan yang tenang, teratur dan bebas dari segala hal yang membuat anak tertekan, termasuk dari pihak-pihak yang berpotensi melakukan pelecehan atau menderita gangguan kejiwaan.
Anda tak perlu terlalu melindungi anak dari segala masalah dan kesulitan. Kebijaksanaan Anda diperlukan agar anak bisa menguatkan dirinya sendiri ketika ia harus menghadapi kekecewaan dan ketidakbersahabatan hidup lainnya.
Ketika anak tak bisa menghindar dari sebuah kondisi yang tak ia dan Anda inginkan, berikanlah dukungan tanpa batas kepadanya agar ia tak merasa sendirian dan mampu melalui hari-hari dengan kepala tegak.
Baca juga:
Tahapan Perkembangan Emosi dan Sosial Balita
Karakter Anak dan Pola Asuh yang Tepat untuknya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.