Bagi sebagian orang, menenggak anggur atau bir bisa menghadirkan perasaan rileks. Hanya saja, ini menjadi dilema tersendiri bagi mereka yang berstatus sebagai ibu menyusui. Pertanyaan yang kerap kali diajukan adalah apakah saat ibu menyusui minum alkohol bisa memberi manfaat atau justru membahayakan si kecil?
Jika mengonsumsi alkohol selama kehamilan terbukti dapat menyebabkan kerusakan pada janin, efek mengonsumsi alkohol saat menyusui relatif belum banyak tersingkap. Sejumlah studi memang mengamati efek alkohol pada laktasi dan bayi, tetapi hasil jangka panjangnya masih belum diketahui.
Lantas, mengapa alkohol tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui? Apa sajakah dampak buruk konsumsi alkohol saat menyusui menurut para ahli?
Pertanyaan lain yang kerap diajukan, apakah kadar alkohol dari aliran darah sama dengan kadar alkohol dalam ASI? Bagaimana pula jika ibu memompa dan membuang ASI-nya setelah mengonsumsi minuman beralkohol, apakah tindakan tersebut bisa menghilangkan kadar alkohol dalam ASI?
Di sisi lain, ada sebuah ‘mitos’ yang banyak dipercaya bahwa konsumsi minuman beralkohol, khususnya bir, saat menyusui dapat meningkatkan produksi ASI. Benarkah demikian?
Nah, untuk menjawab rentetan pertanyaan tersebut, baca ulasan berikut sampai tuntas, ya, Parents!
Artikel terkait: 5 Dampak Fatal Minum Alkohol saat Hamil, Sangat Merugikan Bunda!
Alasan Kenapa Ibu Menyusui Dilarang Minum Alkohol
Sejumlah studi ilmiah menyebut jika efek alkohol sangat kompleks. Hal ini bergantung pada seberapa banyak alkohol yang diminum, kapan aktivitas menyusui dilakukan, serta seberapa cepat tubuh memproses alkohol.
Menurut studi, penggunaan alkohol dalam jumlah tidak berlebihan (seperti 1 gelas anggur atau bir per hari) diketahui tidak menyebabkan masalah jangka pendek atau jangka panjang pada bayi menyusu. Sebaliknya, konsumsi alkohol berat setiap hari (lebih dari 2 gelas sehari) tampaknya mengurangi lama waktu ibu menyusui bayinya.
Adapun Academy of Breastfeeding Medicine menyatakan bahwa mengonsumsi alkohol selama menyusui memiliki beberapa efek negatif mulai dari yang ringan hingga yang parah. Sebab, alkohol benar-benar larut dalam air dan lemak, ia memasuki aliran darah dan ASI dengan sangat mudah.
Bayi yang menyusu sebenarnya mengonsumsi lebih sedikit susu dalam periode tiga hingga empat jam setelah ibu mengonsumsi alkohol dalam jumlah kecil hingga sedang. Ketika ibu meminum alkohol kemudian menyusui si kecil, persepsi mereka adalah bayi menyusu secara normal dan dalam waktu yang normal. Sehingga, ibu tidak menyadari bahwa bayinya tidak mendapatkan ASI sebanyak yang ia kira.
Beberapa bukti ilmiah juga menunjukkan bahwa pertumbuhan bayi dan fungsi motorik mungkin terpengaruh secara negatif oleh konsumsi alkohol oleh ibu selama masa menyusui.
Artikel terkait: Bolehkah Ibu Hamil Minum Soju? Cek Fakta Berikut Ini, Bun!
Dampak Ibu Menyusui Minum Alkohol
Sebuah penelitian menemukan bahwa alkohol secara signifikan mengurangi kadar oksitosin sekaligus meningkatkan kadar prolaktin. Faktanya, semakin rendah tingkat oksitosin, semakin lama penundaan pengeluaran ASI. Semakin tinggi tingkat prolaktin, semakin lama penundaannya. Kombinasi efek alkohol pada kedua hormon tersebut menyebabkan penundaan yang signifikan dalam pengeluaran ASI.
Selain menghambat refleks pengeluaran ASI sehingga mengurangi asupan susu bayi, konsumsi minuman beralkohol juga memengaruhi durasi menyusui. Sebuah survei selama 1 tahun terhadap 587 ibu baru di Australia menemukan bahwa mereka yang minum lebih dari 2 minuman standar (10 gram atau 12,5 mL alkohol absolut) setiap hari, dua kali lebih mungkin untuk menghentikan menyusui pada 6 bulan setelah persalinan dibandingkan ibu yang mengonsumsi minuman beralkohol bawah ini jumlah tersebut.
Itu artinya, alih-alih meningkatkan produksi ASI, bukti saat ini menunjukkan bahwa bayi justru mendapatkan asupan susu lebih sedikit saat ibu menyusui minum alkohol.
Tidak sampai di situ saja, konsumsi alkohol di atas tingkat sedang (lebih dari 14 gram alkohol per hari) ternyata juga dapat mengganggu penilaian dan kemampuan ibu dalam merawat dan mengasuh anaknya. Merawat bayi saat mabuk jelas tidak aman. Jika ibu menyusui minum berlebihan, ia harus mengatur agar ada orang dewasa lain yang bisa ditugaskan merawat bayi selama kondisinya belum pulih.
Kadar alkohol dalam ASI pada dasarnya sama dengan kadar alkohol dalam aliran darah ibu. Mengeluarkan atau memompa ASI setelah minum alkohol dan kemudian membuangnya nyatanya tidak mengurangi jumlah alkohol yang ada dalam ASI lebih cepat. Saat kadar alkohol dalam darah ibu turun dari waktu ke waktu, kadar alkohol dalam ASI-nya juga baru akan menurun.
Dari beberapa alasan di atas, menghindari minuman beralkohol menjadi pilihan paling aman bagi ibu menyusui.
Artikel terkait: 4 Fakta Menyusui yang seringkali tidak diketahui ibu
Dampak Minum Alkohol pada Bayi
Menyusui setelah konsumsi 1 atau 2 minuman beralkohol (termasuk bir) dapat menurunkan asupan susu bayi sebesar 20 hingga 23 persen. Ini juga menyebabkan bayi merasa gelisah dan memiliki pola tidur yang buruk.
Bayi yang terpapar alkohol dalam jumlah signifikan (0,3 g/kg berat badan orang tua) melalui ASI, menghabiskan lebih sedikit waktu secara signifikan baik untuk tidur aktif maupun tidur total. Tidur REM juga terganggu.
Lantaran bayi kurang mampu memproses alkohol karena sistem mereka yang belum matang, beberapa peneliti percaya bahwa dosis yang diterima bayi melalui ibu menyusui mungkin lebih kuat jika dibandingkan pada orang dewasa. Bayi baru lahir bahkan hanya mampu memetabolisme alkohol sebesar 25 persen sampai 50 persen.
Tinjauan ilmiah lainnya menemukan bahwa perkembangan motorik bayi yang terpapar alkohol dalam ASI secara teratur mengalami penurunan atau keterlambatan. Semakin banyak alkohol yang dikonsumsi bayi melalui ASI, maka semakin rendah indeks perkembangan motorik si kecil.
Kekhawatiran tentang efek negatif pada perkembangan otak bayi didasarkan pada sebuah penelitian pada hewan uji. Peneliti mencatat bahwa alkohol dapat menjadi racun bagi otak yang sedang berkembang, terutama selama periode perkembangan otak yang cepat seperti yang terjadi pada tahun pertama kehidupan anak. Gangguan memori dan respons penghambatan juga dapat terjadi sebagai akibat dari konsumsi alkohol pada bayi.
Nah, berdasarkan beberapa studi ilmiah, secara umum dampak negatif minuman beralkohol terhadap bayi, yaitu:
- Gangguan tidur, termasuk periode tidur yang lebih pendek dan lebih sering terjaga
- Meningkatnya tangisan bayi
- Asupan ASI bayi berkurang
- Keterlambatan pertumbuhan
- Fungsi kekebalan tubuh terganggu
- Keterlambatan perkembangan motorik
- Potensi gangguan perkembangan kognitif
- Penurunan kemampuan penalaran abstrak pada usia sekolah (6-7 tahun)
- Jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, alkohol dapat memicu penambahan berat badan yang tidak normal pada bayi
Parents, alih-alih meningkatkan produksi ASI, berbagai bukti ilmiah justru menunjukkan bahwa bayi justru mendapatkan asupan ASI lebih sedikit saat ibu menyusui minum alkohol. Akibat minum alkohol saat menyusui memberikan berbagai efek negatif baik bagi ibu maupun bayi, maka Bunda disarankan untuk menghindari konsumsi minuman jenis ini.
Baca juga:
5 Tips Hadapi Suami yang Kecanduan Alkohol dan Suka Mabuk
Ingin punya anak? Hindari minuman keras sekarang juga, ini alasannya!
Definisi RUU Minuman Beralkohol, Parents Wajib Tahu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.