Kasus mahasiswi yang bunuh bayi sendiri kembali terjadi. Seorang perempuan berinisial RH (25) asal Magelang, Jawa Tengah, membunuh bayi yang baru saja ia lahirkan.
Diketahui sang mahasiswi tersebut sedang menjalani program magang di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof dr Soerojo Magelang. Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (11/1) pukul 10.15 WIB di Asrama Putri Kompleks RSJ setempat.
Kronologi Mahasiswi Bunuh Bayi Sendiri di Magelang
Melansir laman Detikcom, kasus pembunuhan terungkap saat RH mengalami perdarahan dan dilarikan ke UGD rumah sakit. Teman magangnya curiga mengenai perdarahan yang dialaminya. Sang teman pun mengecek ke kamar RH dan di sana ditemui mayat bayi.
“Pelaku melahirkan bayi perempuan di Asrama Putri RSJ dr Soerojo dan ditemukan bayi sudah tidak bernyawa,” ungkap Plt Kapolres Magelang Kota AKB R Fidelis Purna Timoranto seperti yang dikutip dari laman Detik.
Kehamilan Disembunyikan
RH merupakan mahasiswi yang tengah magang di RSJ setempat. Ia merupakan mahasiswa asal Indramayu dan baru memulai masa magang selama dua minggu. Teman-temannya tidak mengetahui pelaku sedang hamil karena hal tersebut disembunyikan olehnya.
Ada pun RH mengaku memiliki penyakit kista kepada orang-orang seikitar sehingga perutnya terlihat buncit atau besar.
Fidelis Purna menjelaskan, saat itu pelaku sakit perut dan mengalami perdarahan. Kondisi tersebut pun membuat teman-teman RH membawanya ke UGD RSJ Prof dr Soerojo.
Kepada dokter, pelaku mengaku bahwa kistanya keluar sehingga ia mengalami perdarahan. Namun, dokter mendiagnosis bahwa kondisi perdarahan yang dialami RH disebabkan karena telah melahirkan. Setelah itu, pelaku pun akhirnya mengakui kebenarannya.
Hal ini pun semakin dipertegas oleh teman RH yang mengecek ke kamar pelaku di asrama dan ditemukan jasad bayi perempuan.
“Pelaku merasa sakit perut dan bayi keluar. Dia mungkin bingung, kemudian melakukan tindakan yang menghilangkan nyawa dari bayi tersebut. Sejumlah barang bukti sudah diamankan berupa kapur barus, yang diduga digunakan untuk menyumbat mulut bayi,” jelas Fiderlis memberikan keterangan.
Mahasiswi Bunuh Anak Terancam 15 Tahun Penjara
Atas perbuatannya, RH pun dijerat pasal tentang perlindungan anak dengan ancaman 15 tahun penjara. Mahasiswa tersebut pun dijerat Pasal 341 KUHP dan Pasal 76 C UU nomor 35 tahun 2014 dengan ancaman hukuman penjara maksimal 5 tahun dan atau denda Rp 100 juta.
Sementara itu, teman laki-laki RH yang diduga menghamilinya pun telah dipanggil pihak kepolisian untuk memberikan keterangan lebih lanjut.
Pentingnya Pendidikan Seksual bagi Remaja
Faktanya, peristiwa ini bukan kasus pertama seorang mahasiswi membunuh bayinya sendiri setelah dilahirkan. Hal ini tentu saja bisa menjadi sebuah pengingat bagi para orangtua bahwa pendidikan atau pengetahuan seksual sangat penting diberikan kepada remaja.
Sebab, kurangnya edukasi mengenai pengetahuan seksual seperti proses repodruksi bisa memicu hal yang tidak diinginkan. Beberapa di antaranya adalah kehamilan usia muda yang tidak diinginkan, aborsi, penyakit menular seksual, hingga kasus bunuh diri.
Tak hanya itu, usia remaja merupakan saat yang rentan di mana rasa penasaran anak tengah tinggi. Termasuk ketertarikan mereka terhadap hal yang berkaitan dengan hubungan seksual. Sehingga mereka pun membutuhkan perhatian lebih dan bimbingan dari orangtua agar tidak terjerumus pada pergaulan salah yang merugikan dirinya.
Melansir berbagai sumber, berikut beberapa hal yang perlu diberikan orangtua terkait pentingnya pendidikan seksual bagi remaja:
- Pengetahuan mengenai proses reproduksi tidak hanya untuk perempuan, tetapi juga laki-laki. Kurang pemahaman mengenai hubungan dan proses reproduksi akan memberikan dampak merugikan bagi keduanya.
- Kenalkan dan ajarkan mereka pada sistem, proses, serta fungsi alat reproduksi. Parents bisa menjelaskan sesuai dengan kesiapan dan usia anak. Namun, hindari penggunaan istilah yang dapat membuat salah paham atau mengaburkan pemahaman anak.
- Tak hanya itu, berikan juga pemahaman mengenai berbagai jenis kekerasan seksual dan cara menghindarinya pada anak. Tegaskan bahwa anak juga memiliki hak reproduksi agar ia tidak menjadi korban kekerasan seksual, termasuk kekerasan yang mungkin dilakukan oleh orang terdekat.
- Jelaskan juga mengenai risiko penyakit seksual agar ia lebih berhati-hati dan bertanggung jawab atas kehidupan seksualnya.
- Jadilah teman ngobrol yang baik bagi anak. Hindari menghakimi dan berikan pengetahuan seksual layaknya seorang teman. Hal ini agar anak bisa merasa nyaman berbicara dengan Anda sehingga ia pun tidak segan untuk terbuka saat ingin berdisuksi mengenai masalah yang dialaminya.
- Ingatkan dan tanamkan nilai-nilai moral yang dianut dalam keluarga agar anak lebih bijaksana pada kehidupan seksualnya.
Parents, memberikan pendidikan seksual sangat penting untuk anak. Tidak hanya pada remaja, pengetahuan seksual juga bisa Anda berikan sejak dini sesuai dengan usianya. Hal ini dilakukan agar anak lebih bijaksana dalam kehidupan seksualnya dan terhindar dari hal tidak diinginkan seperti kehamilan usia muda hingga pelecehan seksual.
Semoga informasi ini bermanfaat dan tragedi mahasiswa yang bunuh bayi tidak terulang lagi, ya!
***
Baca juga:
Hari Disabilitas Internasional, Sudahkah Ajarkan Anak Menghargai Penyandangnya?
Pilu! Diajak Ibu Menggemis, Anak 2 Tahun Meninggal dalam Gendongan
Dikenal Dekat dengan Keluarga, Mensos Juliari Batubara Raih Banyak Penghargaan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.