Kemarin, Kamis (03/12/2020), dunia kembali memperingati Hari Disabilitas Internasional. Seperti apa sejarah Hari Disabilitas Internasional dan makna yang perlu dipahami?
Pada dasarnya, Hari Disabilitas Internasional merupakan bentuk dukungan bagi para penyandang disabilitas agar mereka dapat memperoleh hak-haknya secara layak dan sepatutnya. Artinya, peringatan ini bertujuan untuk mendukung penuh para penyandang disabilitas memperoleh kesetaraan dan bagaimana mereka dapat dilibatkan dalam pembangunan di semua aspek kehidupan bermasyarakat.
Sejarah Hari Disabilitas Internasional
Tidak bisa dipungkiri bahwa para penyandang disabilitas tidak sepenuhnya bisa mendapatkan hak dan kesetaraan di tengah masyarakat. Bahkan tak sedikit di antaranya yang mengalami diskriminasi.
Lalu dengan dukungan penuh dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), peringatan Hari Disabilitas Internasional digodok kemudian diresmikan pada tahun 1992. Hal ini dilakukan sebagai respon atas kesenjangan yang selama ini dirasakan oleh kaum disabilitas.
Namun jauh sebelum itu, pemerintah Inggris sudah mengesahkan Undang-undang Orang Sakit Kronis dan Penyandang Disabilitas pada tahun 1970. Pengesahan tersebut secara langsung mengakui adanya hak-hak para penyandang disabilitas. Dalam hal ini termasuk bantuan kesejahteraan, perumahan, dan hak yang sama atas fasilitas rekreasi dan pendidikan.
Hingga akhirnya Hari Disabilitas Internasional diproklamasikan pada 14 Oktober tahun 1992 oleh resolusi Majelis Umum PBB 47/3. Dengan ini, diharapkan hak dan kesejahteraan penyandang disabilitas di semua bidang masyarakat dan pembangunan dapat terpenuhi, serta masyarakat secara umum meningkat kesadarannya akan isu-isu penyandang disabilitas di setiap aspek kehidupan politik, sosial, ekonomi dan budaya.
Tahun ini, tema yang diangkat Hari Disabilitas Internasional adalah Building Back Better: toward a disability-inclusive, accessible and sustainable Covid-19 World, atau membangun kembali kehidupan yang lebih baik, lebih inklusif, lebih berkelanjutan di masa pandemi COVID-19.
Terkait dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah mengeluarkan pedoman khusus bagi penyandang disabilitas dalam penanganan pandemi ini.
Pemerintah juga memfasilitasi penyandang disabilitas untuk mempermudah aktivitas mereka di ruang publik.
Artikel terkait: Tini Djajadi- Memperjuangkan Kesetaraan Hak Penyandang Disabilitas
Menghargai Penyandang Disabilitas Harus Diajarkan pada Si Kecil
Menciptakan lingkungan yang ramah pada penyandang disabilitas tentunya bukan tugas pemerintah saja. Kita semua punya andil untuk turut menghadirkan kesetaraan.
Salah satu langkah kecil namun sangat berarti yang bisa Parents terapkan adalah menghargai dan bertenggang rasa kepada mereka yang hidup dengan disabilitas. Anak-anak pun perlu dilatih sejak dini.
Bagaimana cara yang mengajari si kecil tentang hal ini? Berikut beberapa tips yang bisa Parents lakukan.
- Menjelaskan kepada si kecil tentang kondisi disabilitas; Parents bisa memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai disabilitas dan beritahu mereka bagaimana memperlakukan orang dengan disabilitas dengan baik.
- Jangan mengejek dan mem-bully; sampaikan kepada putra-putri Anda di rumah agar tidak mengejek mereka yang hidup dengan disabilitas.
- Melatih anak berempati; latih dan biasakan si kecil untuk memiliki rasa empati kepada sesama.
- Memberi dukungan; beri anak pemahaman bahwa setiap orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik punya hak yang sama. Misalkan sekali waktu si kecil punya teman yang mengalami disabilitas, pahamkan mereka bahwa anak dengan disabilitas tak harus dijauhi, melainkan perlu dirangkul dan diajak main bersama.
- Tanamkan pada anak bahwa berbeda itu biasa..
- Jangan memberi bantuan tanpa bertanya; sekalipun ini niatnya baik, ajari si kecil untuk tidak memberikan bantuan tanpa bertanya terlebih dulu. Sebab terkadang, bantuan yang kita tawarkan justru menimbulkan rasa frustrasi atau malah memalukan bagi diri orang dengan disabilitas.
Nah, selain melatih anak untuk menghargai dengan beberapa tips di atas, kebiasaan kita yang perlu dihilangkan adalah stigma negatif pada penyandang disabilitas. Pasalnya, sebagian kita sering kali masih memandang dan memperlakukan mereka dengan perasaan kasihan. Padahal, orang disabilitas tidak selalu berharap dikasihani, mereka justru ingin diperlakukan normal seperti orang lain.
Lebih jauh lagi, menyandang status sebagai orang dengan disabilitas bukanlah akhir dari kehidupan, banyak kok yang tetap bisa bekerja dan menghasilkan karya-karya hebat. Saat ini bahkan sejumlah perusahaan besar telah membuka kesempatan kerja yang sama untuk orang dengan disabilitas.
Baca juga:
Saat anak bertanya tentang disabilitas, begini cara orangtua menjelaskannya
Ajari anak untuk tidak lakukan hal ini pada difabel
Bikin Haru, Boneka Ini Dirancang Khusus untuk Anak Disabilitas
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.