X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Disleksia pada Anak: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan

Bacaan 7 menit
Disleksia pada Anak: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan

Jangan diabaikan, tanda-tanda disleksia bisa dilihat sejak anak usia dini.

Disleksia adalah semacam disabilitas yang lazim dialami anak-anak. Anak-anak dengan disleksia umumnya mengalami kesulitan saat mereka belajar membaca, menulis, atau mengeja kata-kata. Apa saja yang perlu Parents ketahui mengenai disleksia pada anak?

Meskipun anak-anak penderita disleksia memiliki tingkat intelegensi di atas rata-rata, mereka sulit memahami pelajaran yang disampaikan secara visual maupun melalui suara.

Otak anak yang mengidap kondisi ini tidak mampu menerjemahkan gambar atau suara yang dilihat oleh mata atau yang didengar oleh telinga. Mata penderita disfungsi otak ini bisa melihat kata-kata yang tertulis dalam buku, tetapi otak tidak mampu menerjemahkan apa yang mereka lihat.

Disleksia bukanlah bagian dari penyakit mental. Oleh karena itu, kepikunan, keterbelakangan mental, dan kerusakan otak tidak dapat digolongkan sebagai gejala kondisi ini, begitu pula dengan gangguan penglihatan dan pendengaran.

Table of Contents

  • Pengertian Disleksia pada Anak
  • Apa Penyebab Disleksia?
  • Tanda-Tanda Disleksia pada Anak
  • Kapan Harus Minta Bantuan Pakar?
  • Diagnosis
  • Apa yang Bisa Parents Lakukan?

Pengertian Disleksia pada Anak

Disleksia pada Anak: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan

Mengutip dari Mayo Clinic, disleksia adalah gangguan belajar yang melibatkan kesulitan membaca karena masalah dalam mengidentifikasi suara ucapan dan mempelajari bagaimana mereka berhubungan menjadi huruf dan kata (disebut juga proses decoding)

Disleksia terjadi sebagai akibat dari perbedaan individu di area otak yang memproses bahasa.

Ketika sedang belajar, individu dengan disleksia mungkin menerima informasi yang sama dengan rekan-rekan mereka, tetapi memproses bahasa tertulis secara berbeda.

Menurut penelitian, pada otak penderita disleksia ada lebih banyak aktivitas di lobus frontal dan lebih sedikit aktivitas di area parietal dan oksipital otak. Studi menunjukkan lobus parietal terlibat dalam analisis kata dan decoding, sedangkan lobus oksipital lebih terkait dengan kemampuan untuk secara otomatis mengakses seluruh kata dan membaca dengan terampil dan lancar.

Berkurangnya aktivitas di area penting otak ini menjadi alasan individu dengan disleksia harus bekerja dengan ekstra keras untuk dapat membaca.

Selain itu, para peneliti telah menemukan beberapa perbedaan struktural penting di otak disleksia. Otak terdiri dari materi ‘putih’ dan ‘abu-abu’ yang memiliki fungsi struktural yang berbeda.

Materi ‘putih’ terletak lebih dalam di otak dan diperlukan untuk komunikasi antar saraf di sekitar berbagai bagian otak. Sementara materi ‘abu-abu’ sebagian besar bertanggung jawab untuk memproses informasi dan sebagian besar terdiri dari sel-sel saraf yang terletak di bagian luar otak.

Para ilmuwan telah menemukan individu dengan disleksia cenderung memiliki lebih sedikit materi ‘abu-abu’ dan materi ‘putih’ di daerah parietal kiri dibandingkan dengan rekan-rekan seusia mereka yang tanpa disleksia. 

Berkurangnya materi ‘abu-abu’ di area khusus ini dapat memengaruhi cara individu disleksia memproses suara bahasa yang berbeda, yang juga dikenal sebagai kesadaran fonemik. Sedangkan materi ‘putih’ yang berkurang dapat memengaruhi efisiensi pembacaan dan pemrosesan otak disleksia.

Artikel terkait: 8 Artis Penyandang Disleksia Buktikan Kesuksesannya di Dunia Hiburan

Apa Penyebab Disleksia?

Anak Kesulitan Membaca karena Disleksia? Ini yang Perlu Parents Lakukan!

Ada dua jenis disleksia, yaitu primer dan berkembang. Jenis primer terjadi akibat tidak berfungsinya cerebrum (bagian otak yang mengatur aktivitas berpikir dan bergerak) yang terjadi akibat faktor genetik dan keturunan.

Sedangkan jenis berkembang dialami ketika anak masih berada dalam kandungan. Pengidap disleksia berkembang dapat membaca, tetapi tidak lancar dan mengalami kesulitan dalam mengeja kata-kata.

Kabar baiknya, kemampuan membaca mereka akan membaik ketika tumbuh dewasa. Pengidap disleksia berkembang mungkin tidak akan pernah menjadi seorang pembaca atau pengeja yang baik, tetapi otak mereka dapat melakukannya meski tidak lancar.

Baik pengidap disleksia primer maupun pengidap disleksia berkembang dapat menangkap gambar maupun suara. Namun, dengan kecepatan merespons yang lebih lambat daripada anak normal.

Tanda-Tanda Disleksia pada Anak

Anak Kesulitan Membaca karena Disleksia? Ini yang Perlu Parents Lakukan!

Seorang anak yang kemungkinan mengidap disfungsi otak ini akan berulang kali terbalik menuliskan angka atau huruf. Lantaran anak normal pun biasa melakukan kesalahan semacam ini, maka gejala ini mungkin akan dianggap sepele.

Akhirnya, orang tua baru merasa khawatir ketika anak tetap melakukan kesalahan yang sama pada saat usianya telah lebih dari delapan tahun.

Sedangkan gejala lainnya adalah:

  • Tidak mampu mengikuti urutan atau pola
  • Tak mampu mengingat apa yang pernah didengar dan dilihat – termasuk hal-hal yang disukainya, seperti film atau cerita.
  • Mengerjakan PR dengan tidak rapi
  • Enggan mengerjakan tugas sekolah
  • Mengalami kesulitan saat menyalin dari buku atau papan tulis

Artikel terkait: Pemikirannya “Out of The Box”! Ini 7 Fakta Disleksia yang Jarang Orang Tahu

Kapan Harus Minta Bantuan Pakar?

Anak Kesulitan Membaca karena Disleksia? Ini yang Perlu Parents Lakukan!

Tanda-tanda awal disleksia muncul sekitar usia 1 sampai 2 tahun, ketika anak-anak pertama kali belajar bicara. Anak-anak yang tidak mengucapkan kata pertama mereka sampai usia 15 bulan atau frasa pertama mereka sampai usia 2 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena disleksia.

Akan tetapi, tidak semua orang dengan keterlambatan bicara mengalami disleksia dan tidak semua orang dengan disleksia mengalami keterlambatan bicara saat masih anak-anak.

Sekitar usia 5 atau 6 tahun, ketika anak mulai belajar membaca, gejala kondisi menjadi lebih jelas. Anak-anak yang berisiko mengalami gangguan membaca dapat diidentifikasi di taman kanak-kanak saat mereka belajar.

Cerita mitra kami
Serba Serbi Mengatasi GTM: Mana Cara yang Lebih Tepat Bunda Lakukan?
Serba Serbi Mengatasi GTM: Mana Cara yang Lebih Tepat Bunda Lakukan?
Berat Badan si Kecil Susah Naik? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Berat Badan si Kecil Susah Naik? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Bingung Memilih Susu Formula yang Tepat untuk Pertumbuhan Anak? Perhatikan 4 Hal Penting Ini!
Bingung Memilih Susu Formula yang Tepat untuk Pertumbuhan Anak? Perhatikan 4 Hal Penting Ini!
Pentingnya Penggunaan Sunscreen untuk Menjaga Kulit si Kecil
Pentingnya Penggunaan Sunscreen untuk Menjaga Kulit si Kecil

Ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan deteksi dan intervensi sebelum beban belajar mereka menjadi lebih berat memasuki usia sekolah dasar.

Pertama, berkonsultasilah dengan guru dan cari tahu seperti apa kemampuan membaca anak. Jika tingkat membaca anak ternyata di bawah apa yang diharapkan guru untuk usia mereka, maka Parents sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak.

Untuk anak-anak dengan masalah kesulitan membaca dan belajar ini semakin dini Parents melakukan intervensi, maka semakin baik hasilnya. 

Jika kondisinya tidak terdiagnosis, anak-anak harus berjuang dengan ekstra keras untuk dapat berhasil di sekolah. Mengidentifikasi disleksia pada usia dini memberi anak lebih banyak waktu untuk menemukan cara atau teknik yang berbeda untuk belajar dan membaca dengan lebih mudah.

Diagnosis

Meskipun kondisi ini disebabkan oleh masalah di otak, tidak ada tes darah atau pemeriksaan laboratorium yang dapat mendeteksinya. Sebaliknya, evaluasi yang cermat dari tanda-tanda umum dapat mengidentifikasi seseorang dengan disleksia.

Penilaian untuk disleksia sendiri mungkin melibatkan mengamati anak di lingkungan belajar mereka, berbicara dengan orang dewasa yang terlibat dengan pembelajaran anak misalnya guru, dan meminta anak untuk mengambil bagian dalam serangkaian tes.

Tes-tes yang mungkin akan diujikan antara lain adalah:

  • Kemampuan membaca dan menulis
  • Perkembangan bahasa dan kosakata
  • Penalaran logis
  • Memori atau ingatan
  • Kecepatan memproses informasi visual dan pendengaran (suara)
  • Kemampuan berorganisasi
  • Pendekatan untuk belajar

Artikel terkait: Anakku Spesial, Anakku Disleksia dan Aku Bangga Memilikinya

Apa yang Bisa Parents Lakukan?

Disleksia pada Anak: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu anak disleksia.

1. Biasakan Anak Membaca sejak Dini

Bila Anda sudah melihat gejala kondisi ini pada anak sejak usianya masih muda, bantulah ia dengan membacakan buku sejak usianya enam bulan. Ketika ia mulai besar, bacalah buku bersama anak. 

2. Berkonsultasi dengan Ahlinya

Jangan panik ketika Anda mendapati gejala di atas pada anak Anda. Lakukan konsultasi dengan dokter atau para profesional di bidang medis karena mereka lebih tahu bagaimana penanganan yang semestinya.

Beberapa tes mungkin akan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesulitan yang dialami anak ketika mereka membaca dan memproses suatu informasi.

Sama seperti sindrom autisme, disleksia tidak bisa disembuhkan. Namun, ada beberapa metode yang dapat diterapkan agar  pengidapnya dapat menjalani kehidupan dengan normal.

3. Bekerja Sama dengan Pihak Sekolah

Pihak sekolah juga dapat dilibatkan untuk menangani anak penderita kelainan kerja otak agar mereka tetap dapat memperoleh pengetahuan, meski memiliki keterbatasan.

Diskusikan dengan mereka cara yang paling tepat agar anak bisa terbantu saat mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. 

Bantu anak untuk mengulang pelajaran sepulang dari sekolah. Mengulang bacaan atau pelajaran sekolah di rumah bisa meningkatkan kemampuan anak untuk memahami apa yang sebelumnya tak ia mengerti. Ia juga takkan lagi merasa asing dengan tulisan dan ejaan. 

4. Memberi Dukungan pada Anak

Berikan semangat pada anak. Mengetahui bahwa dirinya berbeda dengan temen-teman lain bisa jadi membuat sang anak terpuruk, berikan dorongan semangat agar dia terus berusaha memahami isi bacaan dan mendiskusikannya bersama Anda. 

Jangan pernah mencela. Saat anak berbuat kesalahan dalam membaca, jangan patahkan semangatnya dengan kata-kata yang buruk, terus pupuk kepercayaan dirinya dengan mendorong agar ia terus bisa membaca dengan baik.

Anak pengidap disleksia biasanya akan merasa tertekan dan kesepian karena merasa minder dengan ketidakmampuannya dalam hal membaca. Jadilah motivator setianya agar ia mendapatkan kembali rasa bangga terhadap dirinya sendiri dan tak menyerah dengan keterbatasan yang dialaminya.

***

Parents, semoga informasi seputar disleksia pada anak di atas bermanfaat.

Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi

Dyslexia – Symptoms and causes
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dyslexia/symptoms-causes/syc-20353552

Dyslexia and The Brain
dyslexiaresource.org/dyslexia-and-the-brain/

Understanding Dyslexia
kidshealth.org/en/parents/dyslexia.html

How to Recognize Dyslexia Symptoms by Age
www.healthline.com/health/dyslexia-symptoms-by-age#preschool

Baca juga:

Bila Anak Sulit Membaca …

Kapankah Anak Siap Belajar Membaca? Cobalah Kuis "Empat" Ini

Pengakuan ibu: "Aku belum mengajari anak preschool-ku caranya membaca."

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

jpqosinbo

Diedit oleh:

Finna Prima Handayani

  • Halaman Depan
  • /
  • Balita
  • /
  • Disleksia pada Anak: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan
Bagikan:
  • Kapankah Anak Siap Belajar Membaca? Cobalah Kuis "Empat" Ini

    Kapankah Anak Siap Belajar Membaca? Cobalah Kuis "Empat" Ini

  • 7 Cara Agar Anak Senang Belajar Membaca Al-Qur'an

    7 Cara Agar Anak Senang Belajar Membaca Al-Qur'an

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

  • Kapankah Anak Siap Belajar Membaca? Cobalah Kuis "Empat" Ini

    Kapankah Anak Siap Belajar Membaca? Cobalah Kuis "Empat" Ini

  • 7 Cara Agar Anak Senang Belajar Membaca Al-Qur'an

    7 Cara Agar Anak Senang Belajar Membaca Al-Qur'an

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar perawatan dan kesehatan bayi.