Keterlambatan bicara atau speech delay pada anak perlu segera diatasi agar tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih parah. Maka itu, sebagai orangtua, kita perlu tahu ciri-ciri awal anak yang mengalami speech delay.
Memang, tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda. Namun, ada beberapa perkembangan anak yang perlu dipantau juga pencapaiannya. Salah satunya adalah kemampuan berbicara anak yang perlu disesuaikan berdasarkan usia.
Perkembangan Bicara dan Bahasa Anak

Speech delay atau keterlambatan bicara merupakan sebuah kondisi ketika kemampuan bicara anak mengalami keterlambatan atau tidak sesuai dengan tahapan perkembangan pada usianya.
Adapun kemampuan bicara anak ini termasuk ke dalam salah satu aspek perkembangan bicara dan bahasa. Nah, perkembangan bicara dan bahasa sendiri memiliki tiga aspek utama. Beberapa aspek tersebut di antaranya adalah:
- Kemampuan bicara (speech): Kemampuan memproduksi bunyi, termasuk artikulasi, kelancaran bicara, suara, dan intonasi.
- Bahasa (language): Memahami dan mengekspresikan bentuk kata, fungsi kata, penggunaan kata sesuai dengan tata bahasa dan situasi.
- Komunikasi (communication): Kemampuan anak dalam memahami atau menyampaikan pesan secara verbal (berbahasa) dan non-verbal (gestur) yang berpengaruh pada perilaku.
Penyebab Speech Delay pada Anak

Adapun penyebab keterlambatan bicara atau speech delay ini beragam. Mengutip laman Klik Dokter, berikut beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan anak terlambat bicara:
- Gangguan anatomis: Adanya kelainan bentuk mulut maupun rongga mulut.
- Adanya gangguan pendengaran: Si kecil jadi tidak dapat mendengar dengan baik dan belajar bagaimana seharusnya bicara.
- Gangguan belajar: Anak kesulitan mempelajari suatu hal terutama bagaimana cara berbicara.
- Gangguan perkembangan: Terjadi saat adanya penyakit lain yang mendasari seperti celebral palsy atau autisme.

Lebih lanjut, sebelum mengetahui ciri-ciri anak yang terlambat bicara. Sebagai orangtua, kita juga perlu paham mengenai tahapan perkembangan bicara dan berbahasa pada anak sesuai usia. Hal ini pun disampaikan oleh Psikolog Anak dan Remaja Hesty Novitasari M.Psi dari Ruang Tumbuh.
Dalam Kuliah Telegram yang diadakan oleh theAsianparent Indonesia, Hesty menjelaskan mengenai tahapan perkembangan tersebut, yakni:
- Usia 0-3 bulan: Biasanya sudah dapat merespons ke arah suara.
- Rentang usia 4-7 bulan: Mulai berkesperimen membuat bunyi seperti 'baba', 'mama' atau bunyi lain yang tak memiliki arti.
- Usia 8-12 bulan: Sudah bisa meniru berbagai suara dan menyebutkan paling tidak 1 kata bermakna.
- Usia 2 tahun: Menggabungkan dua kata menjadi kalimat sederhana.
- 3 tahun: Memahami 2-3 instruksi secara bersamaan.
- Usia 4 tahun: Bisa menyebut nama, usia, tempat, mengelompokkan kata, mengenali konsep warna, waktu, dan bentuk.
Nah, apabila kita sudah memahami tahapan tersebut, maka akan lebih mudah mengetahui apa saja sekiranya tanda atau ciri-ciri speech delay pada anak.
Ciri-ciri Anak Alami Speech Delay yang Perlu Diperhatikan

Selengkapnya, berikut kami rangkum juga beberapa tanda adanya permasalahan dalam perkembangan bicara pada anak yang perlu Parents perhatikan menurut Psikolog Hesty.
- Saat lahir dan seterusnya, si kecil tidak memberi respons terhadap suara. Ia juga tidak menunjukkan minat berinteraksi dengan orang lain.
- Di usia 4 bulan, anak tidak memiliki keinginan berkomunikasi.
- Saat usia 6 bulan, mata si kecil tidak melirik dan kepala tidak menoleh kepada sumber suara yang datang dari belakang atau samping. Saat dipanggil namanya, anak juga tidak merespons. Serta, ia bisa kehilangan kemampuan mengeluarkan suara.
- Di usia 12 bulan, anak kehilangan kemampuan bicara yang sudah pernah ia miliki. Misalnya, tidak mengatakan 'mama' atau 'papa'.
- 15 bulan hingga 18 bulan, si kecil tidak mengerti saat diajak berbicara atau berkomunikasi.
- Usia 18 bulan, anak tidak bisa mengucapkan 10 kata.
- Di rentang usia 21 hingga 24 bulan, anak tidak merespons pada perintah misalnya 'duduk', 'berdiri', atau 'kemari'. Perbendaharaan katanya kurang dari 50, tidak pernah mengucapkan kalimat yang terdiri dari 2 kata, bicaranya sulit dimengerti, hingga tidak bisa menunjuk dan menyebutkan bagian tubuh atau namanya sendiri.
Cara Mengatasi Anak yang Mengalami Speech Delay

Keterlambatan bicara pada anak perlu diatasi secara cepat dan tepat. Jika si kecil mengalami tanda atau ciri-ciri yang telah disebutkan, ada baiknya Parents langsung berkonsultasi dengan dokter spesialis. Hal ini penting dilakukan agar anak bisa mendapat jenis terapi yang tepat.
Selain terapi, Anda juga bisa memberikan penanganan berupa memberikan stimulasi terkait perkembangan bicara dan bahasa bagi si kecil. Menurut Psikolog Hesty, berikut jenis-jenis stimulasi bicara dan berbahasa yang bisa Anda berikan di rumah:
- Stimulasi otot oral atau oromotor: Meniup balon hingga mengunyah makanan bertekstur.
- Mengajaknya bermain peran atau roleplay seperti rumah-rumahan atau dokter-dokteran. Ajak ia bercerita dan mendongeng untuk mengasah kemampuan berbahasanya.
- Menirukan suara-suara seperti suara binatang atau alat transportasi.
- Mengajarkannya terkait konsep waktu, bentuk, tempat, ukuran, dan sebagainya.
- Melatih kemampuan intonasinya dengan berbicara kepada si kecil menggunakan tekanan nada pada kata tertentu. Bedakan suara dengan eksperesi tertentu seperti saat sedih, senang, marah, atau takut. Kemampuan ini juga bisa dirangsang melalui kegiatan bermain peran.
- Memperbanyak kosakata dengan mengajaknya bermain tebak gambar atau pun mengajaknya bermain permainan acak kata.
Upaya Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, tidak ada salahnya kita memantau perkembangan anak dan melakukan deteksi dini terkait keterlambatan bicara sebagai upaya pencegahan.
Menurut Hesty, orangtua perlu menerapkan prinsip deteksi dini agar tumbuh kembang anak bisa terpantau dengan baik sesuai usianya. Adapun prinsip deteksi dini terkait perkembangan bicara dan bahasa yang bisa dilakukan di antaranya:
- Amati: Selalu amati permasalahan yang dialami anak. Misalnya ketika ia berbicara atau menginginkan sesuatu.
- Beri Perhatian: Selalu perhatikan perilaku penyerta ketika ia berbicara. Misalnya, setiap ia meminta sesuatu, si kecil hanya menunjuk atau menangis tanpa mengucapkan kata.
- Catat: Catatlah permasalahan yang dihadapi pada setiap tahapan usianya. Apa saja kendala yang ditemu si kecil saat hendak mencapai tahapan perkembangannya?
- Dukungan: Terakhir, selalu berikan dukungan kepada anak untuk menstimulasi pencapaian anak di setiap tahapan perkembangan.
Nah, Parents, itulah ciri-ciri anak yang mengalami speech delay, cara mengatasinya, serta beberapa upaya pencegahan yang bisa Anda lakukan. Apabila si kecil mengalami keterlambatan tumbuh kembang, jangan ragu juga untuk berkonsultasi kepada ahlinya agar bisa diatasi secara tepat dan cepat. Semoga informasi ini bermanfaat!
***
Baca juga:
id.theasianparent.com/dongeng-anak-populer
id.theasianparent.com/nutrisi-agar-anak-cerdas
id.theasianparent.com/perbedaan-autisme-dan-adhd
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.