Perkembangan anak PAUD (pendidikan anak usia dini) merupakan fase penting dalam kehidupan si Kecil yang menentukan bagaimana ia tumbuh, belajar, dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.
Pada usia ini, anak mengalami perkembangan pesat dalam aspek kognitif, motorik, sosial, dan emosional. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik perlu memahami cara terbaik untuk mendukung perkembangan anak PAUD agar optimal.
Berikut perkembangan anak PAUD serta kemampuan yang perlu dikuasai anak di tiap tahapan usianya.
Apa Saja Perkembangan Anak Usia Dini?

1. Bayi Baru Lahir (0-3 Bulan)
- Komunikasi: bayi baru lahir berkomunikasi lewat tangisan untuk berbagai kebutuhan, dan mungkin akan tenang saat diajak bicara. Ia akan mulai mengoceh sekitar usia dua bulan, serta mengeluarkan bunyi vokal.
- Fisik: bayi baru lahir dapat menoleh ke arah suara, mengikuti objek dengan matanya. Mereka bisa memegang benda dan mengangkat kepala untuk waktu lama.
- Sosial-emosional: bayi baru lahir mencoba melihat orang di sekitarnya dan akan mulai tersenyum pada orang lain.
- Kognitif: bayi baru lahir tertarik dan mengenali benda sekaligus orang yang dikenalnya dari kejauhan. Mereka bahkan mungkin bisa merasa bosan jika melakukan aktivitas yang berulang.
2. Bayi (3-12 Bulan)
- Komunikasi: bayi mulai mengoceh sejak usia 3-6 bulan. Setelah tahap ini, bayi akan mulai meniru berbagai suara dan tertawa di usia sekitar 6-9 bulan. Sekitar usia 9-12 bulan, bayi dapat meniru berbagai suara, berkomunikasi dengan gerakan, dan mengucapkan beberapa kata sederhana.
- Fisik: pada usia 3-6 bulan, bayi dapat mulai mengendalikan gerakan kepala, serta menyatukan kedua tangannya. Bayi usia 6-9 bulan bisa mulai duduk tanpa bantuan dan dapat melompat dalam posisi berdiri. Pada usia 9-12 bulan, anak-anak dapat mulai mengambil benda, merangkak, dan berdiri tanpa bantuan.
- Sosial-emosional: dari usia 3-6 bulan, bayi mulai merespons ekspresi wajah, serta berbagai nada suara. Usia 6-9 bulan, bayi akan merespons berbagai gerakan dan memahami berbagai emosi orang lain. Sekitar usia 9-12 bulan, bayi akan mulai mengekspresikan diri dan emosinya, serta membangun koneksi dengan orang di sekitarnya.
- Kognitif: usia 3-6 bulan, bayi mulai mengenali wajah-wajah yang dikenalnya, memperhatikan musik, dan menanggapi tanda-tanda cinta dan kasih sayang. Usia 6-9 bulan, bayi mulai memahami dan memproses kata-kata yang mereka dengar. Usia 9-12 bulan, bayi mulai meniru gerakan, memahami arti kata dan mengeksplorasi sebab-akibat.
3. Balita (1-3 Tahun)
- Komunikasi: sejak tahun pertama, anak-anak akan mengucapkan kata pertamanya dan membangun kosakata hingga 5-10 kata yang berbeda. Pada usia 18 bulan, mereka akan menggunakan 50 kata, dan mulai bisa menyebutkan nama objek dan gambar. Antara usia 2 sampai 3 tahun, anak-anak mulai mengucapkan kalimat lengkap.
- Fisik: mulai usia 1 tahun, anak-anak mulai menggunakan tangan yang disukai, membuat tanda kertas, merangkak cepat, duduk dengan mudah, dan berdiri serta berjalan sendiri. Sekitar 2 tahun, anak mulai bisa makan sendiri dan minum di cangkir. Usia 3 tahun, anak bisa berpakaian dan melepas pakaian sendiri, menggunakan toilet, dan lebih banyak melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan.
- Sosial-emosional: pada usia 1 tahun, anak-anak akan mengembangkan pemahaman bahwa objek tetap ada meskipun tidak dapat dilihat atau didengar. Dari usia 2 sampai 3 tahun, emosi mereka sudah jelas, anak bisa menyampaikan apa yang mereka inginkan. Seiring dengan tumbuhnya kemandirian ini, muncul perasaan dan amarah tak terkendali dalam anak yang dikenal dengan istilah Terrible Twos.
- Kognitif: pada usia 1 tahun, perkembangan kognitif anak memungkinkan mereka menyebutkan bagian tubuh tertentu dan mengenali benda-benda dalam buku. Pada usia 2 sampai 3 tahun, anak-anak dapat menyebutkan warna, mengenali huruf, dan menghitung angka dengan suara keras.
4. Pra-sekolah (3-5 Tahun)
- Komunikasi: mulai usia 3 tahun, si Kecil akan mulai menguasai bunyi-bunyi tertentu yang sulit, dan dapat berbicara lebih jelas meskipun masih melakukan kesalahan tata bahasa. Anak-anak juga akan mulai mengajukan banyak pertanyaan.
- Fisik: pada usia 3 tahun, keterampilan motorik kasar anak makin kuat. Anak akan semakin percaya diri saat menggunakan sepeda roda tiga, berjalan naik dan turun di tempat bermain, dan menangkap bola. Mereka juga mengasah kemampuan motorik halus dengan belajar menggunting, menulis, menggambar bentuk, dan menggunakan alat makan.
- Sosial-emosional: pada usia 3 tahun, anak-anak akan mulai merasa lebih nyaman di sekitar orang lain dan berpartisipasi dalam permainan di kelas sekolahnya. Hal tersebut memungkinkan anak mengekspresikan imajinasi dan berpartisipasi dalam berbagai permainan.u
- Kognitif: anak akan memiliki daya ingat yang jauh lebih baik, mampu menyanyikan lagu, bercerita, mengetahui angka, serta nama lengkap dan jenis kelaminnya. Mereka jauh lebih baik dalam berkonsentrasi dan mulai membaca buku sendiri.
5. Usia Sekolah (5-17 Tahun)
- Komunikasi: pada usia 5 tahun, anak-anak mulai menggunakan kalimat yang lebih kompleks, bercerita, menjawab pertanyaan, dan menyanyikan lagu. Si Kecil juga akan mengembangkan keterampilan bahasa yang lebih baik seiring perkembangannya pada periode usia ini.
- Fisik: pada usia 5 tahun, anak-anak sebagian besar sudah mandiri dalam semua gerakan motorik kasar dan halus mereka. Anak dapat berpakaian, makan,dan mandi sendiri. Mereka juga sudah bisa memegang pensil dengan benar dan berjalan di sepanjang garis lurus.
- Sosial-emosional: anak-anak sudah mulai mengobrol dengan temannya, menjalin pertemanan, jarang bertengkar, mengerti bergantian atau antri, bisa jadi suka memerintah, dan menunjukkan kemarahan lewat kata maupun tindakan.
- Kognitif: anak-anak memiliki pemahaman yang lebih kuat tentang apa yang salah dan bagaimana cara berbohong. Mereka dapat memahami kata-kata kontekstual, perbandingan, dan memahami angka, warna, ukuran, dan waktu.
Apa Saja 6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini?

6 aspek perkembangan anak usia dini yakni:
1. Kognitif
Perkembangan kognitif mengacu pada pemahaman anak tentang sebab dan akibat, pengorganisasian pikiran, perasaan, dan ide, serta pemahaman mereka tentang dunia di sekitar mereka.
Perkembangan kognitif mengacu pada cara anak berpikir, belajar, mengeksplorasi, mengingat, dan memecahkan masalah. Sejak baru lahir, bayi secara aktif menyerap informasi dan mempelajari hal-hal baru.
2. Fisik-Motorik
Perkembangan fisik mengacu pada perkembangan keterampilan motorik kasar (besar) dan halus (kecil).
Keterampilan motorik kasar pada tahap awal misalnya bayi yang masih kecil belajar duduk, bayi yang lebih besar belajar merangkak. Kemudian, anak yang lebih besar belajar gerakan yang lebih kompleks, seperti melompat dan meloncat.
Di sisi lain, perkembangan motorik halus misalnya anak mulai menggunakan seluruh tangannya untuk mengambil benda, kontrol jari untuk membalik halaman buku, dan lainnya.
Selama delapan tahun pertama kehidupan, anak-anak mengembangkan banyak keterampilan motorik halus, dimulai dengan kemampuan mengambil mainan dan diikuti oleh kemampuan memegang alat makan, lalu menggunakan pensil untuk menggambar.
3. Sosial-Emosional
Perkembangan sosial mengacu pada bagaimana seorang anak berinteraksi dengan orang-orang di sekitar mereka. Kemampuan ini juga termasuk bagaimana mereka menciptakan dan mempertahankan hubungan.
Perkembangan ini memiliki arti yang berbeda pada tiap usia. Misalnya, bayi menunjukkan perkembangan sosial melalui senyuman. Di sisi lain, bayi yang agak lebih besar menunjukkannya melalui lambaian tangan dan pelukan.
Pada tahap selanjutnya, anak-anak mungkin menunjukkan perkembangan sosial dengan berbagi atau bermain game dengan orang lain.
4. Moral
Perkembangan moral adalah proses bertahap untuk memahami apa yang benar dan salah, serta baik dan buruk. Proses ini dimulai sejak bayi dan berlanjut hingga anak tumbuh menjadi dewasa.
Proses ini dimulai dengan ide-ide dasar tentang benar dan salah, lalu tumbuh lebih kompleks seiring bertambahnya usia, sehingga menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang prinsip-prinsip moral dan bagaimana menerapkannya.
5. Bahasa
Perkembangan bahasa mengacu pada keterampilan reseptif (mendengarkan) dan ekspresif (berbicara) anak. Kemampuan ini juga termasuk pemahaman awal anak terhadap kata-kata.
Di usia muda, perkembangan bicara dan bahasa bisa dalam bentuk sederhana seperti menanggapi perintah duduk atau lihat ke sana. Seiring bertambahnya usia, anak akan menguasai keterampilan bahasa yang lebih kompleks.
Contohnya adalah si Kecil memahami berbagai bentuk kata dan terlibat dalam percakapan dengan orang lain.
6. Seni
Perkembangan seni mengacu pada kemampuan anak untuk berpikir kreatif menggunakan imajinasi mereka, berkreasi dengan berbagai media seni, dan melihat dunia bukan hanya apa adanya, tetapi juga apa yang terjadi.
Perkembangan seni berarti anak mulai mengeksplorasi kemampuan kreatif mereka. Hal ini dilakukan dengan membuat karya seni yang digunakan untuk berbagai keperluan seperti membuat gambar di dinding atau kanvas.
Ragam bentuk seni yang dapat dipilih anak juga untuk mendorong perkembangan artistik. Misalnya, anak dapat membuat gambar bangunan atau perhiasan. Minat artistik lainnya dapat mencakup melukis dan menggubah lagu.
Apa Saja 5 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini?

Lima aspek perkembangan anak usia dini yakni kognitif, fisik-motorik, bahasa, sosial-emosional, dan moral. Keterampilan kognitif dan intelektual misalnya menghitung atau mengidentifikasikan bentuk.
Keterampilan fisik-motorik terbagi menjadi motorik kasar yang termasuk merangkak, melompat, dan berlari, serta motorik halus yang termasuk menulis dan menggambar.
Keterampilan bahasa termasuk kemampuan untuk mengenal dan mengerti arti kata, bicara, dan mengomunikasikan keinginan ke orang lain.
Keterampilan sosial-emosional termasuk bermain dengan anak-anak lain dan keterampilan moral termasuk memahami hal yang benar dan salah.
Apa Saja Teori Perkembangan Anak Usia Dini?

Berikut 7 teori perkembangan anak usia dini:
1. Teori Perkembangan Psikososial Erikson
Teori ini tentang delapan tahap perkembangan manusia yang digambarkan prosesnya sejak bayi hingga kematian. Selama setiap tahap, orang dihadapkan pada konflik perkembangan yang memengaruhi fungsi dan pertumbuhan selanjutnya.
2. Teori Perkembangan Psikososial Freud
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan anak PAUD terjadi dalam serangkaian tahap yang berfokus pada area tubuh yang menyenangkan. Selama setiap tahap, anak menghadapi konflik yang berperan penting dalam perkembangan.
3. Teori Perkembangan Perilaku Anak
Teori ini berfokus pada bagaimana interaksi lingkungan memengaruhi perilaku dan didasarkan pada teori para ahli seperti John B. Watson, Ivan Pavlov, dan BF Skinner. Teori ini hanya membahas perilaku yang dapat diamati.
Perkembangan dianggap sebagai reaksi terhadap penghargaan, hukuman, rangsangan, dan penguatan.
4. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Teori kognitif dari Jean Piaget berusaha menggambarkan dan menjelaskan perkembangan proses berpikir dan kondisi mental.
Teori ini juga melihat bagaimana proses berpikir ini memengaruhi cara kita memahami serta berinteraksi dengan dunia.
5. Teori Keterikatan Bowlby
John Bowlby mengajukan salah satu teori awal tentang perkembangan sosial.
Bowlby percaya bahwa hubungan awal dengan pengasuh memainkan peran utama dalam perkembangan anak PAUD dan terus memengaruhi hubungan sosial sepanjang hidup.
6. Teori Pembelajaran Sosial Bandura
Teori ini didasarkan pada psikolog Albert Bandura yang percaya bahwa proses pengkondisian dan penguatan tidak dapat menjelaskan semua pembelajaran manusia secara memadai.
7. Teori Sosiokultural Vygotsky
Psikolog Lev Vygotsky percaya bahwa anak-anak belajar secara aktif dan melalui pengalaman langsung.
Teorinya juga menyatakan bahwa orang tua, pengasuh, teman sebaya, dan budaya secara luas bertanggung jawab dalam mengembangkan fungsi tingkat tinggi.
***
Memahami perkembangan anak PAUD bukan hanya tugas pendidik di sekolah, tetapi juga tanggung jawab orang tua di rumah.
Dengan memberikan perhatian, stimulasi, serta lingkungan yang kondusif, kita dapat membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan percaya diri.
Semoga informasi ini bermanfaat, Parents.
***
Baca Juga:
Penting! Inilah Perbedaan Paud dan TK yang Perlu Parents Ketahui
Usia Ideal Anak Masuk PAUD Beserta Tandanya Jika Sudah Siap, Simak Bun!
Anak Masuk TK, Idealnya Berapa Tahun agar Tidak Bosan Sekolah?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.