Anak sulit membaca atau menulis bisa diatasi asal terdeteksi sejak dini.
Tiap-tiap anak lahir dengan membawa serta kelebihan dan kekurangan mereka masing-masing. Tapi, mau tak mau Anda merasa panik ketika si kecil menunjukkan gejala sulit membaca dan menulis, bahkan ketika ia sudah duduk di bangku Sekolah Dasar.
Anak sulit membaca akan mengalami banyak masalah karena beberapa sekolah menerapkan syarat kemampuan membaca sebelum seorang anak diterima sebagai murid. Anak juga akan mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran, karena hampir semua mata pelajaran diajarkan dalam bentuk tulisan.
Jika anak sulit membaca tidak mendapatkan penanganan secepatnya, bukan tidak mungkin mereka tetap tidak akan dapat membaca maupun menulis hingga dewasa.
Kesalahan mengeja, menuliskan huruf atau tidak mamapu membaca dengan cepat mengakibatkan mereka merasa kecewa dengan dirinya sendiri, minder dan akhirnya menarik diri dari pergaulan.
Ketika seorang anak dengan kesulitan membaca merasa frustasi, bukan tidak mungkin ia akan melampiaskan kekecewaannya dengan perilaku destruktif.
Jadi apa yang sebaiknya kita lakukan ketika anak sulit membaca atau menulis. Berikut adalah beberapa hal yang sebaiknya dan tidak kami anjurkan untuk menghadapi situasi tersebut.
1. Jangan hukum anak karena ketidakmampuannya
Anda kecewa karena akan sulit membaca dan menulis. Anda menghukumnya dengan harapan ia akan berusaha sekeras mungkin agar dapat membaca dan menulis. Namun, Anda belum mengetahui bahwa ia memiliki gejala semacam disleksia, misalnya.
Selalu pantau dan berkonsultasilah dengan guru wali kelas agar Anda mengetahui perkembangan anak Anda yang sebenarnya. Kami tidak merekomendasikan Anda untuk memarahinya di depan teman-teman atau saudara-saudara sepupunya karena hal itu akan membuat dirinya makin terpukul dan dipermalukan.
Baca juga : Kapan Anak Siap Belajar Membaca? Coba Kuis “Empat” Ini
2. Jangan berhenti mencintai dan memotivasinya
Jangan mengubah perasaan Anda meski anak sulit membaca dan menulis. Jika seluruh dunia telah menertawakannya karena ketidakampuannya, lalu kemana ia harus berlindung selain pada Anda?
Jangan berharap terlalu banyak padanya. Dan hal itu dapat Anda ungkapkan dengan tidak menunjukkan kekecewaan maupun kemarahan ketika ia gagal memahami sesuatu. Selalu dorong anak Anda untuk melampaui keterbatasannya dan tak pernah berhenti mencoba.
3. Mengajarkan hal mendasar dengan sabar
Ajarkan dasar-dasar belajar membaca melalui beberapa metode yang membuatnya tertarik dan mengingat apa yang Anda ajarkan. Misalnya, Anda dapat menggunakan alat peraga berwarna-warni untuk mengajarkan huruf-huruf dasar dan kata-kata sederhana yang dapat Anda buat dengan mengkombinasikan huruf-huruf itu.
Jika anak lebih dapat mengingat melalui metode bermain sambil belajar, gunakan metode itu untuk mengajarkan kombinasi huruf yang lebih rumit.
Baca juga : Belajar Perkalian Matematika Lewat Lagu dan Jari
4. Mencari bantuan
Jika Anda merasa tak mampu menangani anak sulit membaca atau menulis sendirian, Anda dapat meminta bantuan dari kalangan profesional, misalnya guru wali kelas atau seseorang yang ahli dalam memperbaiki kemampuan membaca anak-anak.
Meski anak Anda terdiagnosa disleksia, ia masih dapat bersekolah di sekolah reguler dengan catatan ia mau berusaha mengatasi kekurangannya.
Akan lebih baik lagi jika Anda telah dapat mendeteksi anak sulit membaca atau menulis sejak usia pra sekolah. Ada beberapa sekolah PAUD yang peka dan peduli terhadap ketidakmampuan anak membaca dan menulis, dan para guru biasanya akan lebih memperhatikan anak-anak semacam ini untuk mengetahui perkembangan dan memotivasinya.
Pembelajaran membaca dan menulis di sekolah PAUD juga biasanya menyenangkan karena disampaikan dalam bentuk permainan secara berkelompok dan bernyanyi.
Kondisi anak yang sulit belajar dan menulis mungkin akan membuat Anda harus berupaya lebih keras, karena harus selalu mendampingi dan memotivasinya. Namun, yakinlah bahwa Anda pun telah ikut belajar melalui dirinya mengenai cara melampaui keterbatasan yang kita miliki.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.