Depresi saat hamil adalah gangguan mood dan suasana hati yang dipengaruhi oleh perubahan hormon.
Menurut The American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), antara 14-23% seorang ibu akan berjuang dengan beberapa gejala depresi saat hamil.
Bahkan, data terbaru dari Cek Kesehatan Gratis (CKG) mengungkap bahwa ibu hamil dan masa nifas jauh lebih rentan mengalami depresi dibanding kelompok usia lainnya.
Secara nasional, potensi depresi pada ibu hamil tercatat sebesar 8,5 persen peserta CKG. Angka ini delapan kali lipat lebih tinggi dibanding rata-rata kasus depresi pada kelompok dewasa dan lansia yang 0,8 persen.
“Menjadi ibu tidak mudah. Apalagi saat mereka mau bersalin, ini menjadi stressor tersendiri. Kita harus perhatikan kesehatan psikis ibu hamil dan nifas,” ungkap Imran Pambudi, Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI, mengutip CNN Indonesia.
Artikel Terkait: Waspada Depresi Postpartum yang Rentan Dialami Ibu, Kenali Gejalanya!
Apa Itu Depresi selama Kehamilan?

Depresi adalah gangguan suasana hati atau mood yang memengaruhi 1 dari 4 perempuan di beberapa titik selama masa hidup mereka, termasuk pada masa kehamilan. Ini merupakan penyakit biologis yang melibatkan perubahan dalam kimia otak.
Namun, umumnya, depresi tidak didiagnosis dengan baik selama kehamilan karena orang berpikir itu hanyalah jenis lain dari ketidak seimbangan hormon.
Selama kehamilan, perubahan hormon dapat memengaruhi bahan kimia di otak Anda, yang secara langsung berkaitan dengan depresi dan kecemasan.
Ini dapat diperparah oleh situasi kehidupan lain, yang dapat menyebabkan depresi selama kehamilan.
Kondisi ini bisa berbahaya bagi ibu dan bayi yang belum lahir.
Sebenarnya, depresi pada kehamilan adalah penyakit yang dapat diobati dan dikelola. Namun, penting untuk mencari bantuan dan dukungan terlebih dahulu.
Artikel Terkait: Deperesi Saat Hamil – Penyebab, Gejala, Tanda-tanda dan Cara Mengatasi
Apa Penyebab Depresi saat Hamil?
Penelitian menunjukkan bahwa depresi saat hamil disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Stres kehidupan (misalnya, tuntutan di tempat kerja atau pengalaman trauma masa lalu), tuntutan fisik dan emosional untuk melahirkan dan merawat bayi, dan perubahan hormon yang terjadi selama dan setelah kehamilan dapat berkontribusi pada perkembangan depresi saat hamil.
Selain itu, seorang ibu berisiko lebih besar mengalami depresi pada masa kehamilan jika mereka memiliki riwayat depresi pribadi atau ada orang yang depresi di keluarga, mengalami gangguan bipolar atau jika mereka pernah mengalami depresi juga di kehamilan sebelumnya.
Apa Saja Kemungkinan Pemicu Depresi Selama Kehamilan?
Beberapa kemungkinan pemicu depresi pada ibu hamil lainnya adalah:
- Masalah rumah tangga atau pertengkaran dengan anggota keluarga termasuk pasangan
- Adanya riwayat depresi dalam keluarga
- Mengalami kehilangan seperti keguguran atau stillbirth di kehamilan sebelumnya
- Adanya masalah kehidupan yang berat saat hamil seperti kehilangan anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, atau peristiwa lain yang menimbulkan trauma seperti riwayat menjadi korban pelecehan
- Mengalami komplikasi dalam kehamilan
Apa Saja Gejala Depresi saat Hamil?

Suasana hati Bunda saat hamil menjadi hal yang juga perlu diperhatikan. Jika self esteem Bunda mulai menurun dan putus asa sepanjang waktu atau Bunda tidak lagi menikmati hal-hal yang biasa dilakukan, sebaiknya mulai bertanya-tanya apakah ini tanda-tanda dan gejala depresi?
Inilah beberapa gejala depresi saat hamil yang biasanya muncul selama lebih dari 2 minggu pertama atau bahkan saat 2 minggu terakhir sebelum persalinan.
1. Suasana Hati yang Buruk dan Sering Menangis
Gejala depresi saat hamil bisa seperti merasa sedih, suasana hati yang buruk, atau Bunda cenderung sering menangis.
2. Merasa Mudah Marah
Bunda yang sedang hamil bisa depresi saat hamil ketika merasa mudah tersinggung, atau mudah sekali marah.
3. Tertekan Hampir Sepanjang Hari
Dikutip dari laman web Cleveland Clinic bahwa salah satu gejala depresi saat hamil adalah ketika Bunda memiliki suasana hati yang tertekan hampir sepanjang hari, dari pagi sampai mau terlelap saat malam, selama dua minggu terakhir sebelum persalinan.
4. Merasa Bersalah dan Sering Menyalahkan Diri Sendiri
Gejala depresi saat hamil lainnya adalah merasa bersalah, merasa putus asa atau tidak berharga, bahkan cenderung menyalahkan diri sendiri atas masalah yang muncul seiring bertumbuhnya si Kecil.
5. Mengalami Kesulitan Berpikir
Gejala depresi saat hamil lainnya seperti mengalami kesulitan berpikir, masalah dalam berkonsentrasi atau membuat keputusan.
6. Kecemasan Berlebihan tentang Bayi Anda
Depresi saat hamil salah satunya bisa terlihat dari gejala anxiety disorder yang Bunda alami.
Cemas yang berlebihan tentang bayi bisa jadi salah satu gejalanya.
Mulai muncul banyak pikiran negatif, seperti khawatir Anda tidak akan bisa menjaga bayi juga bisa menjadi gejala depresi saat hamil.
7. Merasa Tidak Mampu Menjadi Orang Tua
Bunda yang sedang hamil akan mulai memikirkan dan bertanya-tanya apakah sanggup untuk menjaga titipan buah hati yang sedang dikandung?
Jika muncul perasaan tidak percaya diri, merasa tidak mampu menjaga, ini bisa jadi adalah gejala depresi.
Bunda sebaiknya segera mengantisipasi dengan memperbaiki cara berpikir dan suasana hati Bunda.
8. Kehilangan Minat atau Kesenangan
Gejala yang lain adalah kehilangan minat atau kesenangan dalam sebagian besar aktivitas sepanjang hari, hampir setiap hari, selama dua minggu terakhir sebelum persalinan, demikian dilansir dari laman web Cleveland Clinic.
Bahkan, Bunda bisa merasa tidak mampu untuk merasa senang dari aktivitas yang biasanya dianggap menyenangkan.
9. Kehilangan Minat dengan Sekitar
Gejala depresi saat hamil lainnya adalah saat mulai kehilangan minat pada orang lain dan dunia sekitar.
Biasanya, Bunda yang sedang hamil akan sering ditanya sanak saudara atau tetangganya.
Namun, jika jawaban Bunda memiliki respon kurang baik atau malah cenderung negatif, bisa jadi itu salah satu gejala sedang depresi.
10. Tak Melakukan Perawatan Kehamilan dengan Baik
Bunda yang sedang hamil biasanya rutin berkonsultasi dengan dokter atau bidan.
Namun, saat beberapa anjuran dari penyedia layanan kesehatan tidak dilakukan dan dipatuhi dengan baik dan cenderung dilanggar, bisa jadi itu salah satu gejala depresi.
11. Pertambahan atau Pengurangan Berat Badan yang Drastis
Ketika hamil, Bunda akan diminta untuk mentaati sejumlah menu rutin tertentu dan menghindari beberapa produk makanan.
Hal ini bertujuan untuk memenuhi kandungan nutrisi harian ibu hamil.
Namun, justru hasilnya berkebalikan dari yang diharapkan, terjadi pertambahan berat badan atau pengurangan berat badan yang sangat drastis, ini bisa jadi salah satu gejala depresi.
12. Terbesit Pikiran untuk Bunuh Diri
Gejala depresi saat hamil lainnya adalah muncul pikiran berulang tentang kematian atau bunuh diri.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa episode depresi lebih sering terjadi selama trimester pertama dan ketiga, dilansir dalam laman web Mayo Clinic.
Jika Anda mengalami salah satu dari gejala berikut selama kehamilan Anda, itu mungkin depresi dan Anda harus segera menghubungi penyedia layanan kesehatan Anda.
Bisakah Depresi Selama Kehamilan Menyebabkan Bahaya pada Bayi Saya?

Depresi yang tidak diobati dapat berpotensi menimbulkan risiko berbahaya bagi ibu dan bayi.
Depresi yang tidak diobati dapat menyebabkan gizi buruk, kecenderungan konsumsi alkohol, merokok, dan perilaku bunuh diri, yang kemudian dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan masalah perkembangan.
Seorang ibu hamil yang depresi sering tidak memiliki kekuatan atau keinginan untuk merawat dirinya sendiri atau bayinya yang sedang berkembang.
Bayi yang lahir dari ibu yang depresi mungkin kurang aktif, kurang perhatian dan lebih gelisah daripada bayi yang lahir dari ibu yang tidak depresi.
Inilah mengapa mendapatkan bantuan yang tepat adalah penting bagi ibu dan bayi.
Bagaimana Cara Mengatasi Depresi saat Hamil?
Cara mengatasi depresi saat hamil adalah dengan meminta bantuan dari dokter jiwa dan psikolog.
Dengan perawatan dan dukungan yang tepat, kebanyakan orang dapat mengatasi depresi saat hamil, meskipun itu membutuhkan waktu.
Berikut beberapa rekomendasi cara yang bisa dilakukan secara mandiri untuk membantu meningkatkan suasana hati, mengutip dari laman National Health Service.
Mengobrol Teman, Pasangan, Anggota Keluarga, Dokter atau Bidan
Bunda bisa berbicara tentang kekhawatiran Anda kepada teman, pasangan, anggota keluarga, dokter atau bidan.
Selain untuk melepaskan kepenatan dan uneg-uneg yang tersimpan dalam hati, Bunda bisa mendapat solusi bahkan dukungan apapun yang positif.
Jika Anda meminta dukungan, Anda akan sering mendapatkannya.
Latihan Pernapasan
Bunda bisa mencoba latihan pernapasan yang menenangkan.
Saat Bunda merasa kewalahan cobalah untuk tetap tenang dengan mencoba beberapa metode pernapasan yang dianjurkan oleh dokter, bidan bisa dari terapis depresi Anda.
Menambah Aktivitas
Bunda bisa mencoba secara perlahan untuk meningkatkan tingkat aktivitas fisik.
Aktivitas fisik ini secara perlahan dapat meningkatkan mood serta membantu Anda tidur nyenyak.
Mengikuti Kelas Antenatal
Bunda bisa mencoba ikut menghadiri kelas antenatal untuk bertemu ibu hamil lainnya.
Makan Makanan Sehat
Bunda bisa mencoba untuk mengatur makan makanan sehat untuk meningkatkan mood Anda dan meningkatkan nutrisi buat si buah hati.
Merawat Diri
Bunda bisa juga mencoba untuk perawatan diri sendiri, karena merawat diri juga bagian penting dari merawat buah hati yang belum lahir.
Terapi Psikologis
Jika Anda tidak menemukan kelegaan dari kecemasan dan depresi dengan melakukan perubahan ini, carilah saran dari penyedia layanan kesehatan Anda atau rujukan ke profesional kesehatan mental.
Bunda bisa melakukan cognitive behavioural therapy (CBT).
Cognitive behavioural therapy (CBT) adalah terapi perilaku kognitif (CBT) atau konseling.
Mungkin perlu beberapa minggu untuk berkonsultasi dengan terapis atau konselor. CBT dapat dilakukan ‘tatap muka’ dengan konselor atau juga secara online.
Apa Pengobatan untuk Depresi selama Kehamilan ?

Jika mengalami beberapa gejala depresi, langkah yang paling penting adalah mencari bantuan.
Bicarakan dengan dokter tentang gejala dan perjuangan Anda.
Penyedia perawatan kesehatan menginginkan yang terbaik untuk Anda dan bayi, serta dapat mendiskusikan pilihan untuk perawatan.
Pilihan Perawatan untuk Ibu Hamil dapat Meliputi:
- Kelompok pendukung
- Psikoterapi pribadi
- Obat
- Terapi cahaya
Adakah Obat yang Aman untuk Mengobati Depresi selama Kehamilan?
Ada banyak perdebatan tentang keamanan dan efek jangka panjang dari obat antidepresan yang diambil selama kehamilan.
Beberapa penelitian sekarang menunjukkan bahwa obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati depresi mungkin terkait dengan masalah pada bayi baru lahir seperti malformasi fisik, masalah jantung, hipertensi pulmonal, dan berat lahir rendah.
Seorang ibu dengan depresi ringan hingga sedang mungkin dapat mengelola gejalanya dengan kelompok pendukung, psikoterapi dan terapi cahaya.
Namun, jika seorang ibu hamil berurusan dengan depresi berat, kombinasi psikoterapi dan obat-obatan biasanya dianjurkan.
Bunda perlu tahu bahwa semua obat akan melewati plasenta dan menjangkau bayi mereka. Tidak ada cukup informasi tentang obat mana yang sepenuhnya aman dan mana yang menimbulkan risiko.
Tetapi ketika menangani depresi berat, risiko dan manfaat perlu diperiksa secara seksama. Obat yang dapat menawarkan bantuan terbanyak, dengan risiko terkecil pada bayi, harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
Itulah beberapa hal terkait depresi saat hamil yang perlu diperhatikan, mulai dari penyebab, gejala sampai penanganan yang bisa Bunda lakukan.
Perlu diperhatikan juga bahwa kesehatan emosi ibu hamil sangat memengaruhi calon buah hati yang akan lahir.
Semoga Bunda dan buah hati selalu diberi kesehatan selama menjalani masa kehamilan, ya.
***
Baca juga :
Wajib tahu! Depresi pada ibu, ternyata bisa mempengaruhi IQ anak
Dampak mom shaming hanya bikin Bunda depresi, Baca 10 tips ini untuk mengatasinya
Atasi Stres Saat Hamil dengan 5 Cara Ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.