Sebagian dari Parents mungkin mengira bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi hanya berisiko bagi orang dewasa. Namun nyatanya, hipertensi pada anak juga bisa terjadi. Lalu, apa saja penyebab tekanan darah tinggi pada anak dan bagaimana cara mencegah dan mengatasinya?
Hipertensi pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Upaya Mengatasi yang Bisa Dilakukan
Secara umum, kondisi tekanan darah tinggi pada anak kini semakin meningkat. Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penelitian di Amerika Serikat terhadap 5100 anak sekolah pun mendapati 4,5% di antara mereka mengalami hipertensi.
Rata-rata, seorang anak berisiko terkena hipertensi pada usia 3 tahun. Dibandingkan dengan anak lain, mereka yang mengalami kondisi ini saat kecil cenderung memiliki risiko 4 kali lebih besar terkena hipertensi ketika mereka dewasa.
Pengerasan pembuluh darah atau aterosklerosis telah berlangsung sejak dini, sehingga ini juga akan memberikan dampak siginifikan pada kesehatan kardiovaskular anak ketika ia dewasa.
Dokter Spesialis Anak Pratini Pudjiastuti Trihono, Sp.A (K) juga menjelaskan, peningkatan kasus hipertensi pada anak dan remaja juga dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya adalah perubahan gaya hidup.
“Peningkatan angka kejadian tekanan darah tinggi pada anak dan remaja bisa dipengaruhi faktor perubahan gaya hidup. Kurangnya aktivitas dan meningkatnya angka kejadian obesitas. Kebiasaan merokok pada remaja, stres mental atau pun kurang tidur juga termasuk faktor yang memengaruhi,” jelas dokter Pratini seperti yang dikutip dari laman IDAI.
Beberapa Kemungkinan Penyebab
Penyebab tekanan darah tinggi pada anak tidak jauh berbeda dari yang dialami orang dewasa. Menurut Pratini, hipertensi anak bisa dibagi menjadi dua kelompok jika ditinjau dari penyebabnya, yakni:
Kondisi tekanan darah tinggi yang bukan disebabkan oleh penyakit. Biasanya, jenis hipertensi ini lebih sering terjadi pada remaja dan jarang sekali ditemukan pada anak usia kurang dari 10 tahun. Hipertensi primer biasanya dipicu oleh riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga, obesitas, dan pola hidup yang tidak sehat.
Merupakan suatu kondisi tekanan darah yang meningkat akibat riwayat kesehatan yang sebelumnya pernah dialami anak. Sebagian besar kasus hipertensi yang terjadi pada anak serta remaja disebabkan oleh penyakit seperti: peradangan ginjal, infeksi ginjal kronik, penyumbatan aliran urin, batu ginjal, dan sebagainya.
Lebih lanjut, tekanan darah tinggi pada anak secara umum juga kemungkinan bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
- Obesitas
- Kurangnya aktivitas fisik karena terlalu banyak main gadget atau menonton televisi
- Pola makan yang tidak sehat. Terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi garam, tinggi kalori, serta minuman yang tinggi kafein
- Kurang istirahat atau mengalami gangguan tidur
- Penyakit bawaan sejak lahir. Misalnya, penyakit jantung bawaan atau pun kelainan genetik.
Gejala yang Biasanya Timbul
Pada bayi baru lahir, gejala hipertensi biasanya meliputi:
- Sesak napas
- Keringat berlebih
- Bayi tampak gelisah atau rewel
- Pucat atau sianosis
- Muntah dan kejang
Pada anak yang berusia lebih besar, kondisi tekanan darah tinggi bisa ditandai dengan beberapa gejala berikut ini:
- Anak cepat lelah
- Penglihatan mendadak buram atau kabur
- Mual dan muntah
- Mimisan
- Nyeri dada
- Kenaikan berat badan yang signifikan
- Penurunan kesadaran atau pingsan
Upaya Pencegahan Hipertensi pada Anak
Beberapa tanda yang ditunjukan tersebut biasanya tidak disadari orangtua karena mirip dengan gejala penyakit pada umumnya. Oleh karena itu, dokter Pratini menganjurkan agar orangtua bisa mengenal beberapa faktor penyebab melakukan upaya pencegahan terkait kondisi ini sedini mungkin.
Beberapa upaya pencegahan hipertensi pada anak yang bisa Parents terapkan menurut dokter Pratini, di antaranya adalah:
- Setiap anak usia 3 tahun atau lebih dianjurkan menjalani pemeriksaan tekanan darah, setidaknya setahun sekali.
- Bayi prematur, anak yang memiliki berat lahir rendah, atau mereka yang memiliki riwayat dirawat di Unit Perawatan Intensif perlu pemeriksaan tekanan darah yang lebih dini.
- Terapkan pola makanan dengan gizi yang seimbang. Kurangi konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak. Perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan.
- Ajak anak olahraga teratur dan aktif bergerak secara fisik.
- Hindari anak dari rokok. Anak yang menjadi perokok pasif juga berisiko mengalami hipertensi serta menyebabkan gangguan pembuluh darah dan jantung.
- Apabila anak menunjukkan gejala hipertensi yang disebutkan, segera konsultasi dan periksakan ke dokter.
Itulah beberapa penyebab, gejala, dan upaya pencegahan yang bisa Parents lakukan agar hipertensi pada anak bisa dihindari. Ajak anak untuk senantiasa menerapkan perilaku hidup sehat sejak dini untuk terhindari dari masalah kesehatan secara keseluruhan, ya, Parents.
Semoga bermanfaat!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
***
Referensi: IDAI, Hello Sehat, Alodokter
Baca juga:
Mengenal Bedah Bariatrik, metode pangkas berat badan untuk pasien obesitas
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.