Proses kehamilan adalah sesuatu yang sangat dinantikan oleh orang tua di seluruh dunia. Hal paling menyenangkan saat hamil salah satunya ketika merasakan janin bergerak di dalam rahim. Tapi, bagaimana jika janin tidak bergerak atau gerakannya berkurang? Perlukah merasa khawatir?
Saat hamil, Bunda mulai menyadari kehidupan kecil itu melalui tendangan dan gerakan manis dari dalam perut. Tendangan kecil nan sederhana jadi peristiwa yang menyentuh dan hangat.
Namun, bagaimana bila buah hati di dalam sana tidak juga menunjukkan tanda-tanda keaktifan yang diharapkan? Perlukan Parents khawatir dan memeriksakannya ke dokter kandungan sesegera mungkin untuk mendeteksi kemungkinan yang terburuk, seperti stillbirth?
Ada beberapa hal yang perlu Parents ketahui tentang ciri-ciri stillbirth.
Jika janin dalam kandungan masih menunjukkan tanda-tanda pergerakan paling tidak sepuluh kali dalam satu jam, maka Parents tidak perlu merasa khawatir karena kemungkinan besar bayi Anda hanya kurang gerak.
Penyebab janin tidak bergerak atau gerakannya berkurang
1. Gerakan bayi yang kurang karena terlambat
Biasanya, Bunda mulai merasakan pergerakan di umur 16 minggu kehamilan. Terkadang gerakan janin bisa belum dirasakan hingga umur kehamilan 24 minggu.
Jika Bunda terus melakukan pemeriksaan rutin tiap bulan dan tidak menemukan kejanggalan apapun, Anda tak perlu merasa cemas dengan keterlambatan ini.
Akan tetapi, jika setelah 24 minggu kehamilan Bunda tidak merasakan gerakan dari dalam kandungan, sebaiknya Parents mengkonsultasikan masalah ini kepada dokter.
2. Janin tidak bergerak karena kekurangan nutrisi
Jika Bumil mengeluhkan kepada dokter kandungan tentang gerakan janin yang sedikit, biasanya saran yang akan diberikan adalah segera makan atau minum yang manis, seperti jus buah. Makanan atau minuman yang mengandung gula akan menstimulasi bayi untuk bergerak aktif.
Ibu yang sedang mengandung memang disarankan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan gizi. Bumil yang lapar dan tidak segera makan sudah tentu akan membuat janin dalam kandungan tidak memiliki sumber makanan.
Bumil disarankan untuk selalu memenuhi gizi untuk diri sendiri dan buah hati. Ibu yang mengalami defisiensi nutrisi memiliki resiko kehamilan yang tinggi dan perlu segera mengkonsultasikan hal ini kepada dokter.
3. Janin tidak bergerak karena ruang sempit
Tumbuh dan berkembang di dalam kandungan adalah suatu keajaiban untuk makhluk hidup. Ketika bayi mulai membesar, ruang geraknya akan semakin relatif sempit, sehingga ia mulai membatasi gerakannya sendiri.
Tenang, Parents, hal ini bukan berarti mereka berhenti bergerak. Hanya saja mereka mengubah cara bergeraknya menjadi lebih minimalis, dari gerakan tendangan dan pukulan menjadi peregangan dan gulungan tubuh.
Jika Bunda masih merasa khawatir, pantau gerakan janin dalam satu jam lalu konsultasikan dengan dokter.
4. Gerakan bayi yang kurang karena stres
Bayi di dalam kandungan dapat menangkap dengan mudah emosi sang ibu dan terpengaruh secara langsung oleh emosi tersebut.
Janin dapat mengalami periode tidak aktif ketika ibu sedang mengalami stress, depresi, sedih, dan lain-lainnya.
5. Janin tidak bergerak karena tidur
Bayi memiliki waktu tidur yang berubah-ubah sepanjang umur kehamilan. Karena saat tidur, gerakan bayi jadi lebih sedikit dan mungkin akan membuat Parents merasa khawatir.
Untuk memastikan hal ini, Parents dapat melakukan pengamatan dengan menghitung jumlah gerakan bayi. Jika bayi melakukan jumlah gerakan dengan pola yang sama, Anda bisa bernapas lega karena semua baik-baik saja.
Kondisi janin tidak bergerak yang harus Anda Waspadai
Kebalikan dari pembahasan di atas, di bawah ini ada beberapa ciri di mana Parents mesti merasa khawatir jika buah hati mulai menunjukkan kurangnya pergerakan dari dalam kandungan.
1. Janin tidak bergerak disertai perdarahan
Bayi yang menunjukkan ciri tidak ada gerakan disertai pendarahan pada ibunya harus segera ditindaklanjuti dengan penangan medis.
Pertolongan sesegera mungkin sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan menghindari hasil fatal, seperti stillbirth atau lahir mati.
Perdarahan yang disertai tidak adanya pergerakan dari janin bisa jadi pertanda solusio plasenta, yakni lepasnya plasenta dari rahim.
Kondisi ini merupakan hal serius yang dapat membuat bayi kekurangan nutrisi dan oksigen. Solusio plasenta dapat menyebabkan pendarahan hebat sehingga membahayakan ibu dan bayi dalam kandungannya. Kejadian ini biasanya terjadi pada 1 dari 150 kehamilan di atas 20 minggu.
Segera cari bantuan jika Anda mengalami pendarahan pada vagina, kram atau kontraksi yang sering. Perhatikan juga gejala nyeri punggung dan rahim yang dapat menyebabkan kelahiran prematur.
2. Gerakan bayi berkurang pada usia kehamilan lanjut
Gerakan bayi berkurang pada usia kehamilan lanjut juga perlu segera ditindaklanjuti secara medis. Gejala ini bisa berarti kondisi yang disebut hipoksia janin.
Hipoksia janin adalah gejala umum ketika janin kekurangan suplai oksigen sehingga bisa menyebabkan komplikasi bagi ibu dan bayi.
3. Gerakan janin berkurang dengan Perubahan Pola Tidur Bayi
Parents bisa mengetahui pola kehidupan janin, fase aktifnya maupun fase istirahatnya, dengan mengamati gerakan dan tendangannya.
Akan tetapi, jika Parents merasakan adanya perubahan pola gerakan aktif buah hati dalam kandungan, apalagi jika bayi tidak menunjukkan pergerakan dalam rentang waktu lebih dari dua jam, konsultasi ke dokter menjadi jalan terbaik untuk menenangkan pikiran Anda.
***
Pada akhirnya, insting Anda sebagai orang tua menjadi faktor paling penting untuk keselamatan buah hati. Bila Bunda curiga karena janin tidak bergerak, segera tanyakan ke dokter atau bidan. Konsultasikan semua kekhawatiran, keraguan, dan masalah Anda pada dokter agar proses kehamilan sampai persalinan bisa berjalan lancar.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Ivander R. Utama, F.Mas, SpOG, MSc
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan
Rumah Sakit Bunda Citra Ananda
Baca juga:
Langkah Menghitung Gerakan Janin yang Tepat, Jangan Sampai Salah Bun!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.