Pernahkah pada suatu hari Bunda kaget karena tiba-tiba merasakan tendangan dan gerakan bayi di dalam rahim? Saat itu, Anda juga yakin 100% bahwa Anda tidak hamil. Jangan khawatir, fenomena yang Anda alami saat itu disebut dengan tendangan palsu (phantom pregnancy kicks).
Jangan salah mengira bahwa tendangan palsu ini sama dengan fenomena kehamilan palsu (false pregnancy/phantom pregnancy). Kasus kehamilan palsu itu bukan seperti cerita sinetron di mana pemerannya sedang pura-pura hamil agar dinikahi. Melainkan sebuah fenomena di mana tubuh merasakan sensasi persis seperti sedang dalam masa kehamilan, namun sebenarnya tidak hamil.
Tendangan palsu ini adalah saat di mana Anda benar-benar merasakan sensasi adanya janin yang bergerak di rahim sekalipun Anda tidak sedang hamil. Saking nyatanya sensasi tersebut, kadang hal itu membuat seorang ibu tiba-tiba saja membeli test pack hanya untuk memastikan bahwa ia tidak sedang hamil.
Dalam dunia kedokteran, fenomena tendangan palsu ini tidak benar-benar dibicarakan secara ilmiah. Namun banyak ibu mengalaminya. Hal ini sering dibicarakan di forum-forum intenet dan bahkan beberapa orang menyangka bahwa ini terkait dengan hal mistis.
Dari banyak spekulasi yang ada, terkumpul beberapa kemungkinan berikut ini:
1. Kontraksi rahim
Rahim yang awalnya terus bergerak selama masa kehamilan mulai menyusut kembali ke ukuran normal. Rahim itu kembali pada posisinya yang semula dalam jangka waktu selama 6-8 minggu.
Tendangan palsu juga akan sering terasa pada usia 8 minggu paska persalinan. Gerakan-gerakan kecil pada otot atau ligamen bisa menyebabkan Anda merasakan beberapa sensasi gerakan di sana sekalipun tidak ada janin di dalamnya.
Kabar buruknya, hal ini bisa terjadi kapan saja. Tak peduli kapan terakhir kali Anda melahirkan, tendangan palsu dari “bayi” yang tak ada di rahim Anda akan tetap terasa.
2. Kepekaan tubuh
Saat seorang perempuan hamil, ia mulai peka terhadap perubahan sekecil apapun yang terjadi padanya. Keadaan yang terbiasa merasakan pergerakan organ internal ini terbawa sampai masa kehamilan berakhir.
Jika itu terjadi, ia bahkan akan mampu merasakan pergerakan otot, pencernaan, maupun gas di dalam tubuhnya. Kadang, pergerakan organ internal tersebut jadi identik dengan tendangan bayi saat masa kehamilan.
3. Sindrom ingatan tubuh
Merasakan sensasi pada anggota tubuh yang sebenarnya sudah tidak ada yang disebabkan oleh memori saraf di otak. Tubuh punya ingatan atas anggota tubuh yang pernah menempel padanya.
Contoh kasus, ketika seseorang kehilangan kakinya saat kecelakaan, mereka mungkin masih merasakan nyeri pada kaki yang hilang tersebut. Padahal, kaki itu sudah tidak menempel pada anggota tubuhnya.
Salah satu teori gerakan pada kehamilan palsu adalah bahwa saraf kita masih ingat sensasi dan mungkin menafsirkan beberapa gerakan atau otot rahim. Bahkan kadang, gerakan usus juga akan terasa seperti tendangan palsu.
Jika Anda merasakan adanya tendangan palsu yang tampak seperti gerakan janin saat masa kehamilan, santai saja. Itu masih normal kok. Tak perlu panik bahwa Anda sedang hamil karena Anda tahu sendiri bahwa saat itu terjadi, Anda sedang dalam kondisi yang barangkali tak memungkinkankan untuk hamil.
Jadi, jangan pernah merasa bahwa Anda sedang mengidap sindrom aneh yang membuat Anda ragu untuk menceritakannya pada orang lain. Banyak perempuan mengalaminya. Sehingga Anda tak perlu merasa khawatir atau dianggap aneh karenanya.
Jika suatu hari sains sudah makin maju, penjelasan medis yang pasti soal fenomena ini pasti akan muncul. Ingatlah bahwa dulunya, sakit pada saat menstruasi juga dianggap sebagai sesuatu yang tidak penting dan dua tahun belakangan ini ilmuan dan dokter baru mencari tahu solusinya?
Nah, barangkali tendangan palsu yang terjadi paska melahirkan akan mendapat perlakukan yang sama. Untuk saat ini, mari kita mulai berpikir positif bahwa Anda adalah salah satu perempuan yang mengalami fenomena alam misterius yang “tak terjelaskan”.
Baca juga:
Habis Melahirkan Tapi Perut Masih Seperti Hamil? Ini Penyebabnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.