Apakah mungkin janin merasa sakit saat masih berada di dalam kandungan? Memang bisa saja terjadi, tetapi bisa juga tidak. Ada banyak studi yang berusaha menjawab pertanyaan ini. Jika janin dapat merasakan sakit, tandanya sarafnya sudah mulai bekerja di dalam kandungan.
Artikel terkait: 7 Gerakan Olahraga Ringan untuk Induksi Persalinan Alami
Bisakah Janin Merasa Sakit?
Sumber: Pixabay
Journal of American Medical Association telah menerbitkan sebuah kajian dari banyak disiplin ilmu pada tahun 2005 untuk menjawab pertanyaan apakah janin bisa merasakan sakit. Sebanyak 360 artikel ilmiah yang sudah diterbitkan di jurnal medis dikaji oleh University of California San Diego untuk memastikan jawaban dari pertanyaan di atas.
Kesimpulan yang dimuat dalam jurnal ini menyebutkan bahwa rasa sakit pada dasarnya adalah kombinasi pengalaman emosional dan sensorik yang subjektif. Dibutuhkan kesadaran penuh untuk menyatakan sebuah stimulus sebagai rasa sakit. Dengan kata lain, janin perlu diperkenalkan dengan rasa sakit sebelum benar-benar bisa merasakannya.
Pada usia kehamilan minggu ke-8, reseptor sentuhan adalah yang pertama berkembang pada wajah janin. Sementara reseptor sensorik baru dapat berkembang di usia kehamilan minggu ke-12. Reseptor sensorik ini ada di telapak tangan dan telapak kaki.
Pada usia kehamilan minggu ke-17 reseptor sensorik lain muncul di area perut. Namun, ini saja tidak cukup, tubuh janin masih butuh mengembangkan jalur komunikasi saraf yang terhubung dengan otak untuk bisa mengalami rasa sakit.
Dari penjelasan di atas, lalu disimpulkan bahwa janin baru bisa merasakan rasa sakit di usia kehamilan minggu ke-23. Butuh waktu yang cukup lama, karena selain proses pembentukan sistem saraf, janin juga membutuhkan waktu sampai tubuhnya dapat memproduksi hormon kortisol (hormon stres) yang berkaitan erat dengan rasa sakit.
Artikel terkait: 5 Penyebab Janin Tidak Bergerak dalam Kandungan, Kapan Harus Waspada?
Apa yang Harus Dilakukan jika Janin Merasa Sakit?
Sumber: Pixabay
Untuk mengetahui apakah janin di dalam kandungan merasakan sakit, pemeriksaannya cukup rumit. Melibatkan pemeriksaan dengan USG 4 dimensi, serta menggunakan gelombang untuk memeriksa reaksi saraf dan respons-respons sensorik sang janin.
Hasil pemeriksaan dengan alat-alat tersebut yang akan menjawab apakah janin sedang merasa sakit atau trauma selama di dalam rahim. Pemeriksaan yang menyeluruh kemudian akan memberi kesimpulan tentang kondisi janin. Termasuk apa yang harus dilakukan sang ibu dan jenis perawatan lainnya.
Salah satu studi yang dimuat di dalam Advances in Neonatal Care mencantumkan bahwa ada kiat-kiat yang bisa dilakukan orang tua terutama ibu. Dokter menyarankan agar ibu hamil rutin melakukan kontak dengan cara menyentuh permukaan perut (kulit ke kulit) untuk merasakan pergerakan janin.
Sentuhan seperti ini dapat membantu menekan hormon stres, dan memproduksi lebih banyak endorfin dan oksitosin yang dapat menekan rasa sakit yang mungkin dialami oleh janin. Sentuhan seperti ini tidak hanya membangun koneksi secara emosional, tetapi bisa menjadi “obat alami” untuk meredakan rasa sakit janin.
Artikel terkait: Kapan Bumil bisa mendengar detak jantung janin? Ini jawabannya!
Adakah Implikasi Lanjutan jika Janin Kesakitan?
Sumber: iStockphoto
Jika janin merasakan sakit, kemungkinan akan ada implikasi lanjutan yang bisa saja terjadi. Semisal terjadi kelainan dalam kandungan atau kondisi janin itu sendiri. Jika hal ini terjadi, dan sudah didiagnosis dengan pasti oleh dokter yang bertanggung jawab, kemungkinan terbesar adalah bayi harus dilahirkan secara prematur.
Akan tetapi, pemeriksaan lanjutan disertai perawatan dan pengawasan ketat bisa mengatasi permasalahan ini tanpa harus melalui metode operasi. Itu sebabnya sangat disarankan bagi para orang tua, terutama ibu untuk terus rutin melakukan pemeriksaan kehamilan. Dengan demikian, kondisi janin bisa selalu dipantau dan bisa dilakukan pencegahan.
Selebihnya yang bisa dilakukan ibu adalah tetap fokus menerapkan pola hidup sehat. Selektif dalam memilih makanan, tetap aktif bergerak, dan beristirahat dengan cukup. Jika ibu hamil memiliki riwayat penyakit kronis atau riwayat penyakit menurun, tidak ada salahnya melakukan pemeriksaan yang lebih rutin untuk menjaga kondisi kandungan tetap aman.
Dalam sesi konsultasi dengan dokter, jangan ragu untuk berbicara lebih terbuka tentang kondisi yang Anda rasakan. Jika ada hal-hal yang ingin ditanyakan, sebaiknya dibicarakan langsung juga dengan dokter. Termasuk soal janin merasa sakit yang bisa saja terjadi pada sang buah hati.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
Catat! Ini Pentingnya Menghitung Tendangan Janin dan Cara Melakukannya
Gerakan Janin Berkurang Bisa Jadi Tanda Bahaya, Ketahui Penyebabnya!
Gerakan Janin yang Normal Selama Kehamilan dan Cara Memantaunya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.